5:

9 3 0
                                    


Happy reading...





-

Quisha lebih memilih untuk pergi menarik Gisha agar menjauh dari kerumunan itu.

"Kalo kaya gini, mana bisa gue dapet itu motor."

"Hadiah nya mana woi!" teriak Gisha.

Quisha sangat malu, tapi itu hak dia. Toh juga ia yang menjadi jadi pemenang balapan tadi. Salah satu anggota Lionblack melempar kunci motor, namun bukan kunci motor milik Erlan.

Motor ninja berwarna hitam merah itu akhirnya di bawa pulang oleh Quisha. Setelah mengembalikan motor milik Rio yang di bawa pulang oleh Gisha, Quisha segera mengantar Gisha pulang.

22.30

"Ternyata anak durhaka ini masih tau pulang," tawaan yang merendahkan itu memasuki telinga Quisha.

Langkah Quisha terhenti ketika ia mendengar suara itu. Suara berat milik Andra yang sedang menonton TV di ruang keluarga.

Andra berdiri dari duduk nya lalu mendekati Quisha yang hendak menaiki anak tangga. "Kenapa tidak sampai larut sekalian? Biasanya kamu pulang larut, atau malem ini kamu gak laku?"

"Quisha gak jualan," balasnya dingin.

"Mau jadi apa kamu Quisha jika perilaku mu saja seperti ini!" sentak Andra tiba-tiba.

"Jangan ajari Quisha tentang itu, jika Papa saja tidak lebih baik dari Quisha."

Plakk!

Andra menarik lengan Quisha kasar, laki-laki yang sudah berumur itu menarik anak pertamanya dengan kasar, lalu membawanya ke dalam kamar mandi dapur.

"Papa menyekolahkan kamu mahal-mahal, tapi kamu malah menjadi anak yang nakal dan tidak tau adab terhadap orang tua!"

Quisha terduduk di lantai kamar mandi yang dingin, Andra mendorong nya begitu kuat. "Quisha tau adab cuma Papa nya aja yang gak pernah bisa ngehargain Quisha."

Tar!

Layangan rotan itu mengenai lengan Quisha yang tadi pagi tersiram oleh kuah bakso. Rotan itu sengaja di taruh di depan kamar mandi, karna Andra akan selalu menyiksa Quisha di dalam kamar mandi itu.

"Anak sialan! Bersyukur kamu masih saya kasih kesempatan, dan tidak saya buang."

Wajah Quisha memerah. Lengan nya begitu perih dan menyakitkan, namun nyatanya hatinya lah yang lebih terluka.

"Kenapa Papa gak buang Quisha aja dari kecil? Kenapa?! Quisha capek Pa kalo Papa terus-terusan nyiksa Quisha. Papa selalu lampiasin amarah Papa ke Quisha, Quisha tertekan Pa... Quisha sakit..."

Andra menatap sinis anak gadis nya. "Kamu pikir dengan air mata drama kamu itu akan membuat saya luluh? Bahkan saya sudah tidak percaya lagi dengan kamu."

Mata yang menyimpan banyak nya sirat luka itu terlihat merah akibat air mata. "Kenapa Papa selalu nyakitin Quisha? Quisha juga pengen di sayang kaya Keyla, bahkan Quisha gak inget lagi kapan terakhir kali Papa peluk Quisha," ucapnya.

Gadis itu memeluk dirinya sendiri. "Saya tidak akan pernah sudi memeluk anak seperti kamu Quisha! Bahkan saya melihat mu saja sudah jijik, lebih baik kamu hancur dan jangan pernah terlihat di pandangan saya lagi."

"Kalo Papa benci sama Quisha, Quisha lebih benci sama diri Quisha, Pa... Quisha juga gak mau jadi diri Quisha yang bodoh ini dan gak pernah dapat kasih sayang sama sekali dari orang tuanya! Quisha punya keluarga, tapi Quisha tidak merasakan nya."

Duk!

Kali ini bukan rotan, namun kaki yang terlayang di kepala Quisha. Gadis itu terbentur dinding, yang Quisha rasakan saat ini hanyalah hatinya yang begitu sakit. Luka fisik yang diterima nya bahkan sudah mati rasa.

FALUISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang