Bel sekolah berbunyi, Gaeul menyalakan ponselnya untuk membaca pesan dari ayahnya.
"sepulang sekolah tolong mampir supermarket dekat sekolahmu ya, uang untuk belanjanya sudah ayah kirim lewat rekeningmu"
Dia menghela nafas, "huh@@, padahal aku ingin cepat-cepat pulang untuk tidur"
Gaeul menuruti perintah ayahnya untuk berbelanja. Setelah membayar belanjaannya, ia pun memutuskan untuk melewati jalan pintas agar ia cepat sampai rumah. Jalan pintas ke rumahnya hanyalah gang sempit yang kumuh, tidak ada cctv dan jarang orang yang lewat sana.
Untunglah Gaeul pandai bela diri, walaupun pandai bela diri, dirinya tidak suka melihat darah. Ia phobia akan darah karena masa lalunya yang kerap dibully. Karena itulah ia belajar bela diri.
Saat melewati gang jalan pintas, ia mendengar suara berkelahi.
BUAGH!
BUG!
"a- apaitu?@" Ia segera bersembunyi dibalik tembok. Lalu, Ia mengintip sedikit. Samar-samar ia melihat lelaki yang sedang menghajar seseorang itu. Meskipun wajahnya tidak terlalu kelihatan, namun ia memakai seragam sekolahnya.
"dia juga anak Kyongsoo?", gumam Gaeul. Dia menajamkan penglihatannya untuk melihat siapa itu. Gaeul terkejut, "itu kan si tulang palak, Sung Taehoon?", Gaeul terdiam, ia memutuskan untuk menunggu sampai perkelahian itu reda. Karena kalau beranjak sekarang, ia takut dirinya akan dipalak juga.
"kau kan, tadi yang menantangku untuk berkelahi?" seringai Taehoon, "kau tidak terima karena kalah denganku?" Taehoon mencengkram kerah preman itu.
Beberapa waktu lalu, ia bermain di sebuah Game center dan menang berturut-turut. Sehingga, preman disana tidak terima dan mengajaknya berkelahi. Namun ternyata, ia jauh lebih kuat daripada preman-preman itu.
"u-uwaaa, ampun.. ampun!"
Taehoon tersenyum puas, "ada 500 won tidak?"
"ini!! Ambil saja semua yang ada di dompetku! Jangan muncul di hadapanku lagi!!" sahut preman itu sambal melempar dompetnya dan kabur.
Puas dengan kemenangannya, Taehoon mengambil dompet preman itu kemudian beranjak pergi. Setelah dirasa aman, Gaeul pun keluar dari persembunyiannya.
Tiba-tiba ada yang memanggilnya dari belakang, "oi, jaket kuning!"
Deg!
Gaeul menengok kearah belakang, benar saja, Sung Taehoon sedang menatapnya dengan tatapan tajam.
"kau melihat perkelahian tadi?" Gaeul hanya mengangguk, ia tidak berani melakukan apa-apa.
"kemarikan ponselmu."
"u-untuk apa?@@"
"aku ingin memeriksa apakah kau merekam peristiwa tadi."
Pasrah, Gaeul mengeluarkan ponselnya dan memberikannya kepada Taehoon.
Ia melihat-lihat isiponsel Gaeul. "Gaeul..? jadi dia anak yang itu" gumam Taehoon.
"s-sudah kan..?@ aku mau pulang.." Gaeul ketakutan. Meskipun ia jago berkelahi, namun Ketika berhadapan dengan Sung Taehoon sekalipun, siapapun pasti akan gemetar.
Taehoon menyerahkan ponsel Gaeul, "dimana rumahmu? Aku antar."
"tidak usah, aku bisa pulang sendiri@"
"bawel, cepat tunjukkan saja jalannya"
Gaeul terdiam. Ia tidak boleh memberitahu Taehoon informasi pribadinya. Gaeul lalu menendang kaki Taehoon untuk mengulur waktu dan segera melarikan diri.
"argh! Sialan-" Taehoon bergegas mengejar Gaeul. Meskipun tendangannya cukup keras, tidak akan cukup untuk mengulur waktu. Dalam sekejap ia berhasil menangkap Gaeul dan memojokkannya ke dinding gang sempit itu.
"kau pikir, tendangan seperti itu mampu melumpuhkanku?"
Seketika raut wajah Gaeul berubah menjadi cemas, "aa..@@ aku tidak ingin kau mengikutiku! Maafkan aku.."
Taehoon menyeringai, "hah, maaf?" ia menyentuh pipi Gaeul, "kau pikir ini akan jadi mudah kalau kau minta maaf?"
Lumuran darah bekas perkelahian tadi mengenai pipi Gaeul. Wajahnya seketika pucat, nafasnya menjadi sesak. Taehoon yang sadar langsung melepaskan Gaeul dan berniat melepasnya. "o-oi, aku hanya bercanda. Baiklah, sana pulang"
Gaeul hanya terdiam, kepalanya pusing. Tubuhnya seketika lemas dan ditangkap oleh Taehoon.
"o-oi!" teriaknya.
~
Gaeul terbangun di sebuah dojang, ia melihat sekeliling, langit-langitnya dan ornamennya begitu khas. Ia terdiam sebentar, "sudah bangun?"
Gaeul melirik kearah Taehoon. Ia segera duduk dan meminta maaf. "maaf@"
"tidak perlu buru-buru" ia melanjutkan, "kau kenapa tiba-tiba pingsan?"
Gaeul menyentuh pipinya, darah yang tadi sudah dibersihkan oleh Taehoon.
"maaf, aku tidak enak badan." Gaeul berbohong.
Taehoon mengangguk lalu menyodorkan minum kepadanya. Gaeul tersenyum kepada Taehoon, "terimakasih@, aku tak apa" Sung Taehoon, preman bertubuh tinggi kekar itu tersipu melihat senyum Gaeul, "manis.." , gumamnya.
Gaeul melihat sekelilingnya, lalu melirik kearah Taehoon, "aku tak tahu keluargamu ternyata punya dojang@, kukira kau hanya asal menendang saja"
Taehoon sedikit kesal mendengarnya, "aku ini yang membawa nama Kyongsoo ke ranah internasional tahu!" ia menunjuk piagam di dinding dojang, "lihat, juara 1 taekwondo se-asia."
Gaeul menyengir dan menggaruk kepalanya, "hehe@"
Taehoon berdiri dan mengulurkan tangannya kepada Gaeul, "sudah sore, mari kuantar kau pulang."
Gaeul menerima tangan Taehoon, "dimana belanjaanku?"
"ahh.. maaf, kukira itu hanya sampah, jadi kubuang."
"@@@!!! TAEHOON! DASAR BODOH!" Taehoon hanya tertawa iseng melihat Gaeul marah. "maaf, aku akan ganti rugi, tapi besok ya! Hari ini aku belum diberi uang jajan oleh ayahku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sung Taehoon x Gaeul (Gaehoon)
Romancekarakter di dalam cerita ini adalah milik @paktaejun (ig). saya hanya meminjam. apa jadinya ketika Sung Taehoon, sang preman tukang palak yang jago taekwondo, jatuh cinta kepada anak sang legenda? How To Fight on webtoon