Bab III Bu Guru Dita

7 0 0
                                    

Di tempat kerja

"Dika, nanti tolong dampingi tamu kita ya dari SMA Bina Sentosa yang akan melakukan kunjungan untuk melihat pengolahan limbah di Pabrik kita" pinta atasan Dika sambil membuka pintu mobil dan bergegas pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dika, nanti tolong dampingi tamu kita ya dari SMA Bina Sentosa yang akan melakukan kunjungan untuk melihat pengolahan limbah di Pabrik kita" pinta atasan Dika sambil membuka pintu mobil dan bergegas pergi.

Begitulah Pak Nico, beliau sangat sibuk hingga tanggung jawab besar resmi ditanggung Dika sepenuhnya.

" Baik saya akan dampingi mereka pak"
"Oh iya Dik, nanti mereka di dampingi oleh gurunya Bu Dita namanya. Ini surat pengantar mereka"

"Baik Pak terimaksih banyak"

kenapa harus Dita, Dika semakin penasaran dengan tamunya itu. Apa mungkin ini Dita yang Ibu maksud atau hanya kebetulan saja kan nama Dita juga banyak bukan hanya satu orang.

"Permisi pak, izin bertanya kami dari SMA Bina Sentosa yang akan melakukan kunjungan ke pabrik ini"

"Oh iya Ibu, sudah ditunggu Pak Dika di ruang meeting" jawab satpam sambil mengantarkan rombongan ke ruang meeting

"Oh iya Ibu, sudah ditunggu Pak Dika di ruang meeting" jawab satpam sambil mengantarkan rombongan ke ruang meeting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dita tidak menyangka bahwa Dika yang ia temui hari ini adalah Dika yang menolongnya waktu lalu. Mata mereka saling bertemu untuk kedua kalinya. Tapi ada yang mengganjal, Dika sepertinya tidak mengenali Dita. Jelas saja waktu kecelakaan itu Dita menggunakan helm dan masker yang menutup sebagian wajahnya.

"Ahhhh sial, ini benar Dita yang aku tolong waktu lalu. Kenapa harus bertemu disini, dan ini jantung kenapa ga bisa aku kendaliin" gumam Dika dalam hati

"salam kenal Pak Dika, saya Anandita Pertiwi guru pendamping anak-anak" sambil mengulurkan tangan ke arah Dika

"Iya salam kenal Bu Dita, saya Andika Utama dan salam kenal juga buat adik-adik semua. Terimakasih sudah mau berkunjung dan belajar disini. Semoga kalian senang dan mendapatkan banyak ilmu terbaru tentang dunia pengolahan air limbah" Sapa Dika kepada semua anak-anak yang hadir.

Dika terlihat hangat sekali, tapi entah mengapa dengan Dita dia sangat berbeda. Sesekali Dika mencuri pandang ke arah Dita yang sedang memahami penjelasannya mengenai pengolahan air limbah.

 Sesekali Dika mencuri pandang ke arah Dita yang sedang memahami penjelasannya mengenai pengolahan air limbah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ok, adik-adik di pengolahan limbah ini ada beberapa proses yang dibedakan dengan masing-masing kolam. Kalian bisa lihat perbedaan di masing-masing kolam. Untuk kolam pertama suhunya masih sangat tinggi. Nah disinilah proses pendinginan itu terjadi"

Setelah panjang lebar Dika menjelaskan proses pengolahan limbah, tibalah mereka di titik akhir pertemuan.

"Pak Dika, mohon ijin kami untuk melakukan dokumentasi bersama Bapak. Apakah diizinkan ?" Pinta seorang siswa kepada Dika

"Oh boleh sekali, ayo kita poto bersama"

"Terimakasih pak, Bu Dita kemari berdiri di sebelah Pak Dika"

"Ibu disini saja ya dekat kalian"

"Ahhh ga Bu, pokoknya Ibu harus di samping Pak Dika"

"Mohon maaf yah Pak Dika, anak-anak suka jail"

"Iya ga apa Bu Dita"

Dika terlihat dingin kepada Dita, padahal dalam hati bukan main lagi bahagianya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dika terlihat dingin kepada Dita, padahal dalam hati bukan main lagi bahagianya. Rasanya Dika ingin cepat pulang dan menceritakan semua kepada Ibunya.

"Dek, boleh tolong potokan juga pakai Handphone Bapak ya" perintah Dika kepada salah seorang siswa Dita.

Bukan tanpa sebab, Dika ingin memastikan bahwa benar atau tidak Dita yang ibu maksud itu sama seperti Dita yang ada di poto ini

Jam sudah menunjukkan pukul 18.00, dan Dika sudah siap-siap bergegas untuk pulang.

" Bu, ibu. Dika bawain calon mantu nih"

"Hah apa mantu, yang bener kamu mas" sahut ibu dari dalam kamar

"iya kemarilah bu, kasihan Dia udah nungguin Ibu"

Ibu Dika bergegas keluar kamar

"Lah mana mas?" tanya Ibu Dika dengan raut wajah penuh harap

"Sudah pulang Bu, katanya mau ke rumah Bu Santi"

"Mau ngapain mas, kenapa ga disuruh nunggu Ibu dulu"

"Mau numpang pipis Bu"

"Kenapa ga kamu suruh disini aja"
"Ahh biarin lah Bu, nanti juga kalo jodoh ga akan kemana"

"Ini kamu pasti ngibulin Ibu kan ?"
Dika hanya bisa tersenyum lebar sambil memeluk Ibunya.

"Bu, coba sini deh"

"Apa lagi ini mas, jangan coba-coba jailin Ibu lagi ya"

"Ga deh, yang ini seirus Bu, Ibu tau ini siapa?" Dika menunjukkan ponsel nya ke arah Ibunya

"Lah ini kan mbak Dita Mas"

"Seirus Ibu ?, coba liat lagi"

"Iya ini bener mbak Dita"

"Ohhhh"

"Lah kok malah ohhhh"

"Lah jadi Dika harus ngomong apa Ibu ku sayang"

"Ehhh ini gimana ceritanya kok bisa ketemu sama Mbak Dita"

"Ga tau Bu, yah namanya juga takdir Bu"

"Mas jangan-jangan bener ini jodoh kamu mas"

"Ah Itu sih maunya Ibu kan ?"

"Kamu apa ga mau toh mas, punya istri seperti mbak Dita"

"hmmmmm ga tau lah Bu. Mas mandi dulu ya"

Hati Dika sepertinya sudah tercuri oleh Dita sejak lama, hanya saja Dika punya cara tersendiri untuk memikat Dita.

Yah semoga aja dapet yah Dik, jangan didiemin Ditanya keburu hilang nanti kamunya kecarian : Author

Sambil menatap ponsel Dika terus memandangi Photo Dita yang begitu menggemaskan. Terlebih lagi saat Dita jatuh dari sepeda motornya dua bulan lalu. Dika ingat betul baju dan celana Dita sangat kotor karena lumpur.

"Dita Dita, kenapa harus kamu. Hmmmmm gimana aku bisa mengenalmu lebih jauh. Apa aku harus berkunjung ke sekolah tempat kamu mengajar. Yang ada kamu pasti malu ketemu aku lagi"
gumam Dika sambil mengelus poto mereka berdua.

Dua SisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang