<31>

60 1 0
                                    

Miclara Pov
Enta kenapa aku merasa sangat takut saat aamon pergi dari hadapanku. Dia tidak mengatakan alasan kenapa dia harus pergi, walaupun dia bilang bahwa dia hanya mengurus sesuatu yang tidak penting, tapi aku tetap merasa takut tampa sebap. Saat dia berbalik dan pergi tak melihatku lagi, saat itu juga hatiku mulai merasa takut.

Dia pergi secara mendadak saat ada yang mau menemuinya, ini pasti bukan hal yang sesederhana itu. Aku yakin kali ini aamon pasti mengurus sesuatu yang penting, dia mungkin tidak ingin aku khawatir jadi tidak mengatakan alasannya. Tapi seharusnya dia tidak menyembunyikannya dariku kan, dia sudah berjanji tidak akan merahasiakan sesuatu dariku.

Setelah aamon pergi aku langsung keluar dari kamarnya, aku berharap orang yang tadi menemui aamon masih ada dan mengatakan alasannya. Namun saat aku sampai di ruang tamu, disana aku tidak melihat siapapun selain pelayan-pelayan yang sedang bersi-bersi.

" apa kalian tau dimana orang yang tadi bertemu dengan aamon?" Tanyaku pada mereka

" dia sudah pergi dengan yang mulia aamon putri" ucapnya

" kemana mereka akan pergi?" Tanyaku lagi

" kami tidak tau mereka akan pergi ke mana, tapi sepertinya ini adalah hal yang serius" ucapnya

" apa matsudmu" ucapku

" orang yang mau bertemu dengan yang mulia aamon mengalami luka-luka yang cukup serius, mungkin dia kesini ingin meminta bantuan yang mulia" ucap pelayan itu

' jadi ini memang masalah yang serius, kenapa kau menyembunyikannya dariku aamon' batinku sambil memegang kepala

" putri apa anda baik-baik saja?!" Tanya mereka padaku

" aku tidak papa" setelah itu aku pergi dan kembali ke kamar aamon.
Pov End

Aamon memang sedang melakukan hal yang cukup berbahaya, jika kehebatannya cukup untuk menyelesaikan masalah ini, mungkin dia hanya butuh beberapa waktu. Tapi tidak tau siapa yang akan nanti dia lawan, jika adiknya saja tidak bisa mengalakannya, pasti lawan yang akan aamon hadapi bukan lawan biasa.

Dia dengan rekan gusion masih terus berjalan menuju kota yang ditujuh, karna ini termasuk rahasia jadi mereka berdua menggunakan jubah untuk ke sana. Mereka harus menyembunyikan identitas agar musuh-musuh tidak menyadarinya, aamon bisa saja sampai lebih cepat dengan kekuatannya. Hanya saja rekan gusion yang mengetahui tepatnya sedang dalam kondisi yang tidak baik jika harus berlari.

Hari sudah sangat siang matahari seperti ada di atas kepala mereka, cuaca kali ini begitu panas tidak baik jika mereka terus lanjut tampa berteduh dulu. Disana ada satu pohon yang bisa menjadi tempat berteduh mereka berdua, sambil mengumpulkan tenaga untuk lanjut, mereka kembali mendiskusikan cara untuk mengalakan orang yang nanti akan mereka lawan.

" apa yang membuat kalian kewalahan saat mengalakan mereka?" Tanya aamon

" mereka menggunakan asap beracun untuk mengalakan kita, asap itu mengandung racun yang bisa membuat orang yang menghisapnya kehilangan tenaga. Jadi saat kami semua tak sengaja menghisap asap itu kami satu-persatu tidak memiliki tenaga untuk menyerang balik. Alhasi kami semua kalah dalam beberapa saat, tapi gusion dia tetap menyerang hingga dia di bawa pergi" ucapnya

" karna itu gusion kalah dari orang-orang itu" ucap aamon

" yang mulia aamon, saat kau mencoba mengalakan mereka kau harus ingat dengan asap beracun itu, jangan sampai anda menghirupnya seperti yang kami lakukan" ucapnya

" aku tau" aamon kembali menyandarkan dirinya ke pohon di belakannya.

Setelah mereka selesai memulikan tenaga, mereka lalu melanjutkan perjalanan untuk menyelamatkan gusion. Jarak kota yang mereka tujuh masih sangatla jauh, mungkin mereka akan sampai di malam hari. Tapi tidak tau apa nanti jika mereka sudah sampai orang-orang itu akan menyambutnya atau mereka tidak mengetahui kedatangnya.

One's first lover||Aamon paxley [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang