BAB 4 TERPAKSA MENIKAH

47 3 3
                                    

"Ma, Askara gak bisa." Perempuan itu tetap kekeuh memaksa Askara agar menikah dengan Olin.

"Kamu mau cari perempuan seperti gimana lagi?"

"Seperti Siska?" Askara menoleh, tatkala menyebut nama Siska, perempuan di masa lalu nya.

"Kamu mau sampai kapan, Askara?"

"Askara bakal nikah, tapi tidak untuk sekarang."

"Mama, capek. Terserah!" Ratna menangis sambil berjalan menuju kamarnya.

Askara mengusap wajahnya kasar. Ia harus bagaimana? Askara bukan tidak ingin menikahi bocah itu, di hatinya masih ada perempuan bernama Siska. Ia takut nanti malah Olin yang tersiksa dengan nya, karena belum bisa mencintai.

Apa ia harus menikahi saja tetangga itu, dengan menikahinya mungkin perasaan di masa lalu nya sedikit-sedikit memudar. Olin masih ada kesamaan dengan Siska, mereka sama-sama jahil, dan suka menggoda.

Askara menghampiri mama nya, ia bersiap untuk menikahi Olin.

"Ma? Askara mau nikahin Olin."

Ratna langsung memeluk Askara. "Mama harap, ini bukan paksaan."

Askara mengangguk, meskipun hatinya sangat berat.

"Nanti malam kita ke rumah Olin, kamu pulang nya jangan malam."

"Secepat itu?"

"Iya, mama gak sabar."

Askara menarik napas. "Putri gimana, ma?"

"Putri? Kenapa dengan putri?"

"Aku di suruh menghadiri pesta ulang tahunnya, nanti malam."

"Gagalin aja, kamu bilang aja masih banyak pekerjaan."

"Gak segampang itu, ma."

"Terus? Kamu mau membatalkan rencana mama?"

Aarghh... Mengapa rumit sekali. Ia sudah berjanji kepada perempuan itu.

"Jam berapa pestanya?"

"Sekitar jam sepuluh."

"Kita ke rumah Olin jam tujuh."

Askara mengangguk menyetujui.

***

"Udah siap?"

"Siap!"

Ratna tersenyum, melihat anak bujang nya yang sangat menawan, siapa yang tidak klepek-klepek melihat ketampanan tuan Askara.

"Assalamualaikum!"

"Waalaikum salam... Eh bu Ratna, silahkan masuk." Kata sekar.

"Ada apa ya? Tumben sekali."tanya Sekar.

"Kami mau membicarakan soal mempercepat menyatukan keluarga." Ratna sambil terkekeh.

"Oh! kalau gitu kebetulan saya masak banyak, barusan tadi ada teman Olin."

"Olin nya mana?"

Sekar memanggil Olin sudah berapa kali tapi tidak muncul-muncul.

"Bentar ya, saya panggilkan dulu."

"Olin! Cepat ganti baju, ada Askara sama tante Ratna."

Olin yang tengah asik rebahan, syok mendengarnya.

"Olin harus pake baju apa, Bu!"

"Pake baju yang sopan, ibu tunggu di bawah."

Olin kelabakan mencari baju, yang sopan seperti apa? Kebanyakan baju nya kurang bahan.

Menikahi Tetangga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang