REINA POV
Aku memasuki club berbintang lima ini dengan takut...entah kenapa.
Aku memang bukan anak club, yang selalu mondar-mandir ke club. Aku orang yang sangat sibuk dengan pekerjaan. Aku datang ke tempat ini karena paksaan dari ke-3 sahabatku ini.
Jessica terus menggandeng tanganku, samapi menuju club. Dan... dari ke-3 sahabatku pula, hanya aku seorang yang tidak berpengalaman dalam minum dan mabok.
Aku dan Jessica memilih untuk duduk di meja bar. Sedangkan Amelina dan Denika sudah hilang di tengah keramaian. Aku memesan 1 botoo beer dan meminun setengah botol. Jangan tanya kenapa aku tidak meminum vodka.
Aku menatap Jessica yang kelihatan sekali ingin menuju ke lantai dansa. Tidak perlu menjadi pysco untuk tahu hal itu. Aku menatap kasihan ke-arahnya.
" Lo mau kesana ? Yaudah gapapa. Gue bisa jaga diri kok ", teriak-ku dan Jessica belom menoleh sama sekali.
" Jes, lo kalo mau kesana gapapa. Aku bisa jaga diri kok ", Teriaku-ku lebih keras dan berhasil membuat Jessica menoleh. Kemudia dia menatapku dengan tanda tanya. Huft.
" Lo kalo mau kesana gapapa. Gue bisa jaga diri kok ", teriaku sekali lagi mengalahkan suara music dj (mungkin)
" Yakin ? ", teriaknya juga.
" Trust me, okay ? ", teriaku lagi.
" Okay. ", katanya dan berdiri dari kursi bar.
" Have fun, babe ", kataku dan meminun setengah botol beer lagi.
Rasanya sudah lama sekali aku tidak bersenang-senang seperti ini. Aku mengalihkan tatapanku ke tempat lain dan. Oh gosh !
Di pojok, ada sepasang kekasih yang sedang berciuman dengan sangat...sangat HOT. Aku tidak senorak itu. Pasti di setiap club dance selalu aja ada pasangan yang ciuman. Tapi... aku tidak peduli dengan laki-laki itu. Perempuan itu... itu Denika ? Oh my Gosh.
Aku gak pernah tau bahwa Denika seperti itu. Aku mengalihkan perhatianku itu dan... Bencana apa lagi ini ? Laki-laki yang berdiri tidak jauh dari tempat aku, menatapku seakan-akan aku adalah mangsanya. No... bukan laki-laki... lebih tepatnya oom-oom pedofil. Kenapa oh kenapa ?
Sekitar 1 jam sudah berlalu. Dan aku hanya menjadi pajangan disini. Mereka bilang untuk have fun. Tapi yang have fun siapa ? Kami ? Lebih tepatnya mereka.
Karena bosan...aku memesan 1 vodka dan meminumnya....
¤¤¤
Aku terbangun di tempat tidur. Kepalaku pusing sekali. Aku mencari remote TV. Setahu ku remote tv ada di laci. Tapi laci yang disebelahku kosong lompong. Itu dia.. aku mengambil remote yang ada di depan TV dan segera mencari channel bagus.
Dan tertujulah aku pada channel HBO yang menampakan film favoritku. Aaaaa... Peter Pan 2003. Oh my gosh! Peter Pen alias Jeremy Sumpter sangat-amat H.O.T. Walaupun saat itu belom terlalu kebentuk ototnya. Tapi aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama.
Dan sekarang...Jeremy Sumpter jauh lebih hot dari dulu. JS sang pujaan hatiku. Karena gerah melihat Jeremy Sumpter yang makin lama kalau diperhatikan makin ganteng, aku memutuskan untuk mengambil baju di lemari.
Kepalaku pusing sekali, sampai-sampai lemariku pindah. Aku membuka lemari dan.....WHAT THE HELL IS THAT ? OH MY GOSHHHHHH.... Pakaian itu jelas bukan pakaianku itu... itu pakaian laki-laki.
Oh... tidak...tidak.... Huaaa...aku tidak sudi tidur dengan oom-oom genit. Oh my Gosh ! Bagaimana bisa aku baru menyadarinya ? Jelas kamar ini berbeda dari kamarku dan ini bukan karena pusing. Ini...ini memang bukan kamarku. Oh no!!!
Aku membayangkan diriku dipeluk oom-oom pedo nan genit itu... Shit!
Aku menggigit bibirku sampai merah untuk tidak menangis. Aku baru saja akan mengambil IPhone-ku kalao saja tidak ada suara pintu yang menandakan ada orang yang masuk. Aku memperhatikan pakaianku. Bukan...aku bukan mau tampil cantik, tapi aku mau menjaga diriku supaya tidak....tidakk...ya You know what i mean lah.
Perempuan dengan muka yang campuran bule-indo datang memasuki kamar-ku. Erg...koreksi...kamar oom genit.
Jangan-jangan, perempuan ini adalah anak oom pedo ? istrinya ? kekasihnya ? saudranya ? Arghhhhh....
" Ha...hai kak ", sapa perempuan blasteran itu dan menatap ke arah lantai. Dia itu berbicara padaku kan ?
Dia menatapku dan kembali menatap ke lantai.
" Sebelumnya aku ingin meminta maaf kepada kakak... ", katanya dan hening. Aduh...dia mau pidato kali ya ? Ingin rasanya aku mencekiknya. Namun karena muka polosnya, aku mengurungkan niatku.
" Begini kak. Kemarin aku menemukan kakak lagi dalam keadaan mabok di club. Kebetulan aku ada disitu karena ada acara sama temen-temen aku. Trus aku liat kakak lagi mau digodaiin sama oom-oon gitu. Karena tidak tega, aku menyuruh pacarku untuk mengantar kakak dan aku ke apartemen ini ", katanya dan aku mulai sedikit mengerti. Baru saja aku akan mempertanyakan sesuatu, perempuan itu sudah menjawab.
" Tentang kamar ini. Apartemen ini punya abang aku. Aku numpang nginep disini sekitar 4 bulan. Dan kebetulan juga abang aku lagi ada meeting di luar negeri. Jadi apartemen-nya dititip ke aku. Dan tadi pagi.... Abang aku pulang. Sebenernya jadwal kepulangan abang aku 2 hari lagi. Tapi katanya udah gak ada yang penting lagi. Aku tadi masih tidur, jadi gak tau kalau abang aku udah sampe dan dia liat kakak ada di kamar-nya dan Abang aku tanya ke aku. Dan aku jelaskan semuanya. ", katanya mengakhiri pidatonya. Baguslah...
" Ehm...makasih banget udah bantuin aku dari oom pedo itu. Dan aku minta maaf juga udah ancurin pesta kamu ", kataku benar-benar menyesal.
" Hehehe... santai aja. Aku juga bosen disitu ", katanya tertawa dan aku balas dengan tawaan. Cukup berapa lama kami menghabiskan waktu untuk ngobrol dan suara dari arah luar yang lumayan jauh membuat pembicaraan ini terpotong.
" Sa...Pergi dulu. Jaga apartemen ", kata suara laki-laki yang mungkin abangnya.
" Oya, aku alyssa ", katanya.
Dan mulailah tumpah berbagai macam cerita....
¤¤¤
Suara teriak ke-3 sahabatku membuat gendang telingaku sakit. Pertanyaan yang keluar dari mukut mereka saat aku membuka skype
" Lo baik-baik kan ? "
" Lo sehat kan ? "
" Oh Gosh, seharusnya gue gak ninggalin lo "
" lo gak ditidurin kan ? "
Dan pertanyaan lainya.
" 1. Gue aman... gue masih perawan euh. 2. Gue baik-baik aja. 3. Kirain kalian udah lupa sama gue ", kataku di skype.
" Engga lah.. kita nyari lo sampe subuh, jir ", kata Amalina yang disambut tawaan dari yang lain.
" By the way, gue kemarin di club liat lo ciuman sama cowo, ka ", kataku sambil tertawa.
" A...ap...apaan sih ? "
" ehm..."
" Dornan dikemanaiin ? Katanya blom bica move on ? ", tanya Amelina.
" Itu cara biar bisa ngelupain seseorang ", jelas Denika.
#TBC
¤¤¤
Hi! Makasing banget yang udah ngevote di part sebelumnya. Maaf banget kalo banyak typo. Maklumin aja, soalnya belom berpengalaman nulis. Dan sorry banget kalo partnya dikit. Ini aja kalo ada yang minat baca. Wakakaka □□□
