Chapter 3

4.7K 138 17
                                    

Rama menggeliat untuk merenggangkan tubuhnya di dalam selimut, matanya masih terpejam, setengah kesadarannya masih ketinggalan dalam mimpi indahnya semalam.

Samar-samar ia mendengar Mamanya yang sepertinya sedang berbincang dengan seseorang, lawan bicaranya bersuara berat dan jantan.

Seperti suara Bang Dewo, pikir Rama.

Tiba-tiba pintu kamar dibuka, Mama Rama masuk ke dalam, lalu menarik selimut Rama.

"Hei!" seru Rama protes.

""Kamu dijemput Dewo tuh! Cepet! Siap dalam 5 menit ya!" kata Mama Rama, kemudian ia keluar dan menutup pintu.

Hah!? Beneran?! pikir Rama.

Rama cinta mati sama Mamanya, tapi emang kadang Mamanya suka nge-prank.

Dengan mata yang masih lengket, otak masih berkabut, Rama berjalan dengan langkah terseret keluar kamar, ia langsung bisa mencium aroma nikmat dari dapur.

Tumben Mama masak pikir Rama, sebab biasanya Ramalah yang selalu memasak untuk mereka berdua.

Sampai dapur, Rama harus mengucek matanya untuk memastikan apakah benar sosok kekar yang sedang duduk di meja makan berbincang dengan Mamanya itu benar-benar Dewo.

Baner!!! pikir Rama, jantungnya kembali berdebar-debar.

Rama langsung menyelinap ke kamar sebelum terlihat oleh mereka berdua, secepat kilat ia bersiap, lalu kembali ke dapur dalam keadaan rapi dan siap ke sekolah.

"Pagi semua!" kata Rama.

"Pagi," sapa Dewo, seraya memamerkan senyumnya yang secemerlang matahari pagi.

"Bang Dewo?" kata Rama.

"Sori ya, Abang dateng tiba-tiba gini, Aku coba Whatsapp kamu kemarin malam, tapi kamu nggak bales" kata Dewo.

Rama mengecek HPnya.

"Oh iya Bang, sori ya..."

"Nggak apa-apa, udah kemaleman juga, pasti kamu udah tidur," kata Dewo, "Abang pikir kalo kamu ada waktu mungkin kita bisa dateng lebih pagi ke sekolah buat lanjutin belajar kita."

"Ya ampun, ya pastilah Rama akan bantuin kamu belajar, kamu nggak usah sungkan, kamu boleh dateng kapan aja kesini." Kata Mama Rama menyambar, "Ya kan Ram?

Belum sempat Rama mengiyakan Mama Rama sudah melanjutkan celotehannya "Tante tuh seneng banget kamu kemari, apalagi tangan kamu terampil banget, dapat diandalkan, mungkin kalo rumah ini udah ambruk kali kalo nggak ada kamu."

"Cuma masalah sepele Tante, aku seneng bisa membantu," kata Dewo

Mama Rama menhidangkan potongan daging sapi yang masing mengepul dari wajannya langsung ke piring Dewo, "Ini makan yang banyak, kamu kan butuh protein, biar otot kamu makin gede." katanya lalu bergabung dengan Dewo di meja makan.

Aroma yang begitu nikmat menyerbu indra Dewo, membuat mulutnya penuh dengan liur.

"Wow, makasih Tante, kok semuanya buat aku? Kalian gimana?"

"Kami berdua nggak makan pagi, cuma ngopi aja" kata Mama Rama, "Eh Rama ayo sini, kok bengong aja, duduk bareng kita, ini kopi kamu."

Mama Rama meletakan secangkir kopi di meja.

"Tapi kan bangkunya cuma dua Ma," kata Rama.

"Duduk dipangku Dewo aja?" kata Mama Rama.

"Mama!!!" seru Rama, tapi diam-diam berterima-kasih sama Mamanya.

Janji Takkan Kemana-mana, Ya?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang