⚠️Cerita ini pernah di Unpublish sebelumnya, satu tahun yang lalu karena Author sibuk, kemudian di Publish lagi dan alurnya di ubah di beberapa bab⚠️
[ dibaca sampe selesai terus di vote + komen. Jangan lupa Follow juga ya ]
SINOPSIS!
Ini bukan ceri...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✘♚✘
Minggu pagi tiba. Sekarang pukul 6:35 pagi, Miya berencana akan pergi ke rumah kakeknya.
Setelah siap Miya turun ke bawah untuk sarapan bersama.
Bi Ijah menyambut Miya dengan senyum ramahnya dibalas senyum tipis Miya.
"Neng Miya mau sarapan apa?" Ucap Bi Ijah dengan lembut.
"Roti aja,"
"Bibi buatin ya non."
"Gak usah, sendiri aja." Bi ijah tersenyum ramah.
"Guru kamu bilang akhir-akhir ini nilai kamu meningkat, bagus pertahankan terus buat saya bangga. Walaupun kamu tidak pintar-pintar amat setidaknya nilai kamu jangan sampe di bawah KKM." ucap Orion panjang lebar.
"Contoh kakak kamu, dia selalu juara di sekolah." lanjut Alena.
"Udah mom, dad. Bersyukur aja Miya mau belajar dan berusaha berubah." sahut Glen.
Alena melirik sinis Miya, "Ya, setidaknya dia balas kebaikan kita dengan prestasi nya."
Miya beranjak dari tempatnya, "Pamit."
"Aku juga." Glen menyusul Miya.
Setelah sampai di depan pintu rumah, Glen menahan lengan Miya.
Miya melirik Glen datar, "Lepas,"
"Jawab dulu, semalam lo pergi ke mana?"
"Bukan urusan lo,"
"Urusan gue, lo adek gue,"
"Bukan,"
"Kenapa sih sekarang lo jadi cuek bebek gini ke gue? Dulu aja lo selalu cari perhatian sama gue," penasaran Glen.
"Dulu, sekarang beda. Gue bukan Miya." dahi Glen mengernyit bingung.
"Apa maksud lo?" Miya acuh dan lebih memilih pergi meninggalkan Glen dengan kebingungannya.
✘♚✘
Malam pun tiba, setelah dari rumah kakeknya Miya akan pulang untuk beristirahat. Saat di perjalanan Miya di cegat oleh beberapa pria besar.
Miya berdecak malas, pasalnya ia sedang malas berkelahi sekarang.
"Turun lo." perintah pria satu. Miya turun dari motor gedenya.
"Ck! Ganggu aja lo." Ketus Miya.
"Alah, banyak bacot lo bocah!"
"Bocah? Oke. Kita liat bocah ini ngalahin kalian semua para bajingan." seringai Miya.
Lalu gadis itu menendang perut pria satu, teman-teman pria itu tak tinggal diam. Mereka menyerang Miya dengan timah panas.
