Bayangan puing – puing reruntuhan rumah yang hangus terbakar itu terputar jelas di depan matanya. Di mana ia berteriak memanggil nama seseorang yang di carinya, yang ia berharap seseorang itu bukanlah bagian dari puing – puing yang hangus terbakar. Ia ingat dengan sangat bagaimana ia menangis dengan penuh penyesalan setelah semua itu.
“ EUHH! “ kedua matanya terbuka dengan terbelalak. Pria yang baru saja terbangun di pagi buta itu tampak berkeringat deras, tatapan matanya kosong seolah masih mencerna mimpi yang di alaminya tadi. Tak lama ia bangkit terduduk dan mengusap wajahnya lelah. Tak terhitung berapa kali ia mengalami mimpi itu. Mimpi yang sebenarnya adalah masa lalu yang pahit dan mengerikan. Di mana ia kehilangan sosok yang kini ia pandangi dari sebingkai foto yang terpajang di kamarnya. Seketika ia berusaha menahan tangis merasakan perih di hatinya. Sosok seorang gadis yang mengenakan seragam yang sama dengannya tampak menutupi wajahnya seolah tak rela menjadi objek foto tersebut.
__Melupakan tentang mimpinya semalam, kini pria itu tengah memacu kendaraan roda duanya di jalan raya kota Seoul. Ia tampak luwes menyalip setiap kendaraan di hadapannya bahkan di beberapa kondisi jalan yang macet. Laju motornya mulai memelan saat sampai di depan kantor kepolisian. Ia segera memarkirkan motornya di halaman parkir di sana. Membuka helmnya dan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.
Oh Sehun seorang petugas polisi di kepolisian Seoul divisi kejahatan dan kekerasan. Seorang polisi berkepribadian dingin namun sialnya berwajah tampan. Hal itu membuatnya populer di kalangan polisi wanita yang berada di sana. Terbukti banyak wanita yang menyapanya saat memasuki kantornya.
“ Selamat pagi Oh sehun… “
“ Hmm… “ sahutan seadanya darinya membuat semua wanita yang berusaha mengambil hatinya menggerutu. Dia benar – benar sebuah tembok.
Tak mempedulikan itu, ia memasuki ruangannya. Terlihat berkas beberapa kasus sudah berada di meja kerjanya. Di samping mejanya, seorang pria tampak tertidur menelungkup menyembunyikan wajahnya di lipatan tangan.
“ Jongin! “ Sehun menyenggol tubuh pria itu yang langsung terbangun menatapnya.
“ Tidur dirumahmu! “ ujarnya acuh dan mulai mengerjakan tugasnya. Pria bernama Jongin itu menguap dan menggeliat merilekskan tubuhnya.
“ Sial, gara – gara bajing*n itu aku sampai terjaga semalaman… “ keluhnya. Semalam ia menginterogasi seseorang yang di duga tersangka pengeksekusi para pegawai pabrik yang menentang kebijakan sebuah perusahaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Burning Soul
FanfictionMasa lalu menjadi mimpi buruk, mimpi buruk menjadi ketakutan, dan ketakutan menjadi penyesalan.