Chapter 4

2 1 0
                                    

"Tadi kenapa kamu minta Onii-chan ke kelasku?" tanya Tetsuna pada Akashi saat bell istirahat. "Hanya memintanya untuk melihatmu saja." jawab Akashi santai. "Ooh."

"Kamu dibully??" tanya Akashi lagi. "Eh? Nggak tuh." jawab Tetsuna terkejut dan langsung berbohong.

Tetsuna sedari tadi selalu dibully oleh teman-teman sekelasnya. Namun, ia tak mau sampai ada yang mengetahui soal luka-luka yang ia dapati tadi. Oleh karena itu, ia memakai jaketnya.

"Bohong" ucap Akashi sambil menatap Tetsuna tajam. "Benar kok!" jawab Tetsuna berusaha tetap santai. "Lalu luka itu darimana asalnya?" tanya Akashi dingin. Seketika Tetsuna terdiam mematung. "Eh.. Em... Itu... " sukses Tetsuna mati kutu dibuatnya. Ia tak bisa membalas perkataan yang Akashi lontarkan tadi.

Akashi pun mencium bibir Tetsuna secara tiba-tiba dengan ganas. "Mmpph!" Tetsuna pun seketika terkejut bukan main. "Aka... Shi! Yame... Te.. Mphh!" Tetsuna pun kesulitan berbicara di sela-sela pagutan Akashi.

***

"Akashi-kun masih marah?" tanya Tetsuna hati-hati. "Tidak. Lain kali kalau dibulky langsung lapor padaku." ujar Akashi kali ini dengan nada bicara yang cukup lembut. "Iya. Maaf." angguk Tetsuna patuh. "Bagus. Sekarang, ayo kembali ke kelas." ujar Akashi.

Tetsuna dan Akashi pun kembali ke kelas mereka masing-masing. Tetsuna masih tak habis pikir karena belakangan ini Akashi beberapa kali bersikap lembut padanya walau terkadang masih suka sadis sih..

***

Sepulang sekolah, seperti biasa Tetsuna langsung pergi ke gym untuk melihat Tetsuya latihan namun, kali ini ia ke gym bersama dengan Akashi. Jadi, para cewek yang melihat hal tersebut pun ada yang iri dan ada yang menyusun rencans untuk mengerjai Tetsuna besok. Contohnya, beberapa cewek teman sekelasnya yang tengah mendiskusikan mengenai apa yang akan mereka perbuat besok pada Tetsuna.

"Ano... Akashi-kun. Apa ini tidak berlebihan?" tanya Tetsuna yang sedari tadi merasa terintimidasi. "Kenapa? Aku hanya menggandengmu saja." balas Akashi tak peduli. "Karena... Entah kenapa... Aku merasa mereka tidak menyukainya." jelas Tetsuna sepelan mungkin. "Abaikan" ucap Akahi datar. "Eh? B-baiklah." angguk Tetsuna akhirnya.

***

Akhirnya, mereka berdua pun tiba di Gym. Kisedai pun agak terkejut mengetahui Kapten mereka menggandeng seorang perempuan. Karena, humor mengenai Akashi anti perempuan itu sudah menjamur jadi, jelas saja jika banyak yang kaget mengetahui hal ini.

"Bagaimana kamu bisa bersama Akashichii-ssu?" tanya Kise pada Tetsuna seusai latihan. "Oh... Tadi Akashi-kun dan aku tak sengaja bertemu. Kebetulan kami sama-sama mau kesini. Jadi, ya sekalian aja." jawab Tetsuna santai. "Memangnya kenapa Kise-kun?" tanya Tetsuna bingung. "Oh, itu karena selama ini Akashichii tidak pernah membawa perempuan kemanapun ia pergi-ssu. Bahkan, ada yang bilang kalau dia itu anti perempuan-ssu. Jadi kami bingung-ssu." jelas Kise pada Tetsuna. "Oh... " sahut Tetsuna pelan.

Tiba-tiba ucapan absolut dari emperor Kiseki no Sedai ini memotong pembicaraan mereka berdua.

"Ryouta hukumanmu kutambah 2x lipat. " ucap Akashi  penuh penekanan. Kise pun bersiap untuk protes namun, seketika ia teringat akan keabsolutan Akashi ia pun tak ada pilihan lain selain menuruti kemauannya. "Dan, Tetsuna. Jangan berbicara dengan anggotaku tanpa seizinku." ujar Akashi datar.

***

Selama latihan, Tetsuna hanya menonton dan melakukan apa yang seharusnya ia lakukan sebagai manager pengganti. Momoi Satsuki, manager mereka saat jni tengah demam tinggi, jadi Tetsuna harus menggantikannya selama beberapa hari ke depan.

Sepulang latihan, Akashi terlihat puas dengan hasil kerja Tetsuna hari ini. Ia bekerja dengan sangat baik. Tetsuna pun kebingungan mendapati Akashi sedari tadi menatapnya.

"Apa?" tanya Tetsuna bingung. "Bukan apa-apa." balas Akashi. Tetsuna hanya merespon dengan mengangkat bahu sekilas. Lalu, ia pun pergi membereskan barang-barangnya dan segera pulang. Namun, baru saja ia melangkahkan kakinya keluar dari gym, panggilan dari Akashi berhasil menghentikan langkahnya.

"Tetsuna" panggil Akashi. "Ya?" sahut Tetsuna bingung. "Kamu mau kemana?" tanya Akashi lagi. "Ya pulang. Memangnya kemana lagi?" tanya Tetsuna masih dengan raut wajah bingung. "Kuantar." ucap Akashi muthlak. "Eh? Baiklah." angguk Tetsuna. Akashi pun menggandeng tangan Tetsuna dan berjalan keluar dari gym.

***

Keesokan harinya, Tetsuna kaget saat mendapati di bangku miliknya ada berbagai macam kado menumpuk ia pun Mengobrak-abrik nya dan menemukan secarik kertas di sana.

#Temui aku di atap saat istirahat nanti#

Tetsuna pun mengernyit bingung. Tak ada pengirim suratnya. Karena penasaran, ia pun melakukan aa yang tertulis di surat tersebut.

***

Setibanya di loteng, Tetsuna jauh lebih bingung lagi. Ia mendapati Akashi berdiri bersandar pada pagar sambil memegang sebuket mawar merah.

"Akashi-kun?" Tetsuna pun mengernyit bingung. "Sudah kuduga kamu akan datang." ucap Akashi sambil menghampirinya. "Kamu yang menaruh sepucuk surat dan setumpuk kado itu?" Tetsuna pun terkejut. Akashi pun menjawab dengan anggukkan singkat. "Kenapa?" tanya Tetsuna lagi. "Kamu mau jadi pacarku?" tanya Akashi tiba-tiba.

Sontak otak Tetsuna pun mulai memprosesnya. "Pilihannya hanya 2." ucap Akashi lagi. "Apa itu?" tanya Tetsuna penasaran. "Ya dan mau." jawab Akashi absolut. "Apa bedanya-_-." Tetsuna pun seketika kicep. Yah, namanya juga tuan absolut mana mungkin menerima penolakan.

***

Saat pulang sekolah, tentu saja satu kelas Tetsuna langsung pada kaget saat mengetahui Tetsuna pulang diantar Akashi menggunakan mobil limusinnya.

Setibanya di apartement Akashi. "Kenapa kita ke sini?"  tanya Tetsuna bingung. "Kamu menginap di sini." ucap Akashi datar. "Kenapa?" tanya Tetsuna semakin bingung. "Temani aku." jawab Akashi cepat. "Ohh. Oke deh." angguk Tetsuna menyetujui keinginan Akashi.

Akhirnya, malam itu Tetsuna memutuskan untuk menginap di apartement Akashi dan pulang minggu depan. Tentu saja Akashi senang bukan main walau dia tidak akan menunjukkan wajah senang itu.

"Tapi aku belum mengambil baju untuk menginap..." ucap Tetsuna Hati-hati. "Aku  sudah menyuruh bawahanku untuk mengambilnya. Dan beberapa maid untuk mengurus pakaian dalammu. " balas Akashi tenang. "Eh?" Tetsuna langsung cengo. mendengar ucapan Akashi. "Tumben panjang." ucap Tetsuna mengutarakan isi pikirannya.

Akashi pun sontak mematung. Ia juga terkejut kenapa ia bisa berbicara begitu panjang kepada perempuan dihadapannya ini. "Tapi tak apa. Itu lebih baik daripada terlalu singkat. Terkasang kepalaku bisa sakit karena menafsirkan ucapan singkatmu itu." lanjut Tetsuna lagi sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

***

Malam itu, Tetsuna belum juga tertidur. Sedangkan Akashi, ia serang menelfon salah satu bawahannya sekaligus anggota basketnya yaitu, Mibuchi Reo. Untuk mencari biodata Tetsuna secara lengkap.

'Baiklah akan kucari.'
"Hn"

Setelah itu, Akashi langsung mematikan sambungan telefonnya dan pergi tidur. Tetsuna yang tadi sempat mendengar percakapan antara Akashi dengan Reo langsung kaget bukan main. Namun, ia berusaha menjaga pikirannya tetap kosong agar tak dibaca oleh Akashi.

***

"Kamu yakin ga mau sekolah?" tanya Akashi memastikan. "Iya." angguk Tetsuna. "Oke" ucap Akashi tak melarang Tetsuna sama sekali. "Aku pergi dulu."  ucap Tetsuna.

Tetsuna pun keluar dari apartement. Ia pergi ke sebuah cafe yang terletak di dekat apartement sambil menunggu salah seorang temannya.

*****

 My Love AdvantureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang