Hari Ini dan Esok Pagi by just-anny

709 59 14
                                    

Song: Esok Pasti Jumpa (Kau Keluhkan) by Banda Neira
...................................................................................................

Kau keluhkan awan hitam yang menggulung tiada surutnya
Kau keluhkan dingin malam yang menusuk hingga ke tulang
Hawa ini kau benci
Dan kau inginkan tuk segera pergi
Berdiri angkat kaki
Tiada raut riangmu di muka, pergi segera
--

Hari ini aku membenci banyak hal. Tidak ada malam sedingin hari ini. Tidak ada awan semendung hari ini. Tidak ada cuaca sekelabu hari ini. Bulan bersembunyi dan hanya awan hitam yang menampakkan diri. Bagiku... tidak ada hari yang jauh lebih buruk dari ini.

Asap sudah kuhirup banyak. Mereka-asap itu-menyesap menusuk hidungku dan menimbulkan batuk-batuk ringan. Di sini, di dudukan trotoar jalan, aku masih terdiam sendiri. Aku terpaku memandangi hilirnya kendaraan. Aku terpaku menyelami pikiran yang sibuk akan banyak hal.

Semua rasa kesal menyeruak di relungku. Marah adalah hal yang ingin kulakukan saat ini juga. Kecewa adalah sesuatu yang kurasa sedang menamparku dengan keras. Dahiku kukerutkan, bibirku kutekukkan. Tak ada sedikitpun raut riang dari air muka.

"Kamu... jahat." Bergetar aku mengulang pelan keluhanku itu untuk kesekian kalinya.

Lagi-lagi mataku panas. Aku berusaha membendung air mataku untuk tak jatuh, tapi percuma. Aku memejamkan mata kuat-kuat. Aku keluarkan perlahan air mataku dengan bebas. Menjerit sendiri dalam diam dan akhirnya menangis di pinggir jalan. Hebat.

--
Kau keluhkan sunyi ini dan tak ada yang menemani
Kau keluhkan risau hati yang tak kunjung juga berhenti
Rasa itu kau rindu
Dan kau inginkan tuk segera tiba
Dan kembali bermimpi
Hanyut dalam hangatnya pelukan cahaya mentari
--

Aku tak mengerti dengan diriku. Semua terasa sangat menyebalkan. Semua terasa menyesakkan. Kau tahu? Menyayangi seseorang berlebihan hanya akan membuatmu semakin terjun ke dalam jurang kesakitan. Peduli terhadap seseorang secara berlebihan hanya akan membuat hatimu nyeri saat akhirnya kau yang tidak ia pedulikan.

"Kalau dia yang kamu sayang, kenapa kemarin harus membuatku berharap?" Lagi-lagi aku mengulang pertanyaan yang sama. Selalu kata yang sama. Selalu tanda tanya yang sama. Selalu, selalu, dan selalu. Higga kutahu kau tak akan datang lagi memberikan jawaban itu.

Hanya aku satu-satunya orang bodoh yang merindukan senyumanmu. Hingga kini aku tahu, akulah orang yang akhirnya terjun ke jurang kesakitan itu. Akulah orang yang akhirnya merasakan nyeri itu. Aku... yang kini terjatuh berjumpa dengan elegi patah hati.
.
.
Aku terbangun dari duduk. Aku menoleh ke belakang lalu menemukan pinggiran jembatan. Berjalan ke arah sana merupakan pilihan yang aku ambil. Melirik jurang itu merupakan hal yang aku pikir. Andai aku hilang, akankah dia mencariku?

Aku memejamkan mata lagi. Tidak ada yang mengerti bagaimana aku membenci hawa ini. Tidak ada yang mengerti bagaimana remuknya perasaan ini.

"Anny," panggilan seseorang menyadarkanku.

Aku menoleh ke arahnya. "Gama?" tanyaku dengan dahi yang kutautkan. Aku melihat dia-sahabat baikku-terlihat sangat berantakan. Keringat bercucur dimana-mana, bajunya lusuh tak terkira.

Beberapa detik kemudian dia berlali ke arahku. Dia... memelukku.

"Akhirnya ketemu," ujarnya berbisik terdengar di telingaku.

Wangi tubuhnya memenuhi hidung. Aku hanya terpaku saat kurasakan jantungnya bergerak dengan... cepat? Ini maksudnya apa? Kenapa Gama berdegup secepat ini? Beberapa detik kemudian aku melepaskan pelukannya, lalu menatapnya dengan heran.

"Ann," panggil Gama yang lalu memegangi kedua tanganku renggang. "lepaskan dia yang tak peduli padamu dan lihatlah jauh ke depan."

Aku menekuk bibirku. Mataku kembali panas, hatiku kembali sesak. "Hanya ada kenyataan bahwa orang yang kusayangi tidak menyayangiku, Gam." Aku menyeringai, mencoba menertawakan diri sendiri.

"Berarti kita sama," ujarnya pelan lalu menggenggam tanganku lebih erat.

Aku melemparkan raut tanda tanya padanya. Aku... terlalu tidak mengerti harus memberi tanggapan seperti apa.

"Aku sayang seseorang, tapi dia sayang orang lain," ucapnya pelan dengan wajah sendu. Ia terlihat berusaha... tersenyum? Ah, mungkin hatinya sesak.

"Siapa Gam?" tanyaku pelan, berusaha tidak mengabaikan ceritanya.

Gama tersenyum sendu. "Kamu, Ann."

--
Dan ingatlah pesan sang surya pada manusia malam itu
Tuk mengingatnya di saat dia tak ada
Tuk mengingatnya di saat dia tak ada
Tuk mengingatnya di saat dia tak ada, esok pasti jumpa
--

Aku masih terkaget saat kulihat Gama menatapku lekat dengan senyum sendunya. Hatiku terasa mendadak ditusuk. Hatiku terasa mendadak ditimpa beban begitu berat. "A-a-aku?" tanyaku ragu.

Gama tersenyum lalu mengacak ujung rambutku perlahan. "Aku minta kamu jangan tengok hari ini lagi, nanti. Kamu harus melihat esok. Esok pagi saat aku yang akan selalu ada untukmu. Esok... pasti jumpa."

Aku... tak bisa lagi berkata-kata.

............
END

[1] Song FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang