Aku duduk di halte bis setelah mengantar motor papa ke bengkel karena mogok lagi di tengah hitungan lampu merah satu jam yang lalu. Tidak ku sangka, saat aku galau berat memikirkan tentang Celia, aku melihat Chelsea. Dia duduk dan menunggu bis di sebelah ku.
Agaknya dia tidak menyadari kehadiran ku, karena sibuk menatap layar handphonenya. Saat-saat seperti ini, aku ingin menanyakannya langsung tentang Celia padanya, tapi deru motor tiba-tiba berhenti di depan halte bis.
Aku ingat pemuda itu. Dia Bobi, pacarnya Chelsea yang waktu itu. Saat ini dia turun dari motornya untuk menghampiri Chelsea. Detik itu, Chelsea baru menyadari kalau gadis yang duduk di sebelah nya adalah aku. Dia melihatku, tapi aku ragu dia masih ingat padaku.
"Loh, kak Diary?" sapanya.
Jadi dia masih ingat dengan ku. Wajahnya keheranan namun kemudian tersenyum. Aku ingin sekali menanyakan tentang Celia padanya. Apa aku bisa main ke rumah nya? Sekarang? Aku sangat ingin melihat wajah Celia tidak hanya dari fotonya saja. Sekalian memastikan kalau wajahnya tidak benar-benar mirip dengan ku. Hanya mirip di foto saja.
"Kita ketemu lagi," ucapnya. Dia memandangku lebih serius. "Sebenarnya aku pengen bilang kalau kak Diary agak-agak mirip sama kakak aku," lanjutnya.
Aku mengangkat kedua alisku. "Sungguh?" tanyaku. Reza, Asyila, dan Chelsea, sudah tiga orang yang mengatakan itu, mengatakan aku mirip dengan Celia. Dan ketiga nya saling berhubungan dengan Celia.
Asyila, pernah berteman dengan Celia. Reza, pernah suka dengan Celia. Dan, Chelsea adiknya Celia. Sedangkan aku? bukan apa-apa, kenal Celia aja tidak. Tapi mereka mengatakan aku mirip dengan gadis keren seperti Celia? Oh, ayolah ini pasti ada yang salah.
Chelsea mengangguk padaku, Dia ingin mengatakan sesuatu lagi, tapi Bobi menarik tangan Chelsea dengan sedikit kasar dan memaksa Chelsea untuk naik motor bersamanya.
"Ada yang pengen aku omongin sebentar. Soal kenapa kamu tiba-tiba mutusin aku. Aku harus tahu alasannya. Setelah itu aku nggak akan ganggu kamu lagi," ucap Bobi. Aku dapat mendengar jelas kata "putus" yang diucapkan Bobi pada Chelsea.
Jadi Chelsea sudah memutuskan pacarnya yang kasar itu. Oh ini berita baik. Chelsea memilih jalan yang tepat karena Bobi memang tidak pantas dipertahankan.
"Aku pergi dulu ya kak. Bye," kata Chelsea dengan melambaikan tangannya padaku. Dia menaiki motor dengan dibonceng Bobi, lalu hilang dari pandangan ku.
Aku tetap duduk menunggu bis di halte sambil mengamati hujan yang tiba-tiba turun dengan deras sore ini. Chelsea telah pergi dengan Bobi beberapa saat yang lalu, menyisakan aku yang duduk sendiri sambil memeluk diri kedinginan.
"Penguntit. Kamu sengaja ngikutin aku ya?"
Aku spontan memegangi dadaku saat mendengar suara misterius yang terdengar dari jarak dekat dari telinga ku. Seluruh badan ku menegang, aku yakin suara misterius itu berasal dari suara penunggu halte ini. Halte ini berhantu.
Aku teringat dengan cerita lama Asyila saat mengambil sapu di gudang belakang sekolah. Saat itu hujan turun dengan sangat deras, dan dia mengatakan kalau hantu-hantu yang bertebaran di luar akan menepi ke tempat-tempat yang bisa mereka gunakan untuk berteduh bila hujan turun.
Mungkin Asyila saat itu hanya membual. Dia menebarkan cerita-cerita horor dari buku yang pernah dibacanya. Dan informasi hantu-hantu itu dia dapatkan dari novel-novel horor yang dia baca itu. Terlepas dari benar atau tidaknya hantu-hantu yang berteduh saat hujan turun itu, aku benar-benar takut saat ini.
Bagaimana kalau penunggu halte ini menampakan dirinya padaku. Jantung ku berdetak lebih cepat saat mataku menangkap tangan pucat yang menepuk-nepuk lengan ku. Hidungku kembang kempis karena rasa takut yang berlebih ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/249185586-288-k521471.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella Zaman Now
HumorNerd girl falling in love sama cowok cakep, udah biasa ya? Tapi ini kayak mimpi, aku yang notabene nya berpenampilan nerd girl, dikeliling cowok cakep, dan parah nya mereka dari keluarga kaya! Oh no, akan kah ini menjadi mimpi indah? Atau justru aka...