2. Penasaran

23 1 0
                                    

Aku menutup pintu mobil Keysha kemudian menunggu Keysha yang sedang mengambil tasnya di kursi belakang. Keysha kemudian menghampiriku sambil merapikan bajunya yang kusut karena duduk di mobil.

"Lo mau beli minuman dulu gak?" tanya Keysha.

Aku melihat sekeliling kantin yang berada tepat di depan kampusku, "Boleh deh, beli cappucino gue ya."

"Buset, lo pagi banget ngopi. Gue mau milo aja deh."ucap Keysha.

Kemudian aku dan keysha memesan minuman kami masing-masing dan menunggu di tempat duduk sambil melihat ke arah parkiran motor. Terlihat laki-laki perawakan besar dan tinggi membuka helmnya.

"Tumben si Rizwan gak telat ya."celetuk Keysha.

Rizwan adalah salah satu teman sekelas kami di kampus, anaknya usil namun jika sedang emosi ia sulit mengendalikan emosinya.

Aku tersenyum kecil mendengar perkataan Keysha. Rizwan menghampiri kami dan tersenyum.

"Eh ada Bul-bul!"sapa Rizwan kepadaku. Bul-bul adalah nama panggilan ku di kampus diciptakan oleh beberapa cowo-cowo yang ada di kelas, karena menurut mereka pipiku sangat bulat dan gembul, memang kurang ajar sih.

Aku memutar bola mataku ketika mendengar nama itu, "Gausah nyari masalah pagi-pagi deh."

Rizwan tertawa mendengar ucapanku kemudian ia mengernyit aneh melihat wajahku, aku yang sadar sedang diperhatikannya sontak langsung memalingkan wajahku, berharap Rizwan tidak sadar dengan mataku yang bengkak.

"Lo abis nangis ya?"tanya Rizwan.

Aku menggeleng dengan cepat, "Enggak, ini gara-gara gue tadi malem begadang nonton drakor."

Rizwan tertawa, "Gue bisa bedain ya mana mata bengkak gara-gara kurang tidur atau gara-gara abis nangis."

Aku berdecak kesal, "Ah elah, emang masih kelihatan jelas ya?"

"Iyalah bego. Nangisin cowo lo? Pacaran kok nangis mulu kerjaannya mending sama gue Bul, terjamin."ucap Rizwan.

Keysha menggelengkan kepalanya dan memberikan minuman kepadaku, "Terjamin kesiksanya? Gak ya, Aya kalau sama lo malah tambah tekanan batin."

Aku mengangguk setuju sambil tertawa, "Bukan cowo gue lagi, udah putus tadi pagi."

Rizwan terlihat terkejut, "Wah kabar yang bagus di pagi hari, pasti anak-anak banyak yang seneng Bul denger lo putus apalagi lo pas pacaran kalo di-chat sombong banget anjir, jarang mau balas chat."

Keysha tertawa kecil mendengarnya, "Si Aya kalo udah bucin sering gak dipake otaknya."

Aku cemberut mendengarnya, "Enggak lagi gue anjir bucin bego sama cowok."

Bahkan teman laki-laki ku saja menyebutku sombong gara-gara gak pernah balas chat, sok-sok an mau setia sama Aldo, padahal Aldonya belum tentu setia.

***

"Ya, sekian perkuliahan kita hari ini, sampai ketemu minggu depan. Jangan lupa tugas review dikumpul besok pagi sama PJ Mata Kuliah."ucap Bu Noni, selaku Dosen Psikologi Sosial ku hari ini.

Aku membereskan alat tulisku dan memasukkan binder ke dalam tasku. Kemudian Rama menghampiri, laki-laki yang sangat jahil dan sangat suka meledekku.

Aku mengernyitkan dahiku dan menatapnya penuh tanda tanya, "Apa sih?"

Rama tertawa kecil, "Ternyata benar kata Rizwan lo abis putus kan?"

Aku memutar bola mataku, "Rizwan ember banget ternyata."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sepasang InsanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang