Semua orang mudah sakit sekarang. Setelah teman Apo di kelas Melati bernama Mile terkena sakit tug tug kini ayah bunda Apo juga tidak sehat. Berawal dari demam sang ayah seminggu yang lalu sampai perlu 'dikurung' di lantai atas segala. Kata bunda Apo; 'Ayah isoman'. Tiga hari kemudian datang mobil rumah sakit menjemput sang ayah karena sakitnya butuh pertolongan dokter. Ayah sempat telefon dan mengatakan agar Bunda dan Apo jangan khawatir.
Tapi dua hari lalu bundanya malah ikutan sang ayah demam. Bunda tidak 'dikurung' dilantai atas karena harus mengurus segala keperluan Apo, hanya selama itu bundanya memakai masker berlapis, membuat Apo tidak bisa melihat senyum sang bunda. Apo jadi agak sedih. Namun kata bundanya, covid tidak boleh membuat kita sedih dan panik. Petugas dan pemerintah sudah memberikan banyak panduan dan bantuan. Barulah setelah itu Apo lebih tenang.
Dan puncaknya adalah pagi hari Minggu ini. Pukul tujuh Apo bangun dalam keadaan ranjang kosong, kamar mandi kosong dan mana-mana kosong. Ia sudah hampir menangis ketika Pak Satpam perumahan yang berjaga 24 jam di posko tepat depan rumah Apo tiba-tiba datang. Memberi kertas yang adalah pesan dari bunda Apo, untuk dibaca bocah itu sendiri. Tulisannya besar-besar dan diberi jarak. Apo membacanya dengan pelan-pelan di depan Pak Satpam yang baik, dengan dibantu telunjuk mungilnya supaya dia tidak kehilangan bacaan.
"Sa yang. Bun da ru pa nya - bu tuh pe ra wa tan dok ter ka re na co vid. A po Bun da ti tip kan ke Pak Sat pam di de pan. Ja ngan ta kut sa yang ku. Lo ve, Bun da"
Pak Satpam tersenyum karena si kecil yang masih di taman kanak-kanak ini sudah bisa membaca. Tuan dan Nyonya Wattanagitiphat yang sedang sakit itu adalah warga baru di perumahan ini, belum menyewa pembantu dan sayang sekali tidak memiliki kerabat satupun yang dapat segera datang untuk menemani sang putra. Paling cepat mungkin baru datang esok atau esok lusa. Sehingga sebelum sang nyonya pergi beliau menitipkan Apo ke dua satpam di posko depan sampai menunggu kerabatnya datang. Sudah ada uang dan keperluan Apo yang diletakkan dalam boks khusus di ruang tamu agar Pak Satpam tidak perlu repot mencari. Selain itu Apo pun anak yang mandiri, dia sudah bisa mandi dan makan sendiri tanpa bercecer.
"Apo tahu maksudnya bunda Apo apa?" Tanya Pak Satpam dengan merunduk untuk menyesuaikan tinggi Apo. Tentu saja Apo tahu, anak itu mengangguk. Bundanya sakit seperti sang ayah dan mengobati diri sendiri tak cukup sehingga harus dibantu dokter.
"Iya Nak. Bunda harus dirawat di Wisma Jelita karena covid. Tapi Apo jangan sedih ya? Sini main di halaman diawasi Pak Satpam" hibur pria paruh baya itu dengan manis.
Akhirnya demikianlah, pagi hari Minggu itu Apo sendirian. Usai sarapan bento yang dibelikan Pak Satpam, ia bermain sepeda seorang diri di halaman dengan ditilik Pak Satpam tiap sepuluh menit sekali dari posnya. Di dalam boks sudah ada susu kotak, snack dan mainan Apo. Selama dua jam Apo masih baik-baik saja bermain sendiri.
Namun ketika jarum jam naik menunjukkan pukul sepuluh pagi, anak laki-laki itu mulai tampak celingak-celinguk. Duduk sendirian di telundak teras dan menggaruk-garuk telinganya yang tidak gatal, ia hanya kesepian. Biasanya di jam ini ia sudah lelah bermain dan duduk dibacakan cerita oleh bundanya. Sekarang bundanya tidak ada dan Apo tidak mau dibacakan cerita oleh Pak Satpam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chibi Mileapo - A Simple Compilation
FanficAnak baru datang ke kelas Melati dan Mile langsung sakit! Sakit Apo. One of mileapo chibi fanfiction compilation- by Adrianalexeus.