1

14 0 0
                                    

Sekolah Ouran adalah sekolah elit dengan diisi para murid berbakat dan juga jenius, banyak murid dari kalangan atas yang berada di sini. Dari tingkat Tk sampai kampusnya pun mereka ada.

Maka orang-orang kaya pun tidak memusingkan diri mereka untuk memikirkan sekolah yang bagus, karna Sekolah Ouran menyediakannya.

"OIK! Pinjem baju olahraganya nanti ya, gue lupa soalnya." Dengan napas tersengal-sengal Kise Ryouta berbicara kepada Oikawa Tooru.

Oikawa yang terkejut karna tiba-tiba temannya memanggilnya pun, langsung memukul kepala cowo berambut kuning itu. "Sialan! Gue kira apaan!"

Iwaizumi hajime, temannya Oikawa tidak peduli dengan interaksi brutal sesama teman sekomplek ini.

"Kita kan beda angkatan Kise, kenapa lo minjem baju olahraga gue?" Dengan senyum manis Oikawa membalas.

"Kebetulan Tamaki ga olahraga hari ini, dan bajunya juga ga ada di loker tapi di rumah."

Oikawa menyerah "Ambil aja nanti." Lalu dia pergi bersama Iwaizumi meninggalkan Kise yang cemberut kesal.

"Baju lo kan bau keringat, emang gapapa?" Sepemarah-pemarahnya Iwaizumi, tidak mungkin dia merasa nyaman dengan meminjamkan baju bekas bau keringatnya.

Oikawa mengedikkan bahunya "Dia yang minta Iwa~, gue ga peduli."

Sedangkan Kise yang melihat kepergian Oikawa pun kesal bukan main, teman-nya itu malah pergi dengan wajah tidka peduli, setidaknya dia khawatir atau apapun tentang dirinya. Ini dia malah seperti tidak ingin meminjamkan bajunya, padahal sering dia pinjamkan ke temannya itu, Iwaizumi Hajime.

"Hei Kise! Nih bajunya, tadi kan gue bilang tunggu eh lo malah lari ke arah Oik." Tamaki menyodorkan baju olahraga berwarna biru itu ke arah Kise, dengan enggan Kise menerimanya.

Sebenarnya Tamaki, sahabat yang seangakatan dengannya itu punya dua baju olahraga, ada di rumah dan sekolah sebagai cadangan, tapi dia iseng menanyakannya pada Oikawa.

Kise berjalan sambil cemberut meninggalian Tamaki "Oik itu aneh, freak!"

Sambil jalan melewati lorong sepi sekolah yang tidak ada kelas, Kise terus menerus bersuara dengan nyaring tidak sampai berteriak, mengatakan freak terus menerus dengan nada.

"Lo ngapain, tadi katanya ada Kise nyariin." Suara rendah mengejutkan Tamaki.

Cowo berkacamata dengan rambut hitam legam menatapnya tajam, Kyoya Ootori.

"Baru aja Kise-nya pergi, dia minjem baju olahraga doang tapi banyak drama."

"Dia kan bisa pakai baju klub basketnya?"

"Gak tau, dia kan bodoh. Kita kembali ke kelas saja Kyoya, jangan pikirkan Kise yang bodoh." Kise menarik tangan Kyoya ke arah yang berlawanan dengan Kise.

"Btw, lo kok nyamperin gue? Khawatir ya? Ih so sweet banget."

Kyoya menatapnya jijik "Lo yang kelamaan, guru jadi nyariin."

Berbeda dengan suasana sekolah menengah atas, suasana di kampus malah berbeda apalagi di daerah lapangan basket lebih tepatnya tempat latihan mereka.

Ada banyak cowo-cowo berbadan atletis juga tinggi yang sedang berlatih, dari beberapa yang berlatih dribble sampai melakukan dunk.

Mereka adalah universitas dari Ouran yang berisi anak-anak konglomerat, sudah pasti berada di level yang berbeda. Maka sudah pasti mereka sudah ada bekal banyak dari sekolah-sekolah sebelumnya, dan tinggal mengeluarkannya di ekskul perkuliahan ini.

Tapi Cha Wookyung berbeda, basket adalah kesenangannya. Saat berada di SMA, dia hanya ikut ekskul sejarah dan bahasa inggris. Tidak ada olahraga.

"Dribble lo masih kasar, kayak gini nih! Tapi di kendaliin, di jinakin bolanya." Cowo dengan rambut hitam dan kacamata itu merebut bolanya, lalu memberi contoh.

KELATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang