Gereja Santo Petrus..
"Sebelum acara amal nanti, kami telah sepakat untuk mengangkatmu sebagai pastor muda di gereja ini Raphael, apa kau sudah siap Raphael ?"
Tanya seorang pria paruh baya pada Lee Dong Wook yang baru saja mendatangi ruangannya. Pria itu begitu wibawa dengan kerah putih romawi di lehernya dan juga sebagai simbol yang menegaskan bahwa ia adalah seorang imam.
"Tapi Shinbu-niem.. Aku merasa aku belum siap untuk menempuh jalan ini, aku rasa aku.... be-belum mampu untuk menjalankan amanat Tuhan"
*Shinbu-niem : Bapa/Ayah
Tentu Lee Dong Wook gagap ketika ia tau tiba-tiba dirinya akan dijadikan seorang pastor paroki pemula. Namun seorang Bapa yang begitu hangat itu mendekatinya, lalu memegangi bahunya sambil tersenyum.
"Tak perlu kemampuan khusus jika ingin memulai sesuatu yang baik Raphael, kau di baptis lalu dibesarkan disini, bahkan aku lah yang memberimu nama ini."
"Raphael, pembawa kebajikan dan kesembuhan. Ketika aku melihat dirimu, seketika aku merasakan kebaikan yang diberikan Tuhan kepadaku melalui dirimu. Tuhan telah memberimu kebaikan bahkan sebelum kau menyadarinya nak."
"Ta- tapi... jika aku menjadi pastor, lalu siapa nanti yang akan menjaga adikku ?"
Bapa Jo Ki Sun-pun tersenyum, ia menepuk pundak anak muda dihadapannya itu lalu berjalan menuju meja kerjanya. Pria itu tampak mengambil sesuatu dari laci meja, tampaknya ia mengeluarkan sebuah kotak putih dari sana.
"Apa kau baru saja bertindak seperti tamu ? Kau besar disini, bahkan gereja ini telah seperti rumahmu. Semua orang disini sudah seperti keluargamu, terutama aku."
Bapa Jo Ki Sun membuka kotak yang dipegangnya lalu mengeluarkan isinya, didalamnya terdapat sebuah kalung salib yang begitu indah dan sebuah tasbih para imam yang biasa disebut dengan Rosario.
"Selain menjadi gurumu, aku sudah seperti ayahmu. Kau dan adik kecilmu sudah ku anggap seperti putraku sendiri. Nah sekarang, kemarilah..." Lee Dong Wook mendekat pada Bapa Jo lalu sedikit menundukkan kepalanya yang tinggi.
Bapa Jo mengambil kalung salib yang terbuat dari perak itu lalu langsung mengenakannya di leher Dong Wook, ia juga memberikan Rosario yang terbuat dari keramik itu ke tangan Lee Dong Wook.
"Kalung ini terbuat dari pedang yang menancap di tubuh seorang martir yang mempertahankan kepercayaanya terhadap Kristus."
*Martir : Sebutan untuk orang-orang yang menderita atau tewas demi mempertahankan kepercayaan akan Kristus.
"Apa ini berasal dari pedang seorang prajurit Romawi ?" Tanya Lee Dong Wook penasaran.
"Bukan, Ini terbuat dari pedang milik Martir itu sendiri, ia rela bunuh diri dari pada harus mengingkari sumpah dan dipaksa untuk merendahkan keyakinannya"
"Konon, kalung ini akan tetap bersinar terang dan mengkilap walau kau sudah membakar dan merendamnya dengan air garam. Ia juga akan tetap keras dan utuh walau kau sudah menempanya ribuan kali"
"Kalung ini melambangkan keteguhan hati dan kesucian iman para Martir yang taat, jika kau mengenakannya maka tak akan ada apapun itu yang akan menggoyahkan keyakinanmu"
"Sementara Rosario ini adalah pemberian langsung dari Paus kepadaku ketika aku ke Vatikan 6 bulan lalu, ini benda suci dan bisa melindungimu dari pengaruh jahat"
Lee Dong Wook menerima semua pemberian Bapa Jo dan langsung mengenakannya. Bapa Jo terlihat menaruh harapan begitu besar pada anak muda dihadapannya ini. Ia berharap suatu saat nanti Lee Dong Wook bisa menggantikan posisinya sebagai salah satu pastor pakar eksorsis yang tangguh dalam menjalankan tugas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SJOUNAN [EBOOK]
HorrorEmpat orang anak yang dipertemukan kembali setelah dewasa diantara lingkaran iblis