Selamat Siang

0 1 0
                                    

- Seperti teratai di tengah danau yang indah. Ia akan menjadi primadona bagi air-air yang berada di sekelilingnya. Tetapi sampai kapan teratai itu bertahan di tengah dinginnya danau seorang diri?-

Asnan merenungkan diri di dalam kamarnya, memikirkan tentang Jihan dan kata-kata yang di lontarkan Clara tadi siang.
Dia sangat menginginkan Jihan, dia jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Jihan. Dia perempuan yang paling sempurnya yang pernah Asnan lihat,selain Umminya yang pasti.

"Asnan, kamu tidak makan?" Sosok perempuan cantik memasuki kamar Asnan yang pintunya tidak tertutup, suaranya pun menyadarkan Asnan dari lamunan panjangnya.

"Nanti aja kak, Kak Syifa sama Ummi duluan saja Gak Apa-apa" Jawab Asnan.

"Sudah lama kamu tidak makan bersama keluarga, tidak mau apa sekali-kali makan bersama kita? Ummi masakin makanan kesukaan kamu loh Dek" bujuk Syifa Kakak Asnan yang berdiri di depan pintu.

Asnan berpikir sejenak lalu beranjak dari ranjang mengiyakan ajakan Sang kakak untuk makan malam bersama.
Inilah keluarga Asnan. Diah Lestari atau Asnan lebih suka memanggilnya Ummi, single parent yang merawat kedua anaknya seorang diri setelah Suaminya Ustadz Ahmad Al-Faiz Wijayanu meninggal dunia 15 tahun yang lalu. Merawat kedua anak seorang diri tidak membuat Ummi Diah merasa terbebani, justru itu membuat ia semakin kuat mampu membesarkan kedua anaknya seorang diri.

Dan anak pertamanya Asyifa Zulfa Wijayanu Kakak Asnan yang memiliki karakter sangat berbeda dari Asnan. Syifa sangat taat kepada norma-norma agama, lembut, sholihah dan tidak neko-neko. Syifa bekerja di suatu Bank Syari'i yang berada di kota nya. Syifa juga suka mengikuti kegiatan amal dan pengajian tiap hari libur.

Mereka berdua duduk di kursi yang berada di ruang makan,sebelah dapur. Bergabung dengan Ummi diah yang tengah menunggu mereka untuk makan malam bersama.
"Ummi, besok minggu Syifa ingin ke pondok pesantren Nurul Ilham untuk ikut pengajian rutin setiap minggu, boleh ya Ummi. Kemarin Ria mengajak Syifa untuk mengikuti pengajian disana dan Syifa antusias sekali Ummi, dapat mendengarkan ceramah Ustadz Zulkifli secara langsung" sembari menyendoki makanan, Syifa meminta izin kepada Ummi Diah agar memberi izin untuk pergi pengajian ke Pondok Pesantren Nurul Ilham.

"Pengajian dimana tadi Kak?" Tanya Asnan penasaran, ia sedang tidak fokus mendengarkan ucapan Syifa.

"Di Pondok Pesantren Nurul Ilham" ujar Syifa memperjelas ucapannya.
"Kenapa? Kamu mau ikut?"

"Mau..mau..mau. nanti aku ajak Aji juga" Asnan terlihat antusias sekali.

"Hanya Aji? Danu dan Bagas tidak kamu ajak?" Syifa heran,tumben sekali ia ingin pergi ke pengajian, biasanya Asnan paling malas mengikuti kegiatan seperti ini. Apalagi hanya mengajak satu temannya, biasanya Asnan selalu mengajak tiga temannya yang semua memiliki karakter aneh itu.

"Yaa, Asnan hanya ingin mengajak Aji saja Kak. Kalau mengajak yang lain nanti mereka berisik lagi, Asnan malu". Memang dari ketiga kawannya, Asnan paling dekat dengan Aji, teman dari SMP.
Sedangkan Danu dan Bagas baru berkenalan saat sama-sama memasuki fakultas seni. Sebab itu dia lebih akrab dengan Aji.

"Kamu tidak sedang mencari jodoh kan dek?" Syifa menatap Asnan dengan mata menyipit, Tidak seperti biasanya Adik satu-satunya itu ingin mengikuti acara seperti ini.
Biasanya hari libur ia habiskan untuk berkumpul dengan teman-teman geng motornya.

"Mau sholat Duhur berjamaah? Aku ikut lah" siang yang memancarkan terik matahari berhasil membuat Asnan terketuk pintu hatinya. Dan Tidak disangka ucapan itu membuat ketiga temannya menjadi terheran-heran, tidak biasanya Asnan seperti ini. Biasanya ia akan menolak jika di ajak sholat tepat waktu, ingin nanti saja katanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cermin RetakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang