Dua | Mak Comblang

17 7 9
                                    

02. MAK COMBLANG

"Jodoh di atur netizen!"
—————————————

Tak terasa waktu begitu cepat. Sinar matahari sudah terpancar begitu terik, menandakan jam makan siang telah tiba.

"Ayo Git kita makan," ajak mbak Yuni.

Gita menghela napas pelan, "mbak duluan aja deh, nanti aku nyusul."

"Di lanjut nanti aja Git. Makan dulu, ayo!"

Gita mengangguk, "iya deh mbak."

Setelah merapihkan meja kerjanya Gita langsung menghampiri mbak Yuni yang sedang menunggu lift.

"Mau makan di kantin kantor apa di luar Git?" tanya mbak Yuni sembari masuk ke dalam lift.

"Kantor aja mbak, biar cepet baliknya. Kerjaan aku masih banyak soalnya," sahut Gita dengan nada lemah.

"Dilanjut besok aja kalo capek." Mbak Yuni mentap Gita tajam, "kamu jangan minta pindah ke divisi yang lain ya!"

Gita tertawa mengingat Selma sahabatnya yang pindah ke divisi pemasaran, dengan alasan lelah bergelut dengan angka ditambah lagi pusing memikirkan pacaranya yang jauh a.k.a ldr. Ia takut pekerjaanya akan berantakan karena tidak bisa fokus.

Ting

"Untuk saat ini sih enggak, mbak. Tapi enggak tau bulan depan," sahut Gita sembari melangkah keluar lift.

"Jangan dong! nanti divisi keuangan lenyap kalo kalian pada pindah," jelas mbak Yuni.

"Terlalu lebay mbak Yuni nih," gurau Gita.

"Yuni!"

Mbak Yuni menatap seseorang yang melambaikan tanggan padanya. "Kesitu aja gak papa?"tanya mbak Yuni. Gita mengangguk setuju, dia juga tidak terlalu akrab dengan orang-orang kantor selain mbak Yuni, Selma, Tia, mas Wahyu, dan pak Hadi.

"Kemana aja? kok aku baru liat?" tanya mbak Yuni pada orang yang memanggilnya tadi.

"Abis ada tugas ke luar kota," sahut orang itu tapi matanya melirik ke arah Gita.

"Oiya Git, kenalin ini Adam manager paling sibuk," jelas mbak Yuni.

"Adam," ucap mas Sadam memperkenalkan diri dengan ramah. "Gak usah dengerin Yuni ya!"

Gita terkekeh," Gita, mas."

"Duduk sini aja gak papa kan?" tanya mbak Yuni. Gita mengangguk pelan.

"Kalian mau pesan apa?" tanya mas Adam, "biar sekalian pesen."

"Soto lamongan sama teh jeruk," sahut mbak Yuni.

"Aku samain aja," timpa Gita.

"Oke, sebentar ya!" ucap Sadam lalu bangkit untuk memesan makan siang.

*🧸*

"Gimana Git?"

Gita menaikan alisnya, "gimana apanya mbak?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Virtual & RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang