"Hail to the Rose and Thorns! Glory to the Imperial of Rose! Long live the Noble Ruler, the Rose Empress and her Eternal Throne!"
Seruan itu terdengar dari halaman kastil yang luas. Puluhan Rose Knight berbaris rapi dengan tongkat di tangan dan berdiri tegap tanpa mempedulikan kaki yang sudah kelelahan. Mereka mengikuti perintah dari pengarah dengan baik dan menunjukkan keseriusan dan fokus yang tinggi. Para Rose Knight itu terlihat seperti menjalani latihan militer dan tidak memandang usia Rose Knight yang dilatih. Semuanya mendapat perintah dan arahan serupa.
Myria mengikuti Alice yang menggandeng tangannya menelusuri jembatan penghubung yang melewati halaman kastil. Dia dapat mendengar seruan lantang dari para Rose Knight serta bentakan keras dari seorang pelatih perempuan, meski tidak bisa melihat seperti apa latihan yang tengah mereka jalani.
Alice yang seolah mengerti keingintahuan Myria kemudian menjelaskan. "Kira-kira seperti itu suasana latihan para Rose Knight. Sama dengan latihan militer, semuanya mendapat arahan untuk menggunakan kekuatan masing-masing."
"Kekuatan?"
"Setipa kandidat harus menemukan sendiri kekuatan mereka. Kekuatan apapun, selama dianggap layak dan memenuhi kualifikasi yang ditetapkan Yang Mulia, akan lolos dan dapat menerima kehormatan untuk diangkat menjadi Rose Knight."
Alice menghentikan langkah, diikuti oleh Myria. Dia menoleh ke arah halaman. "Oh, tampaknya pelatih hari ini adalah Ophelia. Para Rose Knight itu sedang beruntung karena dilatih oleh ksatria tingkat tinggi sepertinya."
Memang, di depan para Rose Knight yang berbaris, terlihat sosok Ophelia yang berdiri di atas kotak kayu dan memberikan perintah dengan lantang. Sesekali menghentakan ujung tongkat untuk memberikan komando kepada ksatria-ksatria yang dilatihnya.
"Kau sendiri bagaimana? Kau juga pernah menjadi pelatih?" tanya Myria.
"Tentu saja. Aku pernah melatih mereka, para teri, itu ketika menjalani hari pertama menjalani pelatihan. Yah, semua Rose Knight senior akan mendapat giliran masing-masing. Aku dan Ophelia juga merasakan hal yang sama denganmu saat pertama kali dipungut. Kami tidak memiliiki kejelasan apapun tentang Rose Imperial, tahu-tahu disuruh menjadi ksatria."
Alice tersenyum kecil setelah mengingat momen itu. "Aku yakin Rose Empress menaruh kepercayaan terhadapmu. Lolos tidaknya, berikan yang terbaik untuk memenangkan kepercayaan Rose Commander bahwa kau adalah Rose Knight yang layak."
"Aku akan berusaha," ujar Myria.
Alice kemudian membawanya ke sebuah tempat di sisi lain kastil. Dia membuka pintu dan membimbingnya untuk menuruni tangga menuju sebuah lorong gelap. Langkah kaki mereka terdengar menggema ke penjuru lorong. Myria sempat mendengar suara tetesan air dari salah satu sisi, tampaknya mereka sedang ada di bawah tanah.
Keduanya berhenti di depan sebuah pintu. Alice membuka kain yang menutup mata Myria. "Hanya sampai di sini aku bisa mengantarmu. Setelahnya kau harus berusaha sendiri untuk membuka kekuatanmu. Besok akan ada Rose Knight yang datang dan membawa kalian ke tempat seleksi akhir. Kalau kau sudah memiliki kekuatan, kau bisa ikut."
"Tapi bagaimana caranya? Aku bahkan tidak tahu kekuatan apa yang kumiliki," ucap Myria. "Aku bisa mengecewakan kalian karena susah payah membuatku ikut upacara seleksi, tetapi malah tidak terpilih karena tidak memiliki kekuatan."
"Sayangnya aku tidak bisa memberitahukan apa yang harus kau lakukan. Kekuatan itu hanya kau sendiri yang bisa menemukannya. Aku sendiri tidak punya hak membocorkan apapun kepadamu. Tugasku hanya mengantarmu ke tempat seleksi sampai nanti kau bisa lolos seleksi akhir."
KAMU SEDANG MEMBACA
Knights of Rose [Indefinite Hiatus]
Fantasy[Knights of Rose dan Fallen Crown Princess akan dalam indefinite hiatus] Hail to the Rose and Thorns! Glory to the Imperial of Rose! Long live the Noble Ruler, the Rose Empress and her Eternal Throne! Terbangun tanpa memiliki ingatan dan menjadi pen...