First Impression 0.1

2 0 0
                                    

Burung berkicau menyambut tibanya sang cahaya alam semesta, suasana pagi yang cerah seperti suasana hati seorang gadis yang saat ini sedang bersenandung ria di kamarnya, seraya bercermin menyisir mahkota hitam legamnya dan memasangkan jepit bunga matahari kecil di sisi kepalanya.

Hari ini, adalah hari pertama dia bersekolah setelah libur panjang. Tepat Hari Senin ini, Sherren akan menginjak jenjang yang lebih tinggi yakni bangku SMP. Dia sangat bersemangat untuk melihat sekolah barunya itu, dia berharap dalam hatinya semoga dia bisa bertemu dengan ‘real friends’ yang benar-benar ingin berteman dengannya.

Setelah merasa cukup dengan acara bercerminnya, lantas ia mengambil ranselnya serta tak lupa membawa sketchbook kesayangannya. Kemudian Sherren turun ke bawah untuk sarapan bersama keluarga tercintanya.

“Selamat morning....semuanyaaa. pagi bunda, ayah..”

“Morning sayang, sini makan dulu. Bekalnya udah Bunda siapin di pantry”  Ucap Bunda membalas Sherren dengan senyum manisnya.

“Heh bocil, kok gue kaga disapa sii”

“Ooohh ternyata ada Abang,  ga keliatan bang tadi” Balas Sherren dengan muka tanpa bebannya serta cengiran andalannya.

“Enak aja si bocil, badan segede gaban gini kaga keliatan ” Balas Zemi sambil menjitak kepala Sherren.

Dan yaa yang menjitak kepala Sherren itu adalah Zemi. Zemi Az-Zafran Dirgantara , satu-satunya saudara kandung yang Sherren punya. Seperti Tom and Jerry, mereka akan bertempur masalah sepele ketika mereka bertemu. Namun ketika mereka dipisahkan, mereka akan merindukan satu sama lain, aneh memang tapi begitulah mereka.

“EH EHH ADOOHH, AYAHHH SI ABANG NIH. Gue laporin nih bang” Adu Sherren pada Ayah yang sedang berjalan ke arah mereka.

“Udah Zemi, kamu ini...udah gede masih usilin adeknya mulu. Kek ga lengkap gitu sehari ga ganggu adeknya” , lerai sang kepala keluarga yang sedari tadi melihat drama pagi mereka.

“Zemi, Sherren udah ayo makan dulu nanti telat. Jangan lupa rotinya dimakan sama susunya diminum. Jangan lupa bekalnya juga di pantry nanti diambil” Ucap Bunda yang baru saja selesai menyiram bunga di kebun belakang.

“Iyaaa Ndoro Bunda....” Jawab Zemi dan Sherren kompak.

Sarapan kali ini berjalan dengan tenang tanpa adanya perang Tom and Jerry, setelah sarapan selesai mereka berdua bergegas pergi ke garasi setelah berpamitan pada Bunda, kemana Ayah? Ayah sudah ada di mobil menunggu Zemi dan Sherren untuk diantarkan ke sekolah. Sebab sekolah, dan kantor Ayah searah.  Mobil sedan hitam segera melalu meninggalkan pekarangan.

Setelah sampai di gerbang sekolah, Sherren segera berpamitan kepada Ayah dan Abangnya. Mereka memang bersekolah di sekolah yang berbeda, Karena Jika disatukan mereka akan berperang ketika bertemu. Zemi kelas 9 dan Sherren baru memasuki kelas 7 tahun ini, yang berarti mereka terpaut dua tahun.

“Sekolah yang pinter, kaga usah aneh-aneh Lu bocil.”

“Iye bang iye~ Lu udah bilang kek gitu berkali-kali lhoh” Balas Sherren seraya menatap kakaknya yang hanya nyengir tidak jelas.

“Yang bener sekolahnya anak ayah, nanti kalau udah jam pulang ayah jemput.” Ujar Ayah sambil mengusak pelan kepala Sherren.
“Udah sana masuk, bekalnya jangan lupa.” Lanjut Ayah

“Siapp, assalamualaikum Ayah Abang. Papayyy.” Balas Sherren tak lupa menyalami tangan Ayah dan Abangnya.

(◍•ᴗ•◍)✧*。

Mobil sang Ayah telah kembali melaju membelah jalanan meninggalkan Sherren di sekolah barunya.

H

uft....
Helaan nafas terdengar diiringi kalimat penyemangat seorang Sherren.

“Hhh, yaa. Semoga ini menjadi awal baru yang baik untukku.”
Ucap Sherren di dalam hati seraya mengepalkan tangan tanda semangat.

Dilanjutnya jalan yang sempat tertunda menuju kelasnya. 7-2 adalah kelas yang akan Sherren huni satu tahun kedepan.

POV Sherren

Ini kali pertamaku bersekolah di Kota ini, sebab dulu Aku tinggal bersama Bibi di Kota J. Dan SMP ini, Aku memutuskan untuk tinggal kembali bersama kedua orangtuaku dan Abang tercinta ku. Aku berharap tidak ada hal itu lagi di sini. Semoga saja.

POV Sherren end

Krieett....

Suara pintu terbuka mengalihkan sementara pandangan semua orang di dalam kelas. Sherren berjalan menuju meja kosong yang ada di depan papan tulis. Mendudukkan diri kemudian meletakkan tasnya di bawah kursi.

Belum ada guru yang mengajar karena memang belum jam masuk KBM, masih ada beberapa kursi yang kosong. Sherren mengamati keadaan sekitarnya, dia tidak memiliki teman dari sekolah asalnya. Dia ingin mencari teman namun setelah dilihat, teman sekelasnya sudah memiliki circle  pertemanannya sendiri. Sherren berdiri dan menghampiri salah satu circle  yang terlihat aman, dan memperkenalkan dirinya.

“Eumm hai, Aku Sherren. Salam kenal.”

“Hai Sherren, salam kenal.” Jawab mereka.

Awalnya percakapan itu baik-baik saja, namun lama-kelamaan mereka mulai menghiraukan keberadaan Sherren di sana. Seakan tak terlihat dan tak dianggap, Sherren memutuskan untuk kembali ke tempat duduknya, tak lupa dia pamit tetapi tidak ada yang menjawabnya.

“Aku balik dulu ya,” pamit Sherren namun tak kunjung mendapat balasan.

Dia pun memutuskan untuk duduk di tempatnya kembali. Tak lama setelah Sherren duduk di tempatnya, seorang guru masuk ke kelas Sherren yang ternyata adalah wali kelas mereka.

“Assalamualaikum Warrahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi anak-anak. Perkenalkan, saya Agni Sastika bisa dipanggil Bu Agni. Saya guru Biologi dan merangkap sebagai wali kelas kalian. Dan bla bla bla bla......”

Acara perkenalan dilanjut hingga jam istirahat tiba.

(◍•ᴗ•◍)✧*。

Assalamualaikum, haiii.
Rada gaje yaa?? Memang siii
Yaa teman gabut lah

Makasih lhoh yang uda baca:' terharu Aku

Papayyy ( ◜‿◝ )♡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sketsa Alam Semesta season 1 - Sherren StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang