17

1.8K 169 2
                                    

"hey kau" panggil jaehyun dengan suara berat nya, terdekat datar.

"kau memanggil siapa?" tanya ten kepada jaehyun.

"aku memanggilmu"

"aku punya nama, ada apa memanggil ku?" tanya ten ketus.

Jaehyun mencebik tidak suka.

"persetan dengan nama mu, aku ingin kau pindah, terserah mau pindah kemana yg penting kau segera meninggal bangku mu itu" ucap jaehyun dengan nada menyebalkan.

Mendengar itu, ten seketika merasa marah, darah nya tiba-tiba saja naik.

"hey, siapa kau bisa mengaturku seenak nya? tidak, aku menolak nya" tolak ten secara mentah-mentah.

Jaehyun menaikan satu alis nya, jaehyun memang tidak dekat dengan ten, bahkan kenal saja tidak. Tapi ia tau persis, ten ini lumayan terkenal di kalangan sekolahan karena sifat nya yg cabe-cabean.

Jaehyun ada ide! pasti kali ini berhasil.

"kau yakin? tidak mau pindah?" tanya jaehyun lagi untuk memastikan.

"ya, aku yakin! memang nya kenapa? kau mau marah? huh" ten mendelik tajam ke arah jaehyun.

"yakin tidak pindah? pindah untuk satu iPhone keluaran terbaru, deal?" jaehyun tersenyum miring, membuat ten yg tadi nya tidak mau pindah kini iman nya mulai tergoyahkan.

"tidak, a-aku sudah punya! tidak usah mengiming-imingi ku dengan barang barang seperti itu, aku sudah kebal!" ucap ten.

'ten, ingat! masih ada taeyong yg harus kau jaga, kau tidak boleh termakan bujuk rayunya' batin ten.

"benarkah? sudah kebal? baik, pindah untuk satu jam tangan richard mille, hari ini juga" tawar jaehyun lagi.

Ten meneguk ludah dengan susah payah, apa pria didepan nya ini gila? yg benar saja! Richard Mille adalah jam tangan mewah dan mahal, harga nya bahkan bisa mencapai 77 M! bekerja seumur hidup pun belum tentu bisa membeli jam tangan ini.

"c-cih! kau mau membohongiku? kau kira aku anak TK yg bisa di bohongi sesuka hati mu?!"

Jaehyun terkekeh pelan, lalu mengangkat kartu hitam yg di himpit oleh kari telunjuk dan jari tengah.

"aku serius, tuan ten yg terhormat. Kau bisa mendapatkan nya hari ini juga, habis kan semua yg ada di kartu ini, sepuas hati mu. Asalkan kau mau pindah dan biarkan aku duduk di samping taeyong" bisik jaehyun sambil menaruh kartu hitam itu di genggaman ten sebelum akhirnya pergi meninggalkan pria berdarah Thailand itu.

Ten gemetar, pandangan nya tertuju ke depan. Tidak bisa berkata-kata lagi. Punggung nya bahkan kini dibanjiri oleh keringat, sialan! siapa sebenarnya jaehyun ini?

Bel masuk berbunyi, semua siswa segera menyelesaikan acara istirahat mereka dan kembali ke kelas dan melanjutkan acara belajar mereka.

Tak lain hal nya dengan jaehyun serta kawan kawan nya. Mereka kembali ke kelas setelah selesai makan siang di kantin.

"hey, ku dengar sebentar lagi sekolah akan mengadakan pendidikan karakter untuk kelas 11?" ucap yuta di sela sela perjalanan mereka menuju kelas.

"benarkah? tau dari mana kau?" tanya johnny.

"kau kenal yuto? aku mengetahui berita itu dari nya, dia kan cukup cekatan kalau soal berita berita seperti itu"

"oh yuto, yg pernah satu ekskul dengan kita? hahah, dia pernah hampir menangis karena aku pukul kepala nya, padahal aku hanya bercanda" ucap johnny sambil terkekeh.

"bodoh, dia memang seperti itu. Sensitif sekali, ngomong ngomong tentang pendidikan karakter itu semua siswa wajib ikut, jika tidak akan terancam tidak lulus" jelas yuta.

Sekelas •jaeyong✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang