Chapter 6

6 2 0
                                    

"Kamu kenapa Tetsuna?" pertanyaan Akashi itu sontak membuat Tetsuna langsung kembali ke alam sadarnya. "Eh? Ga pa pa kok Akashi-kun." ucap Tetsuna mengelak. "Memangnya kamu kira aku tidak tahu? Dari tadi kamu memperhatikan pasangan itu. Kamu berhutang penjelasan padaku. Tetsuna." ujar Akashi penuh penekanan. "Anu.... Ehm... Aku jelaskan waktu kita sudah di apartement." ucap Tetsuna pelan. "Baiklah." Angguk Akashi datar.

"Tapi sebelum itu... Beritahu aku. Siapa lelaki itu?" tanya Akashi sambil menunjuk seorang lelaki yang rupanya sedari tadi diperhatikan oleh Tetsuna. "Ehm.... Dia Takao. Takao Kazunari. Dia mantanku." ucap Tetsuna pelan. "Kenapa kamu menangisinya?" tanya Akashi lagi. "Karena.... Dia memutuskan hubungan kami 2 tahun lalu secara sepihak. Dan.... Sampai sekarang aku masih belum bisa melupakannya." ucap Tetsuna sambil menunduk, memainkan ujung pakaiannya. "Dengar. Mulai sekarang aku tidak mau melihatmu memandang lelaki lain. Cukup aku. Aku yang ada di hadapanmu. Di hatimu. Bukan lelaki itu. Ataupun lelaki lainnya." ucap Akashi dengan raut wajah serius. (Oke fiks saye bingung mo buat gimana lagi. Maafkan karena absurd T-T). "Eh? Tapi... Takao tetap memintaku untuk berteman dengannya." ucap Tetsuna lagi.

"Jauhi." titah Akashi muthlak. "Ehm... Aku.... Ga bisa. Aku.... Terlalu merindukan dirinya Sei." ucap Tetsuna pelan. "Aku akan mengurusnya kalau begitu." balas Akashi datar. "Ta-Tapi... " Tetsuna tidak dapat melawan perintah muthlak dari seorang Akashi.

***

"Sekarang... Jelaskan semuanya." ucap Akashi tegas. "Baiklah." Tetsuna pun menarik nafas. "5 tahun lalu.... Saat aku masih kelas 2 SMP di Shutoku saat itu aku sedabg menangis karena habis di bully. Maklum lah... Sejak kecil aku sering di bully. Aku menangis di atap. Tiba-tiba ada seorang lelaki yang menolongku. Dia adalah Takao-kun. Sejak saat itu kami mulai berteman akrab."

***

5 Tahun yang lalu...

"Hahaha!!" ejek seseorang sambil menginjak-injak seonggok tanah yang rupanya tempat berisi bibit bunga. "Jangan!!" teriak Tetsuna berusaha menghentikannya.

Tak beberapa lama kemudian, seonggok tanah itu sudah tidak berbentuk lagi. Setelah sang pelaku pergi, Tetsuna pun berlari ke rooftop sekolah dan menangis tersedu-sedu di sana. "Hiks... Hiks... " tangisnya seorang diri. "Hei.. Kamu kenapa?" tanya seorang lelaki bingung melihat Tetsuna yang menangis sendirian di rooftop. "Aku... Hiks... Habis di bully... Hiks... " jawab Tetsuna di sela-sela tangisnya. "Sudah, sudah. Jangan menangis lagi." lelaki itu pun berusaha untuk menenangkan Tetsuna.

Perlahan-lahan Tetsuna pun mulai berangsur-angsur tenang. "Kenapa mereka membullymu?" tanyanya. "Aku ga tau... " jawab Tetsuna dengan suara purau. "Kenapa teman-temanmu tidak menolong?" tanyanya lagi. "Aku... Ga punya teman." jawab Tetsuna lirih. "Hm... Kalau gitu... Gimana kalau kita berteman?" tanya lelaki itu terdengar antusias. "Eh? Kamu mau menjadi temanku?" tanya Tetsuna kaget. "Kenapa tidak?" balas nya. Seketika mata Tetsuna berbinar senang. "Tentu saja aku mau!" angguk Tetsuna senang bukan main. "Namaku Takao. Takao Kazunari. Kalau kamu?" Takao pun memperkenalkan dirinya. "Aku Tetsuna. Kuroko Tetsuna." ucap Tetsuna. "Kalau gitu... Mulai sekarang kita berteman ya?" ucap Takao bersemangat. "Mm!" angguk Tetsuna semangat.

Jadi... Mulai dari itu Takao dan Tetsuna berteman baik. Hingga 2 tahun kemudian mereka berdua memutuskan untuk berpacaran. Namun, setelah genap setahun, Takao memutuskan hubungan mereka secara sepihak.

"Maaf Tetsuna-chan" ucap Takao pelan. "Iya Ga pa pa kok." jawab Tetsuna sambil tersenyum menahan tangisnya. "Tapi kita masih bisa berteman kok!" ucap Takao lagi. "Iya. Kita teman selamanya." angguk Tetsuna sambil tersenyum palsu.

***

"Begitu" ucap Tetsuna menyudahi ceritanya. "Oh. Oke. Kalau kamu masih mau berteman dengannya boleh." ucap Akashi datar. "Eh? Tapi, aku sebenarnya sudah ga komunikasi lagi sama dia." ucap Tetsuna pelan. "Kenapa?" tanya Akashi bingung. "Aku pasti akan kembali teringat kejadian itu kalau kami masih dekat." jelas Tetsuna. "Souka... " jawab Akashi mengangguk paham.

Setelah itu, mereka berdua segera membayar pesanan mereka dan kembali ke Kuroko Corporation.

*****

 My Love AdvantureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang