Chapter 3: Noble Selection

2 0 0
                                    

Di ruang perawatan...

"Kau cukup beruntung. Lebam di tubuhmu memang parah, tapi kau masih bertahan dari tendangan anak itu."

Myria mendengarkan Ophelia yang memeriksa tubuhnya dengan hati-hati. Menggunakan batu mawar yang ada di atas tongkat, luka lebam hasil tendangan Makel disembuhkan oleh sang Rose Knight. Rasa ngilu itu berangsur-angsur menghilang.

"Ano...," Myria takut-takut bertanya. "apakah... aku masih punya waktu untuk ikut seleksi?"

"Tergantung. Jika keadaan tubuhmu masih memungkinkan, kurasa kau punya waktu. Walau tinggal dua jam lagi akan ada Rose Knight yang menjemput anak-anak yang tersisa di ruang upacara," jelas Ophelia datar.

Myria hanya mengangguk kecil. Akhirnya pemeriksaan selesai dilakukan. "Oh, tampaknya tidak ada yang salah lagi dari tubuhmu. Harusnya kau takkan merasakan ngilu lagi," ujar Ophelia.

Gadis itu menghela napas lega. "Umm... terima kasih sudah membantu memulihkan lebam di tubuhku. Aku tidak tahu harus melakukan apa untuk membalasnya."

"Balasan yang perlu kau lakukan hanyalah membuktikan kesetiaanmu atas nama Rose Knight. Sudah menjaga namanya adalah imbalan yang lebih dari cukup. Dan sebagai calon ksatria, sudah sepantasnya kau membalas bantuan dengan usaha dan bukan dengan imbalan berupa barang mewah atau apapun yang kau miliki."

Myria mengangguk. "Siap, dimengerti."

"Sekarang kau harus kembali ke ruang seleksi. Ingat, jangan sampai berbuat aneh-aneh lagi atau memicu pertengkaran. Makel saja sudah cukup menjadi beban bagi Rose Empress dan semua Rose Knight yang akan menguji kalian."

Dengan bantuan Ophelia, Myria pun dituntun kembali ke ruang seleksi. Dia tidak berani bertanya apapun dan hanya diam menuruti perintah. Ophelia terlihat lebih tegas dan kaku ketimbang Alice yang masih terbuka kepadanya.

Sesampainya di ruang seleksi, Ophelia membuka kain yang menutupi mata dan menyuruhnya masuk. Setelah itu dia berlalu begitu saja. Myria hanya memandang sang Rose Knight yang berlalu meninggalkan ruang seleksi sebelum dia masuk. Kedatangannya langsung disambut oleh Selena yang terlihat khawatir.

"Myria! Kau sudah kembali!" sambut Selena.

"Maaf atas kekacauan tadi," ujar Myria. "Tampaknya aku terlalu mencolok karena berani menentang anak itu, ya."

"Ya, semuanya tidak percaya kalau kau berani menentang Makel. Dia memang sudah seharusnya mendapat teguran keras dari sesama kandidatnya sebelum benar-benar mendapat hukuman keras dari Rose Empress," sahut Selena.

"Jadi belum ada yang berani melawannya, ya...,"

Sembari duduk menunggu penjemputan, Selena memulai topik pembicaraan baru. "Ngomong-ngomong kau tadi tampak berhasil membuat Makel tunduk padamu. Apa mungkin kau memiliki kekuatan untuk menundukkan seseorang dan membuat mereka menurut pada perintah?"

Myria menggeleng. "Aku... tidak tahu."

"Tidak tahu?"

"Saat Makel memperlakukanku seperti tadi, aku tidak bisa berbuat apa-apa meski dalam hati aku ingin menyuruhnya diam. Mungkin karena keinginanku yang begitu kuat untuk melawan balik perlakuannya membuat kekuatan itu bangkit dengan sendirinya."

Selena mengangguk mengerti. "Kekuatanmu menarik juga."

"Kau sendiri, Selena? Kekuatan seperti apa yang kau miliki?"

"Aku memiliki telepati," jawab Selena. "Sebetulnya kalau boleh jujur, saat tadi kau dihajar habis-habisan, aku sempat mengirim telepati kepada Rose Knight siapapun itu dengan harapan ada yang datang. Tadinya kupikir itu takkan berhasil, tapi ternyata ada yang datang dan menolongmu."

Knights of Rose [Indefinite Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang