PART 2

175 10 0
                                    

1 tahun kemudian...


Aku memandang bayangan tubuhku yang terpantulkan di cermin. Mungkin bisa dibilang untuk ke-10 kalinya aku menggonta-ganti pakaian. Hem, ini bukan untuk pesta meriah atau semacamnya. Ini acara yang lebih indah menurutku. Hatiku berbunga-bunga jika aku menyebutkan nama pria itu.


Ini bukan pertama kalinya aku pacaran. Di usiaku yang sudah berumur 29, baru 5 kali aku berpacaran. Dan selalu berakhir sangat tragis dan menyedihkan. Huh, ngapain juga harus mengingat mantan-mantan sialan itu.


Lamunanku terpaksa berhenti karena suara Meghan Trainor yang memenuhi ruangan ini. Aku mengambil ponselku yang tergeletak di kasur. Kulihat ponselku dan tertera nama Jayce disitu. Tanpa berpikir panjang, aku mengangkat panggilan itu.


" Hai... ", kataku yang mungkin kedengaranya terlalu senang.


" Hai, rei.... maaf aku harus batalin acara ini. Aku ada urusan mendadak dari kantor dan harus pergi ke Bangkok selama 1 bulan. ", katanya dan membuat aku terdiam seribu bahasa.


"Rei... "


Aku masih mendiamkan dia. Dia bahkan yang membuat acara ini dan dia pula yang membatalkanya. Hal itu tentu saja membuatku berpikir dua kali akan hubungan ini. Bayangan saat nanti aku sedang mengandung besar dan akan melahirkan, tiba-tiba Jayce mendapat panggilang dari kantor untuk urusan penting dan meninggalkanku dalam keadaan kritis.


" Kamu gila... ", kataku dan hening. Awalnya, aku berpikir bahwa Jayce akan menyesal karena telah membatalkan acara ini dan segera membatalkan urusan pekerjaanya. Tapi yang kupikirkan berbeda dengan kenyataanya, aku menatap kecewa ke layar ponselku.


Bagaimana bisa dia menutup panggilan ini. Aku bukan wanita cengeng, yang akan menangis jika laki-laki berbuat kurang ajar padaku. Tapi aku juga wanita biasa, bisa merasakan kekecewaan. Dan sekarang aku benar-benar marah dengan-nya.


Aku mengambil bantak dan meremasnya sampai aku kelelahan sendiri. Tapi ini bantal, bukan Jayce. Ingin rasanya aku mencekiknya pada jam,menit,detik ini juga. ARGHHHHH....


Tanpa berpikir panjang lagi, aku segera mengambil ponselku dan menelpon Amelina.


...


Setelah berlama-lama Amelina di apartemen-ku, akhirnya ia memutuskan untuk pulang karena hari sudah mulai sore. Dan dia meninggalkanku dengan keadaan tragis. Entah kenapa, saat Amelina datang, air mataku tidak dapat bekerja sama denganku, dan aku menangis sejadi-jadinya.


Dan sekarang aku butuh hiburan. Aku sedang galau. Galau sekali. Huft.


Aku memutuskan untuk mandi dan setelah itu mungkin aku pergi ke mall. Aku juga bukan "wanita mall". Mall hanya sebagai pelampiasan saat aku merasa sumpek seharian di kantor.


Setelah mandi, aku segera mengambil kunci mobil dan keluar kamar. Entah apa yang akan aku lakukan disana, aku mengunci pintu kamar Apartemen dan segera melangkah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang