B.08

20.4K 878 8
                                    

Mata Brigitta mengerjap berkali-kali menatap layar laptopnya yang sejak tadi menyala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Brigitta mengerjap berkali-kali menatap layar laptopnya yang sejak tadi menyala. Ini sudah pukul sembilan malam, Brigitta masih betah duduk di meja kerjanya yang berada di sudut kamar. Desain yang ia kerjakan sudah selesai lima belas menit yang lalu, sudah dikirim ke Bio juga via email.

Namun, permintaan Sheila tempo hari membuat ia berdiam diri depan laptop lebih lama. Ya! Brigitta menggunakan mesin pencarian di laptop itu untuk mencari tahu Band yang dimaksud Sheila. Band yang membuat sahabatnya heboh sendiri, tiap kali menceritakannya.

Kata Sheila, Band itu adalah kumpulan cowok ganteng. Brigitta percaya-percaya saja, karena memang biasanya anak Band itu ganteng-ganteng, kan? Hanya saja, ia tidak tahu jelas genre musik yang dibawakan Band itu. Bagaimana kalau tidak cocok di telinganya?

Brigitta segera mencari tahu. Sepuluh jemarinya bermain-main di atas keyboard.

S C O U T  B A N D

Click!

Setelah menekan enter, tidak membutuhkan waktu lama, banyak judul artikel tampil di layar, discography Scout Band dan juga profil para personilnya.

Brigitta membuka satu per satu. Menilik foto grup yang terdiri dari empat personil itu secara seksama. Mata yang sebelumnya sudah perih karena kantuk, seketika membulat saat mendapati wajah Bryan di antara ke empat orang itu. Ia mengucek matanya sekali lagi untuk memastikan kalau ia tidak salah lihat.

Benar! Laki-laki yang mengenakan jaket kulit berwarna hitam dengan sebuah mikrofon di tangannya itu adalah Bryan. Brigitta juga mengenal dengan jelas tiga orang lainnya, Reas, Matt dan Ziko. Para laki-laki yang dikenalkan Bryan saat di Moonlight Café.

“Jadi, Scout itu nama bandnya Bryan?” Brigitta sontak menepuk dahinya sendiri dan berlanjut mengusap wajahnya dengan kasar. Ia menghela napas berat dan kembali menatap layar laptopnya dengan nelangsa. “Kenapa si Sheila harus kecantol sama ini Band, sih?”

Lagu-lagu Scout Band memang enak saat Brigitta mendengarnya secara langsung di Moonlight Café tempo hari. Brigitta akui suara khas Bryan dan harmonisasi alat musik yang dibawakan oleh Scout Band ini memang oke. Wajar kalau Sheila pun kecantol sama mereka. Tapi … kenapa harus ada Bryan? Jujur saja, Brigitta tidak ingin berurusan dengan Bryan lagi.

Dengan cepat Brigitta mengambil handphonenya dan segera mencari kontak Sheila.


[Brigitta]
La, lo bisa ganti permintaan, gak? Jangan album atau nonton konser Scout Band! Gue agak keberatan, nih.


[Sheila]
Gak! Gak ada perubahan, ya! Lo tadi oke-oke aja, kenapa tiba-tiba keberatan?

Another BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang