vi

230 24 1
                                    

Hari demi hari Saka tetap tidak bisa melupakan kejadian di rumah sakit tersebut, hingga Saga sekarang sudah sembuh pun Saka masih penasaran apa yang sebenarnya terjadi antara Zaki dan Hesa

Pagi ini ia disambut dengan Zaki dan Hesa yang terlihat berangkat bersama dan berjalan beriringan tidak ada yang aneh hingga akhirnya Saka melihat tangan mereka bertaut

Baru saja Saka hendak memergoki mereka Saga dan Jaya lebih dulu mengahadang mereka di parkiran seolah menanyakan kejelasan. Saka yang melihat itu langsung membalikan badan hendak beranjak dari tempat ia semula berdiri karena tahu itu bukan urusanya namun ditahan oleh suara yang memanggilnya

"Saka sini"

Suara lembut namun lantang milik Zaki membuat Saka berjalan kikuk kearah mereka. Saka hanya meremat tas nya dan menyunggingkan senyum canggungnya

"Gue yakin lo tau sesuatu nanti istirahat temui gue ya di kantin kedua jam istirahat" setelah mengatakan itu Zaki merangkul Saka untuk mengajaknya pergi menghindari teman temanya biar Hesa saja yang urus

Hesa yang melihat kelakuan Zaki hanya menghembuskan nafasnya pasrah, tahu Zaki tidak akan mau menjelaskan semuanya kepada kedua temanya ini apalagi tatapan tajam mereka yang sangat mengintimidasi ini. Biarlah Hesa yang menyelesaikan semuanya

"Lo berdua mau gue jelasin? Tapi bel bakal bunyi tujuh menit lagi"

"Ruang olahraga"

Hesa hanya bisa pasrah Saga tidak bisa dibantah, maka yang bisa ia lakukan adalah membawa kedua temanya ke arah ruang olahraga. Tidak apa apa bolos toh mereka juga sudah sering

Beruntung ruang olahraga sepi biasanya anak dari ekskul olahraga lain akan menempati ruang ini juga, namun tetap saja ruang olahraga didominasi oleh siswa ekskul basket

Hesa segera menutup pintunya rapat tidak lupa Jaya yang selalu membawa kunci juga mengunci ruang tersebut

"Oke apa yang mau kalian tau?"

"Pake nanya ego ya lo kok bisa sedeket itu sama si Jaki ga biasanya"

"Lo mau denger Jay, Ga?"

Saga tidak menanggapi namun Jaya sudah kepalang emosi padahal ia sudah mengatakan dengan jelas kalau ia ingin tahu hubungan mereka tapi Hesa makin membuat pertanyaan mudah mereka menjadi rumit

Hesa yang melihat wajah Jaya mulai di kuasai emosi hanya terkekeh sebentar sebelum akhirnya kembali bicara

"Yes we are daring three months ago, pas dimana gue balapan sama Zaki dan di saat itu juga gue confess gue suka Zaki is that wrong?"

Keduanya kompak menggeleng

"Ya udah gue pacaran emang kenapa deh? Lo pada gasuka gue sama Zaki?"

"Ya tapi aneh aja kenapa deh lo sembunyiin hubungan sama Zaki? padahal kita fine fine aja"

"Ya mungkin kalian fine Jay, tapi Zaki tetep ada rasa ga enak disitu. Kita temenan udah kaya saudara tiba tiba pacaran, dimata gue sama Zaki itu aneh. Tapi ya tetep kita lakuin, kita juga punya presepsi yang sama sama buruk makanya kompak backstreet"

"Selama tiga bulan ngapain aja?"

"Banyak, bahkan doi sering ada di apartment gue atau gue nginep di rumahnya, sering sekedar jalan jalan aja tanpa tau ngapain, main game, cuddle and fuck of course"

"ANJING MAHESA LO TERNYATA UDAH - MMPHHH"

Kesal dengan teriakan Jaya, Saga segera membekap mulut temanya itu dengan Dasi entah milin siapa yang tergeletak di atas meja ruangan

"Dan Saga, kayanya Saka udah tau duluan. Dirumah sakit sebelum nganter dia pulang gue sama Zaki ciuman dan gue rasa dia lihat ekspresinya pas masuk mobil bener bener canggung padahal awalnya ga secanggung itu"

"Ciuman tau tempat"

Setelah mengatakan tiga kata itu Saga segera keluar dari ruang olahraga merasa pertanyaanya sudah diwakilkan oleh Jaya dan Hesa memberi jawaban yang memuaskan

---

Pelajaran berlangsung dengan tenang, namun tidak dengan isi kepala Saka. Lelaki kecil itu sibuk dengan skenario yang ia buat di otaknya mengenai Zaki dan Hesa

Rasa penasaranya belum terpecahkan san bel untuk istirahat tak kunjung di bunyikan membuat Saka bingung dengan tebakan tebakan yang muncul dari kepalanya sendiri

kringgg

Bel sudah berbunyi, dengan cepat Saka segera menuju ke tempat yang sudah Zaki janjikan untuk menemuinya

Kini Saka sudah berada di kantin kedua sekolahnya, tidak ada bedanya dengan kantin pertama namun kantin kedua lebih sering digunakan untuk kakak kelasnya

Saka hanya berdiri di dekat pintu masuk kantin dan celingak celinguk mencari keberadaan Zaki hingga satu tepukan di bahunya membuat atensinya kini berubah sepenuhnya kepada pelaku yang menepuk bahunya

"Zaki masih ulangan"

"Hehe iya kak aku tunggu aja apa ya?"

"Masuk"

Seakan terhipnotis dengan kata kata Saga.  Saka mengekori Saga yang masuk ke kantin tanpa ragu tapi suasananya sangat aneh dimana seisi kantin memandang mereka berdua

Saga akhirnya memilih kursi di pojok kantin dan menyuruk Saka untuk duduk di depanya, Saka hanya bisa menurut memangnya apalagi yang bisa ia lakukan?

"udah makan?"

Saka menggeleng

"Mau makan apa?"

"Samain kaya kakak"

"Gue gak makan"

"Kalo kakak gak makan terus ngapain?"

"Nemenin lo makan"

Pipi Saka seakan memanas, andai saja ia tahu semerah apa kondisi wajahnya saat ini.

Saga hanya terkekeh pelan menunggu jawaban tentang makanan apa yang akan Saka makan hari ini

"Mau roti panggang yang coklat"

Tanpa menunggu apapun Saga segera ikut di barisan siswa siswi yang sedang mengantre roti panggang, antreanya tidak cukup panjang jadi dengan cepat Saga mendapatkan pesanan Saka dan juga ditambah sekotak susu rasa vanilla di tanganya

"Makan"

Saka hanya mengangguk dan segera melahap rotinya, suasananya sangat canggung. Saga hanya diam mengamati ia makan sedangkan ia sendiri rasanya ingin kabur saat itu juga

"heh minggir lo sagara"

Saga hanya menatap cuek siapa yang berani memanggilnya seperti itu ternyata Zaki sudah datang

Saga hanya menurut dan mengusak rambut Sakala dengan gemas

"Gue balik"

blush

Saka sudah tidak bisa menahan rasa malu nya sehingga ia langsung menelungkupkan kepalanya di meja membuat Saga terkekeh melihatnya dan Zaki yang ikut tertawa kecil melihat Saka saat ini

"Hei Saga nya udah keluar, mau dengerin cerita gue gak?"

Akhirnya Saka mendongak dan mengangguk memperhatikan Zaki yang sedang tersenyum itu dengan baik

"Sebelumnya gue minta maaf ya kalo bikin lo ga nyaman pas pulang kemarin, gue yakin lo udah tau"

Zaki menarik nafas panjang

"Gue sama Hesa emang pacaran dan kenapa gue rasa perlu jelasin ke lo karena gue merasa apa yang lo lihat kemarin itu sangat gak pantes buat dilihat, seharusnya kita gak ngelakuin itu ya jadi bikin lo ga enak. Sorry ya Sak?"

"Eehh gapapa kok kak cuma emang aku agak kaget aja hehe aku kira kalian ber empat cuma temenan biasa aja"

"Ya gitu namanya juga backstreet berarti berhasil dong gue backstreet nya?"

Saka hanya mengangguk dan tertawa ringan, akhirnya obrolanya dengan Zaki pun menjadi panjang sampai waktu istirahat selesai dan akhirnya kembali ke kelas masing masing

Tbc
Hi hii?? hehe

change me [ sungsun ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang