Father and Fifa

454 6 3
                                    

Fuse Pov

Aku sedang duduk dan melihat P'Ana berjalan-jalan di sekitar rumah kami. P'Ana tampak terlihat semakin cemas setiap aku melihatnya. Kami saat ini berada di Chiang Mai di rumah ayahku dan kami sedang menunggu Fifa kembali ke rumah dari sekolahnya.

“Kamu bisa duduk disini dan mengunggu dia pulang..” Aku berkata kepadanya.

“Tidak mau. Aku ingin menunggunya disini.”

Fifa adalah putraku dan P'Ana. Kami sudah mengadopsinya beberapa bulan yang lalu. Saat ini dia berusia empat tahun dan masih belajar di taman kanak-kanak. Mungkin sudah terlambat dia bersekolah di tingkatan itu, tetapi P'Ana mengatakan bahwa Fifa masih kecil dan belum siap untuk melanjutkan ke kelas yang lebih tinggi.

P'Ana memutuskan untuk bekerja disini setelah dia lulus dan aku juga memutuskan untuk bekerja di sini di Chiang Mai. Karena kedua orang tuaku lebih bebas dan bisa membantu kami berdua untuk merawat dan menjaga putra kami.

Pada setiap hari Jumat seperti ini, P'Ana biasanya tidak bekerja di klinik karena di sore hari di setiap akhir pekan aku juga tidak memiliki perkerjaan di perusahaan tempat aku bekerja.  Jadi kami memutuskan dan merencanakan untuk mengajak anak kami jalan-jalan dan kami akan mengakhiri perjalanan kami dengan mengunjungi restoran favoritenya.

“Kamu bisa duduk disini dan menunggu Fifa denganku..” Aku berkata sekali lagi kepadanya, tetapi dia tetap tidak mau mendekatiku, P'Ana hanya berbalik sebentar lalu kembali melihat kearah jalan kemudian menghela napasnya saat dia melihat tidak ada yang datang.

“Ayolah kesini..” Aku membujuknya lagi.

“Yak! Aku hanya ingin segera bisa memeluknya..” P'Ana berkata sambil kakinya perlahan berjalan mendekat kearahku.

“Ayo sekarang kamu peluk aku dulu..” Aku berkata sambil membuka tanganku lebar-lebar.

P'Ana hanya mengerutkan keningnya sebelum duduk di sebelahku dan memelukku. Dia akan selalu merasa lebih nyaman di dalam pelukanku yang sudah memeluknya selama enam tahun belakangan ini.

Aku segera mendekatkan hidungku ke arah pelipis P'Ana dan memeluk bahunya tidak terlalu erat. Sekarang kami berdua sedang duduk bersama-sama sambil menunggu putra kami kembali ke rumah.

Anehnya hari ini aku merasa bahwa Fifa lebih lama kembali ke rumah daripada biasanya. Biasanya dia sudah pulang jam tiga sore. Tetapi sampai sekarang anak itu belum pulang juga.

Kemana kakeknya membawa dia pergi hari ini?

Kami memutuskan mengadopsi Fifa karena P'Ana pernah berkata kepadaku bahwa dia sangat ingin memiliki anak. Saat kami mengutarakan keinginannya kepada kedua orang tua kami, orang tua P'Ana tidak mempermasalahkan hal itu dan orang tuaku juga sangat senang mendengarnya dan menyetujuinya.  Teman-teman kami juga sangat senang mendengarnya bahwa kami akan mengadopsinya. Mereka semua tampanya sangat menyukai Fifa.

Bahkan kedua orang tuaku sangat ingin memindahkan nama resort atas namanya setelah mereka melihatnya. Sedangkan orang tua P'Ana juga sangat terpesona saat melihatnya sehingga mereka ingin membawanya tinggal bersama-sama dengan mereka berdua. Jika mereka sudah tidak bekerja maka mereka akan ikut membesarkan putra kami juga.

“Aku sangat ingin segera bertemu dengannya..” kata P'Ana.

“Dia tidak akan kenapa-kenapa. Aku akan segera menelepon ayah untukmu..” kataku dan P'Ana langsung setuju.

“Ayah!” Suara jernih Fifa segera terdengar saat sambungan ponselku tersambung dengan ponsel ayahku dan P'Ana segera mengambil ponselku dan berbicara dengan anak itu.

{✓} Spesial Chapter From Book Future 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang