05. Melepas Gairah

1.2K 45 0
                                    

cw // nsfw

•••

Clara tidak tahu mengapa ia bisa menuruti apa yang menjadi saran Meira. Sebenarnya ia tahu wanita itu hanya bergurau saja kemarin, mana mungkin Meira serius untuk menyuruhnya bercinta agat melepaskan kesedihannya. Clara pun tahu, ia bukan lah seorang wanita yang begitu putus asanya hingga ingin menuntaskan rasa sedihnya dengan bermain dengan pria lain.

Clara mana sudi. Toh, pria yang ia inginkan hanya lah Aldrian, tidak ada yang lain. Jadi, bisa dikatakan jika Clara tidak akan melakukan itu, bukan?

Yah mungkin saja, asal pengaruh alkohol yang diminumnya tidak membuatnya berubah pikiran, hal itu mungkin tidak akan terjadi.

Tetapi, yang menjadi masalah adalah bagaimana posisi Clara saat ini yang sudah duduk di meja bar dengan satu botol wine yang telah ia tandaskan setengah. Jangan ditanya apakah ia tahan untuk berpikir jernih sekarang, karena Clara mulai menunjukan gelagat aneh khas orang lupa diri. Bahkan ia tidak tahu apakah sudah menggodai beberapa pria selama di sini. Sial, beruntung Clara tidak dibawa pergi oleh om-om nakal karena posisinya memang sangat diuntungkan untuk dimanfaatkan.

Semoga hal itu tidak terjadi, dan Clara bisa menuntaskan pelampiasan rasa sakit hatinya dengan tenang di meja ini.

"Hei."

Satu panggilan keras yang mana membuat Clara mengangkat kepalanya yang sejak tadi hanya ia letakan di atas meja. Arah mata Clara jelas tertuju pada sang pemanggil yang ternyata adalah pria. Clara tidak tahu itu siapa namun nampak tidak asing baginya.

"Siapa?" tanya wanita itu dengan pandangan buram.

"Kau sudah melupakan wajahku?" tanya pria itu dengan nada tidak menyangka.

Memangnya siapa? Apakah Clara pernah mengenal dan bertemu dengannya?

Lalu, yang menjadi respon Clara selanjutnya ialah berdiri untuk meneliti jelas wajah pria di depannya itu. Efek mabuk adalah alasan mengapa Clara bisa seberani ini untuk menempel pada pria asing.

"Oh, kau yang tadi," ujar Clara selanjutnya dengan ingatan kecilnya yang berfungsi sedikit untuk mengenal rupa pria itu. Lalu, wanita itu kembali duduk di tempatnya dengan ekspresi wajah yang masih terlihat tidak stabil.

Sedangkan pria itu hanya memandang sejenak Clara dengan kedua alis tertaut sebelum berkata, "kau tidak sedang berniat untuk menggoda pria lain, 'kan?" tandas pria itu.

"Hm. Tidak tahu." Clara menjawab dengan gumanan pendek. "Aku hanya ingin melepas rasa sedihku di sini, karena pria yang aku cintai telah memiliki kekasih."

"Oh ya?"

"Hm." Clara mengangguk dengan raut wajah sedih seakan membayangkan wajah Aldrian yang sedang berbahagia dengan wanita lain. "Sangat sedih mengingatnya dan rasanya aku menjadi wanita paling buruk sedunia!"

"Lalu, dengan cara mengajak bercinta lah menjadi rasa pelampiasan rasa sakitmu itu?"

Mendadak membuat Clara menoleh lagi pada pria itu. Memperhatikan sebentar pria yang mengajaknya mengobrol dengan kedua mata menyipit seakan tengah meneliti sesuatu.

"Bercinta? Sejak kapan aku mengajak bercinta?" tanya Clara heran.

"Well, you just said it a few minutes ago to me," jawab pria itu yang mana langsung membuat Clara bingung sendiri.

Memang benar ia mengatakan itu? Apakah Clara tidak sedang mabuk atau memang karena mabuk ia nekat melakukan hal seperti itu?

"Tentu tidak!" Clara mengelak diakhir dengan tawa garing, mungkin kesadarannya mulai membaik saat ini karena terbukti ia bisa mengelak apa yang menjadi ulahnya barusan. "Mana mungkin aku mengajak pria yang tidak kukenal untuk bercinta, itu sangat tidak mungkin, hahaha!"

Not A Bitch Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang