Prolog

10 0 0
                                    

Titik terendah manusia adalah pikirannya yang kacau.

Beberapa diantaranya, terkadang disebabkan oleh manusia lain pengisi hatinya.

Atau yang paling dominan, karna uang.

Semua bisa terkendali, tapi tatapannya kala itu mengingatkanku pada kejadian kelam yang pernah singgah dihidupku. Terkadang bertanya, apakah takdirku akan berubah? atau apakah aku akan menyesali tindakan ku saat ini? Dan apakah mungkin suatu saat kejadian ini akan terulang lagi?

"Aku kangen sama dia," ucapnya lirih, tatapannya sendu. Padahal yang dihadapannya saat ini adalah aku.

Ketika dihadapkan pada situasi itu, aku gak bisa berkata apapun, bibirku membisu dan jantungku terasa berdetak lebih cepat. Kukira setiap perbuatannya mencerminkan kepedulian yang sengaja tak terlihat, rupanya salah. Pikiranku salah menebak, dan aku terjebak dalam rasa cintanya yang abu abu.

Angan-angan sepi yang selalu terlintas dibenakku adalah bahwa semuanya akan kembali baik jika aku juga kembali padanya. Kukira dia obat dari pelipur lara, ternyata dia hanyalah obat pereda.

Bahkan isi diary dan jurnal ku selalu tentangnya, detail dan sangat jujur. Mulai dari awal kami bisa dekat, menghabiskan waktu bersama. Duniaku hanya dia, tapi dunianya bukanlah aku.

Ternyata dia memendam perasaan pada gadis lain, disaat aku mulai menumbuhkan rasa.

"Aku nyaman sama cewe lain."

Malam itu terasa kelam, sampai sekujur tubuhku merasakan dingin hingga gemetar. Kukira dia akan datang dengan sekuntum bunga mawar atau surat, seperti kisah cinta pada umumnya.

"Aku mau putus," suaranya gemetar, sorot matanya seperti terbelenggu akan sesuatu.

"Sejak kapan kita berpacaran Faren?" kujawab seadanya.

Semuanya tergantung persepsi masing-masing, dan aku menganggap tidak pernah berhubungan dengannya.

Sampai dimana, aku mulai terbiasa dengan kesendirianku. Mulai terbiasa dengan sikapnya yang selalu datang dan pergi. people come and go. Dan akhirnya, benar-benar pergi dan kembali dengan seenaknya. Disaat aku mulai membuka hati pada lelaki lain yang sangat tulus mencintaiku, dia datang tanpa permisi.

Tidak hanya sampai disitu, masalah selalu bermunculan terlebih lagi soal perjodohan sialan itu. Kenapa harus keluarga ku? atau apa aku memang sesial ini?

Raskala yang sejak peristiwa itu bertekad melupakan Faren, tidak ingin mengulang kisah yang sama dan mengukir sejarah baru pada lelaki lain. Malah terjebak dengan dua lelaki yang membuatnya bimbang melangkah, ternyata Ala masih tak dapat mengingkari cinta yang selama ini terpendam didalam hatinya. Apakah egois jika dirinya mendambakan dua orang menjadi miliknya?

RASKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang