Prolog

62 7 2
                                    

Warning! Ooc & alternative Universe
(Cerita ini hanya fiksi belaka, tidak bermaksud untuk mengubah sejarah Indonesia dan menyinggung pihak manapun!)
.
.
.
.
.
.

2022-Indonesia.

Seorang pemuda karir sedang menatap ponselnya dengan suntuk, hari ini kafenya sepi pembeli dan ia merasa bosan. Dengan berat hati, ia menutup kafenya dan bergegas pergi. Dalam perjalanan, ia terus disibukkan dengan ponselnya dan tidak melihat sekitar, melalui zebra cross ia menyebrang jalan tanpa mengetahui adanya kendaraan yang melintas ataupun lampu merah.

CCCKCTT!!! BRAK!..

Suara decitan ban mobil beradu dengan aspal pun terdengar, orang-orang datang bergerombol melihat situasi yang sebenarnya terjadi. Darah berceceran dimana-mana, beberapa orang berteriak panik dan yang lainnya segera menghubungi ambulans.

Pemuda itu, ya.. dia menjadi korban kecelakaan lalulintas. Kondisinya cukup kritis saat dibawa ke ambulans, ambulans melaju dengan kecepatan tinggi. Ini masalah serius, jika tidak ditangani dengan cepat maka pemuda itu akan mati. Kecelakaan itu membuat lalulintas sedikit macet, beberapa orang meringkuk ketakutan karena melihat kejadian mengerikan didepan matanya dan sisanya ditanyai tentang kejadian itu.

Sesampainya di rumah sakit, pemuda itu bergegas dibawah keruang ICU untuk dioperasi, mengenai kebocoran pada otak dan patah sendi. Namun, tanpa mereka sadari.. Tuhan merencanakan sesuatu untuk pemuda itu.

.
.
.
.
.


"Ugh.. gua, gua ada dimana?" Senyap. Itulah yang dirasakan oleh seorang pemuda bernama lengkap, Arjuna Najendra. Pemuda karir dengan gaji yang sedikit dan hidup pas-pasan. Ia berdiam sejenak, mengedipkan kedua matanya untuk melihat ada apa didepannya ini, ruangan yang tidak ia kenali. Ia menatap sekeliling dengan seksama, sembari memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri.

"H-halo. Ada orang ga disini?" Tanyanya lagi. Ia mencoba bangkit, dan mengaduh.

"Shh.." ia merasa tubuhnya remuk redam, nafasnya tersengal menahan sakit dari tubuhnya. Tak selang lama, pintu yang berasal dari kayu bambu tersebut terbuka menampilkan sosok wanita paruh baya yang menatap penuh kasih kearahnya.

"S-siapa?!" Tanyanya waspada terhadap wanita paruh baya tersebut. Wanita tersebut semakin mendekati Arjuna, Arjuna merasa ketakutan setengah mati karena ia tak mengenal wajah wanita itu.

"Jen, kenapa nak?" Tanya wanita itu lembut, Arjuna menyadari sesuatu. Jen? Siapa itu? Arjuna memberanikan diri menatap wanita itu.

"Ibu siapa?!" Tanya Arjuna dengan nada gemetar. Wanita itu menggapai tangan Arjuna dan mengusapnya lembut.

"Jejen sudah sembuh ya?" Arjuna menggeram, pertanyaan yang ia lontarkan tidak dijawab dengan betul oleh wanita ini.

"Anda siapa?!" Teriak Arjuna keras, wajahnya pias karena ketakutan yang mendalam. Wanita yang mengusap tangannya itu menyentuh wajah Arjuna, membersihkan peluh yang membasahi wajahnya.

"Jen, kamu lagi sakit. Istirahat ya nak, ibu buatkan bubur untuk kamu." Ucap wanita tersebut. Kemudian ia memeluk tubuh Arjuna yang bergetar hebat, dan mengecup keningnya dengan sayang. Berselang beberapa menit saja, kemudian ia bangun dari duduknya dan melenggang pergi.

Arjuna membeku, seluruh tubuhnya mati rasa. Ia menetralkan detak jantungnya yang terasa ingin copot dari tempat asalnya. Sekali lagi, Arjuna menatap sekelilingnya. Bola matanya melebar tak percaya, dengan terpaksa ia bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju pintu untuk melihat keadaan diluar.

Tubuhnya membeku dan sedikit limbung, wajahnya menatap horor pemandangan didepannya yang berbeda dari biasanya. Di sini tidak ada gedung, kendaraan, ataupun sebagainya. Hanya ada petani, sawah, kebun buah, dan gunung-gunung yang menjulang tinggi. Arjuna mengucek kedua matanya tak percaya, dia ada dimana?! Itulah yang menjadi pertanyaan yang selalu terbesit dibenaknya.

"Lho, Jen? kowe wis mari? piye kabare?"(kamu sudah sembuh? Gimana keadaanmu?) Tanya seorang ibu-ibu yang  kebetulan lewat didepan rumah itu. Arjuna yang tidak paham pun menatap ibu-ibu tersebut kebingungan. Arjuna bertanya dengan nada gemetar.

"S-saya dimana? Ini dimana?" Tanya Arjuna berulang-ulang, ibu-ibu itu menatap heran Arjuna yang sepertinya cukup berbeda.

"Jen, kowe nyapo?" Tanya ibu-ibu itu lagi

"Jejen ora kenapa-kenapa, Bu." Celetuk seorang gadis dari arah hulu, ia menatap Arjuna yang tengah kebingungan dengan wajah pias. Ibu-ibu itu mengangguk dan berpamitan kepada Arjuna dan gadis asing yang membantunya.

"Monggo." Gadis asing itu menatap ke arah Arjuna, ia menarik tangan Arjuna dan menyeretnya masuk kedalam rumah. Arjuna menatap heran kearah gadis asing itu.

"Lu siapa?!" Tanya Arjuna dengan nada tidak sopan. Gadis itu mendelik garang.

"Kamu tidak sopan sama aku, kamu habis sakit kaya orang lupa ingatan saja." Bahasa formal yang dikeluarkan dari bibir gadis itu membuat Arjuna semakin bingung.

"S-saya dimana?" Tanya Arjuna mencoba ramah terhadap gadis itu. Gadis itu memutar bola matanya malas, dan menjewer telinga Arjuna.

"Aw! Apa-apaan ini, maksud lu ngejewer telinga gua?!" Tanya Arjuna marah, gadis itu menghela nafasnya sejenak.

"Kita ini ada ditanah Jawa. Kita habis dijajah Eropa, ngerti opo ora?" Kata gadis itu. Mata Arjuna melotot horor.

"I-ini t-tahun berapa?" Tanya Arjuna untuk memastikan bahwa tebakannya ini salah.

"1887." Dengan polosnya gadis itu menjawab pertanyaan Arjuna, detak jantung Arjuna berhenti seketika. Ia tersesat di masa lalu nan kelam Indonesia.

"Ini gawat, berarti kita sedang dijajah Belanda?!." Ucap Arjuna membuat gadis itu terdiam. Arjuna menatap gadis itu dengan ketakutan yang samar.

"Iya, tapi kita sudah gencatan senjata."

"Gua pastiin itu ga bener, gua Arjuna! Bukan Jejen! Gua dari tahun 2022!" Sarkasnya. Gadis itu tertawa terbahak-bahak, tentunya Arjuna tau, dia tidak bisa dipercaya karena tidak ada bukti kalau ia berasal dari masa depan.

"Djen Maoelana Adipoetra!"

.
.
.
.
.

Jejen alias Arjuna terjebak diantara rakyat pribumi yang akan kembali dijajah oleh bangsa Belanda. Ia memikirkan sesuatu untuk menyiapkan mental seluruh rakyat pribumi agar bisa berperang dan memukul mundur Belanda. Ia tau, sepertinya negara ini masih dalam pimpinan para raja dan sultan, Arjuna menyiapkan beberapa taktik untuk ia laksana. Dengan bantuan Anesa, atau Ecca ia akan segera menyelamatkan negaranya.

"Bismillahirrahmanirrahim, semoga sukses buat gua kedepannya." Dan perjalanan pun dimulai.












Batavia-1886
.
.
.

Haii, semuanya!! Saya balik lagi dengan membawa book baru dengan judul pahlawan 1 malam. Ini terinspirasi dari tema penjajahan Belanda, sampai dengan Jepang yang ada di Indonesia. Untuk tahun ataupun tanggal, saya tidak menentukan pasti untuk alurnya. Jadi untuk membuat alur, saya harus membaca beberapa bab tentang datangnya Eropa dari tahun 15 sampai dengan Indonesia bebas dari penjajah. Dan disini saya juga akan membahas tentang G30S PKI, dan saya akan ubah sedikit alurnya. Tidak untuk semua, hanya ada tambahan karakter yang dibuat gagal melindungi para rakyat pribumi. Dan sisanya sesuai alur sejarah, selalu ingat.. sejarah ditulis oleh pemenang dan Jawa adalah koenji! Sekian dari saya;⁠)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pahlawan 1 MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang