8 Tahun yang lalu...
" Ayolah... Kita kan udah kasih tau, kita suka siapa. " Kata Jessica yang dibalas anggukan dari Denika dan Amelina.
" Aku takutnya kalian nyebar ", kata Reina.
" Bukanya kita udah buat peraturan dari awal ? Pokoknya, kalau ada yang tau kita suka siapa, selain kita berempat. Kita bakal sebarin rahasia ini ", kata Amelina mengulang peraturan dari awal.
" Baiklah, aku menyukai Ashton ", Kata Reina dengan suara yang di kecilkan.
" WHAT ?!?!?!? ", teriak Jessica heboh.
Reina menunduk malu. Teman-temanya pasti akan menertawakanya.
" Kalian ingin menertawai aku, ya ? ", tanya Reina polos.
" Buat apa menertawimu ? Aku tidak menyangka saja. Kok bisa, seorang Reina jatuh cinta pada Ashton, si cowo datar dan dingin. ", kata Amelina.
" Ah, malah cowo seperti itu yang keren. Pasti dia akam setia", kata Reina sambil tersenyum-senyum.
Sahabat-sahabatnya hanya mengangguk mengerti.
¤¤¤
" Reina! Ada Gas disitu ", kata Jessica sambil menunjuk Gas. Mereka berempat memang sudah menamai Ashton sebagai Gas. Supaya tidak ada yang tahu.
Reina memperhatikan arah yang ditunjuk Jessica. Entahlah, saat melihat Ashton, ia selalu terseyum-senyum sendiri.
" Rei, kamu gak datengin dia ? ", tanta Denika yang membuat Reina berhenti dari "Aktifitasnya"
" Biarlah aku melihatnya dari kejauhan ", kata Reina sambil berekting sedih.
Jessica, Denika, Amelina segera melempari tissue di muka Reina.
" Dasar! Dramatis ", kata Amelina membuka suara.
Reina hanya tertawa cekikikan. Dia memang sangat mencintai sahabatnya.
¤¤¤
Entah berita darimana, yang jelas satu kelas sudah tau tentang 'Gas' itu siapa.
Dan mereka selalu membicarakan Ashton dengan sebutan 'Gas', Hingga akhirnya, sang 'pemilik nama' mengetahui Nama panggilanya.
Dan... mereka berempat belom tau tentang 'hal' itu.
" Gak nyangka deh. Bentar lagi kita bakal berpisah ", kata Denika sedih.
" Iya. Waktu emang cepet banget ya ", kata Jessica ikut sedih.
" Gak nyangka kita udah temenan dari kelas 7 ", kata Reina.
" Dan gak nyangka juga kita akan berpisah ", kata Amelina.
" Dari awal, aku males banget ada moment ini ", kata Denika.
" Sama ", balas mereka bertiga sama-sama.
" Cie yang naksir Gas ", kata Dornan -- Teman sekelas mereka berempat.
" Siapa ? ", tanya Reina takut.
" Kamu lah ", kata Dornan kemudia berlari keluar ke lapangan.
Seketika, wajah Reina berubah pucat.
" Dornan tau darimana ? ", tanya Reina takut." Gak tau. Kok bisa dia tau ? ", tanya Jessica bingung.
" Iya. Disini kan gak ada yang bocor ", kata Amelina mulai penasaran.
Berbeda dengan Denika, perempuan itu tersenyum manis dari tadi. Entah apa yang ada di pikiran gadis itu.
" Ka ? ", tanya Jessica sambil menyenggol bahu Denika.
" Hah ?! Ada apaaa ?!?! ", tanya Denika dengan kecang.
" Kenapa senyum ? ", tanya Amelina mulai curiga.
" Lagi seneng dia. Abis diajak ngobrol Dornan ", kata Reina.
" Eh? Ap...apaan sih kalian ", kata Denika yang menyadari temanya tersenyum jahil padanya.
" Baru digituin aja udah seneng banget ", ledek Amelina.
" Yang diajak ngobrol aja Reina. Malah Situ yang seneng ", kata Jessica sambil tertawa.
¤¤¤
Tetap saja, mereka berempat masih sering memanggil Ashton dengan julukan 'Gas'.
" Tadi liat gak. Sih Gas main basket keren banget ", kata Reina mulai kelepek-kelepek.
" Iya, itu keren banget ", kata Jessica.
" Gak boleh naksir ", kata Reina.
" Dia punyaku ", kata Reina sambil tertawa tidak jelas.
Disatu sisi, di tempat yang sama, Seorang laki-laki menatap jijik pada perempuan yang baru saja berkata, bahwa dirinya milik perempuan itu.
Jangan berharap! Batin laki-laki itu dan meninggalkan lapangan yang mulai sepi.
#TBC
¤¤¤