Dari deretan motor yang beradu, 4 diantaranya melebihi yang lain. Perjanjian 7 putaran, dan 3 putaran untuk final.
David dan andreas kalah pada putaran pertama, adegan tendang menendang adalah alasannya. Bersisa Faren dan Randy, keduanya memang cukup telaten terlebih permainan sportif seperti ini.
"YAKALI GADA CEWE YANG NYEMANGATIN LO," teriakan Faren menembus telinga kirinya, berusaha menetralkan motornya yang baru saja melewati tikungan tajam.
"BUSUK LO, BAWA-BAWA ALA." Balas Randy masih dengan kaca helm tertutup, dengar tak dengar bukan urusannya.
BRUMMM.
Randy kalah telak dari faren, entah apa yang tiba-tiba merasukinya. Membuat Randy mengurangi laju motornya.
"Gue bilang juga apa, bakal kalah kan. Sok nantangin!" Bisikannya terdengar, Faren itu songongnya minta ampun. Apalagi jika berhadapan dengan yang namanya lawan. Malu sampai mampus, ditangan Faren.
"Sesuai perjanjian." Jawab Randy sesantai mungkin, membiarkan Faren senang.
Faren memegang tangan Ala hendak mengantarkannya pulang, membuat Randy membulatkan matanya. Randy tak pernah liat Ala berpegangan tangan sebelumnya. Walaupun langsung ditepis Ala, dan tatapannya seperti tak bersahabat pada Faren tapi dia mampu membuat seorang Ala berada disini menyaksikan kemenangan dari lawan mainnya juga.
Bisa dibilang GARUDA menang telak darinya, selalu.
"GARUDA cabut!" Tegas Faren, matanya memperhatikan setiap inci lekuk tubuh yang menjadi miliknya dahulu. Dan ia yakini, tak akan ada kata rujuk untuk hubungan yang telah rusak. Siapa yang tidak suka dengan Ala, model daripada SMANSA dan cerminan murid terbaik. Temannya melapor kalo Randy dekat dengan Ala, dan bagaimana jika dia datang hari ini dengannya? ternyata kelemahannya adalah perempuan yang pernah hadir dalam hidupnya. Ketebak.
Dikamus Faren, perbuatan sekeji apapun pasti akan dilakukan untuk memicu pergerakan lawan. Dan busuknya, manusia seperti ini selalu menjadi idola para kaum hawa.
"Gue yang antar lo pulang," tangan Randy memegang tangan kiri Ala, jadilah mereka adegan tarik-tarikan. tatapan antara dua lelaki itu mampu menembus rasa malu Ala hari ini. Jujur ia bingung harus memihak dengan siapa, Faren emosinya hiperbola sedangkan Randy orangnya dendaman.
"Gue bawa motor!" Teriak Ala, matanya memicing bergantian ke arah Faren dan Randy. Jika bisa memilih, Ala ingin Randy. Sikap dan sifatnya merupakan tipikal Ala, berbeda dengan Faren yang lebih ke psyco. Tapi balik lagi, ia tak mau mengulang kisah dan patah hati.
Keduanya spontan melepaskan tangan Ala, membuat sang empunya berlari meninggalkan mereka. Satu lagi, Ala itu lebih cantik dari belakang. Rambut sebahu berwarna coklat kehitaman, dan leher jenjangnya yang tampak saat dikuncir. Bagi sebagian lelaki yang berpikir positif, pemandangan indah itu seperti bunga mawar mekar dipagi hari, harus dilestarikan. Wangi, elegan, dan tentunya elok diliat.
'Buang pikiran kalo kamu disukai banyak cowo, didunia cewe bukan cuman kamu.' Mama Ala pernah bilang gitu, ketika Ala cerita pernah dekat dengan banyak cowo, dan kemudian salah satu diantaranya bahkan sampai ingin melamar. Saat itu Ala cuma terobsesi dengan penghargaan pintar dan berprestasi, yang lain hanya dianggap figuran. Dia tak menyangka jika perbuatannya membuat orang lain baper. Bahkan membuatnya tidak bisa melupakan kejadian itu.
Intinya, berjaga-jaga tapi tidak perlu takut. Setiap tindakan memang selalu memiliki sangsi.
Satu tujuan hidup yang pasti, pintar.
•••
Sepulang sekolah, Ala asyik memutari kota. Jalanan yang ramai tapi tidak macet karna belum waktu makan siang. Hari ini hari sabtu, malam minggu terasa berat bagi jomblo jika tidak punya kesibukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASKALA
Teen FictionKesempurnaan yang gue cari dari beberapa pribadi yang sempat gue deketin gak bakal bisa ngalahin seorang Raskala