01

68 10 0
                                    

Dering bel pulang sekolah sudah berbunyi dari lima menit yang lalu, tetapi Pak Jamal masih enggan untuk berhenti menjelaskan sejarah pada murid-muridnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dering bel pulang sekolah sudah berbunyi dari lima menit yang lalu, tetapi Pak Jamal masih enggan untuk berhenti menjelaskan sejarah pada murid-muridnya.

"Pak maaf, tapi bel pulang udah bunyi pak." Seorang murid mengangkat tangannya untuk menyelamatkan teman-teman sekelasnya yang sudah terlihat seperti mayat hidup menunggu Pak Jamal untuk menyelesaikan pelajaran.

"Baiklah kalau begitu, jangan lupa kerjakan tugas yang saya berikan dan dikumpulkan besok." Ucap Pak Jamal sambil melangkahkan kakinya ke pintu kelas.

Para murid berbondong-bondong untuk keluar kelas setelah Pak Jamal meninggalkan kelas, dan menyisakan dua anak adam yang sedang berbincang.

"Gilaa Pak Jamal kalau ngasih tugas ga kira-kira ya, mana hari ini jadwal gue ngecuddle sama ayang lagi." Keluh Hanan sambil merenggangkan badannya. Capek juga ternyata duduk dikursi sambil dengerin penjelasan Pak Jamal yang pastinya tidak akan lengket di kepala pemuda itu.

"Dih kaya punya ayang aja," cibir Jeo yang hanya menatapnya malas.

"Iyadeh yang katanya mau ngedate hari ini sama pacarnya." Sahut Hanan sambil rolling eyes.

"Jomblo diem ajah deh,"

"Gue mau nyamperin Zea dulu bai." Pamit Jeo sambil melambaikan tangannya dan perlahan menghilang dari pandangan Hanan.

"Woi Jeo tungguin elah, tega banget ninggalin temennya sendiri." Panggil Hanan sambil berlari ngejar Jeo, memang dasarnya penakut anaknya.

---

"Zee sorry, udah nunggu lama ya?"
Panggil Jeo menghampiri Zea yang menunggu dirinya di gerbang sekolah.

"Eh Adit, engga kok baru aja ini," balasnya dengan senyum tipis.

Jeo balas tersenyum, "Yaudah tunggu disini ya, gue ambil motor dulu," ucapnya yang diangguki oleh Zea.

---

"Tega bener emang si Jeo, ninggalin gue sendiri hadeh," gerutu Hanan sambil nendangin kerikil didepannya, mau nebeng diatuh sama Jeo. Tapi dipikir-pikir lagi kalau Jeo pulang sama Zea, Hanan mau duduk dimana?

Lagi asik-asiknya nendangin kerikil, kerikil yang ia tendang malah ngenain seseorang.

"Eh aduh maaf banget gue galiat, bukan salah gue ini, salahin kaki gue aja-" ucapannya berhenti ketika melihat orang yang terkena kerikil tendangannya ternyata Jihan, salah satu temannya dan sahabat dekat Jeo.

"Loh Jihan, belum pulang?" tanyanya mendekatkan diri kepada Jihan yang terlihat sedang menunggu seseorang.

"Ya lo liat aja gue masih disini," batin Jihan dengan muka kesal tetapi tetap berusaha untuk tersenyum.

"Iya Nan, nungguin Jeo katanya mau ngajak pulang bareng," jelas Jihan.

"Jeo udah balik Han, motornya udah gaada di parkiran." Ujar Hanan sambil menunjuk ke arah parkiran.

Lebih Dari Egoku | Jeongwoo, JihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang