A/N Nightwalker 39,5

30 5 13
                                    

Yang datang dari chapter 39 cerita Nightwalker mana tangannya?

Seperti judulnya, ini hanya bab A/N mengenai cerita berjudul Nightwalker buatanku. Sengaja saya pindah di sini biar buku unfaedah ini tetap update, hehehe.. (garing)

Sebelumnya, saya ucapkan banyak terima kasih bagi teman-teman yang membaca cerita Nightwalker sampai sejauh ini. Jujur saja, saya awalnya tidak yakin jika cerita ini bakal punya pembaca, apalagi di Wattpad saat ini, cerita bergenre fantasi seolah kalah saing dengan cerita romantis. Tapi, hei.. aku kasih sedikit bumbu romantis juga lho di situ. Setidaknya biar bisa sedikit dinikmati.

Kalau cerita sudah bisa dinikmati, nanti kalau tamat bakal nunggu sekuel ceritanya. Dan dengan ini, saya berhasil mengikat pembaca ke dalam ceritaku sampai mereka tidak bisa lepas. Muahahahaha.... (tawa jahat).

Ups, kelepasan. Abaikan yang barusan. Langsung saja ke intinya. Di sini, saya akan melakukan beberapa perbaikan tata cara penulisan ke depannya untuk cerita Nightwalker dan cerita setelahnya. Jangan khawatir, aku tidak akan menghabiskan waktuku untuk melakukan revisi yang tidak perlu. Kalaupun revisi, palingan hanya karena typo atau kalimat ambigu, bukan gaya atau alur cerita keseluruhan. Bisa makan banyak waktu kalau diperbaiki dari awal. Biarlah seperti itu, agar orang-orang tahu kalau dulunya aku ternyata Noob banget nulis ceritanya. Wkwkwkwk...

Jadi, setelah membaca beberapa cerita penulis pro, aku mendapati beberapa hal yang perlu diperbaiki, diantaranya:

1. Format penulisan dialog
Di cerita yang lain, dialog tidak ditulis konstan terus-menerus dengan sangat panjang dari atas ke bawah. Di sela-sela dialog, biasanya ada sebuah paragraf pendek berisi reaksi orang-orang yang berdialog. Sedangkan di cerita Nightwalker, justru aku memasukkan reaksi karakternya setelah dialog tag. Setelah kubaca ulang, ternyata kok susunannya seperti kurang sesuai. Jadi, aku masukkan ini ke dalam list untuk mengembangkan kemampuan menulisku. Contoh dialog dari cerita penulis pro yang kubaca:

***

"Ayolah Ravio, jangan pergi ke sana. Aku tidak mau kehilangan teman-temanku lagi," cegah Cyara.

Gadis cantik bermata biru itu menhentikan langkahku yang ingin pergi berpetualang ke Crimson untuk mencari kristal darah. Ia meraih tanganku dan menahanku dengan tangan mungilnya. Aku berhenti untuk sesaat menenangkannya.

"Cyara kawanku." Aku mengusap kepalanya lembut untuk menenangkannya. "Jangan khawatir. Meski tidak memiliki kekuatan elemen apapun, temanmu Ravio ini adalah seorang pengembara paling tangguh di Terraland," sambungku dengan menyunggingkan senyuman.

"Tapi.. tapi.. di sana banyak monster menyeramkan."

"Jangan khawatir. Aku akan pulang dengan selamat. Aku janji," timpalku.

Aku berbalik dan berjalan pergi meninggalkannya. Cyara, aku mengerti ini berat bagimu. Tapi inilah keputusan yang harus kuambil demi kebaikan semua. Telah terjadi wabah besar yang mematikan di Terraland. Satu-satunya penawarnya hanyalah kristal darah yang didapat di Crimson. Diantara banyak pengembara dan petarung kuat di seantero Terraland, hanya akulah yang mampu menjalankan tugas ini.

"Cyara, kumohon maafkan aku. Perjalanan ini akan memakan waktu lama. Kuharap kau tidak merasa kesepian selama aku pergi," gumamku.

"Jadi bagaimana, Ravio? Apa kau yakin mampu?" tanya seorang pria.

Dia adalah salah satu penjaga perbatasan Terraland. Badan besar berototnya dan wajahnya yang tampak keras menandakan kalau orang ini menguasai elemen tanah, mungkin.

"Jangan khawatir, kawan. Aku sudah berkali-kali pergi ke tempat berbahaya dan selalu pulang dengan selamat," jawabku meyakinkannya.

"Baiklah kalau begitu. Aku tidak dapat mencegahmu. Temukan kristal darah itu secepatnya sebelum wabah ini memakan lebih banyak korban." Ia mengatakan itu sembari memberikan hormat kepadaku.

***

Itu contoh dialog dari penulis pro. Kalau dialog yang dulu kupakai formatnya seperti ini kira-kira:

***

"Ravio, apa menurutmu aku kekanak-kanakan saat sedang menikmati hujan dengan mandi hujan?" tanyanya yang berbaring di atas daun raksasa di kebunnya, kehujanan. Aku yang sedang berteduh di teras belakang rumahnya pun menjawabnya.

"Tidak, kok. Kau tampak anggun dan menyatu dengan alam. Itu cocok dengan kekuatanmu," balasku.

"Terima kasih. Kau lelaki yang baik," jawabnya sambil memainkan rintik air hujan dengan kekuatan airnya.

"Oh iya, apa yang membawamu ke sini? Bukankah saat hujan rintik seperti ini, kau lebih suka menonton film petualangan di rumahmu seperti biasanya sambil ditemani makanan hangat?" tanyanya penasaran.

"Ahahahaha... sepertinya film berjudul 'Explorer XL: Legend of Acient Artifact' belum dirilis," jawabku. Aku berusaha menyembunyikan kenyataan kalau TV-ku sedang rusak karena terkena air hujan yang menetes dari atap.

"Bukankah kau menunjukkan kasetnya kemarin padaku dan memamerkannya kalau itu adalah seri terbatas?" tanyanya menyelidik. Dia turun dari atas pohon raksasa itu dengan mengendalikan tanaman tempatnya berbaring untuk merendah ke tanah.

"Sepertinya ada masalah. Apa aku benar?" tanyanya.

"Hah.. kau benar. TV-ku di rumah rusak dan sedang diservis," jelasku dengan sedikit tertunduk. Dia berjalan ke arahku dan menepuk pundakku.

"Sudah kuduga. Kau memang ceroboh, ya? Apa kau membawa kasetnya? Kita bisa menonton filmnya bersama di rumahku," tanyanya.

"Aku bawa. Eh, tapi bukankah kau kurang suka cerita petualangan aksi dan lebib suka cerita menyentuh?" tanyaku memastikan sembari menunjukkan kasetnya.

"Apakah tidak boleh aku sesekali menemanimu menonton?" tanyanya yang kujawab dengan anggukan.

"Mari masuk," ajaknya seraya menggandengku berjalan masuk.

***

Nah, dari dua contoh di atas, menurutku lebih enak yang atas. Deskripsinya jelas dan kesannya tidam seperti percakapan. Kalau yang bawah kebanyakan percakapan, jadi malas baca. Tapi aku tidak tahu bagaimana pendapat pembacaku. Intinya, aku akan mulai membiasakan diri untuk memakai yang atas. Ini prioritas.

2. Menambah kosakata
Aku menambahkan kata "tengok", "dongak", "lirik", "timpal", dan "sanggah" untuk digunakan dalam novelku agar kalimat lebih mudah dipahami dan cerita lebih bisa dinikmati. Mungkin, aku akan pelan-pelan menerapkan ini.

3. Memperbaiki penggunaan tanda baca
Diantara banyak tanda baca, yang kurang kupahami penggunaanya adalah tanda pisah (—) dan tanda titik koma (;). Aku akan mempelajari keduanya pelan pelan.

4. Memperbaiki deskripsi aksi
Aku tidak punya referensi cerita aksi yang menyajikan scene pertarungan atau aksi dengan bahasa yang memukau dan mudah dipahami. Ada rekomendask cerita?

5. Memperbaiki kebiasaan typo
Rahma_Ad adalah pembaca pertamaku yang sering menjadi korban dari kalimat ambigu dan kata-kata typo di cerita pertamaku. Aku akan mengurangi kebiasaan ini dengan menulis lebih teliti. Maafkan aku jika kau menderita sakit mata :p

Hanya itu saja A/N untuk cerita Nightwalker. Seperti biasa, saya selalu terbuka dengan masukan (apalagi vote). Jadi, jangan lupa berikan vote, ya?. Sampai jumpa dan selamat membaca :)

Sedikit bonus musik yang sepertinya cocok untuk Lotus dari cerita Nightwalker:

Edge random bookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang