Suara seretan dan teriakan terdengar sepanjang lorong. Surai pirang indah itu sekarang terlihat kusut berantakan, baju rapihnya terlihat sobek dibeberapa tempat.
"Kau akan ditempatkan di penjara bawah mulai sekarang" Suara Ayahnya terdengar menuntut tidak terbantah.
Sanji hanya bisa menahan tangisannya, badannya sakit setelah diseret tadi lapangan. Menambah luka yang sudah diberikan Niji sebelumnya.
"Tapi Ayah kenapa?" Suaranya bergetar meminta penjelasan.
"Kenapa? Kau yang lemah itu hanya akan memudahkan musuh untuk menyerang, ku tempatkan disini harusnya kau bersyukur. Secara tidak langsung penjara ini melindungi mu"
Suara tajam Judge penuh dengan amarah, tubuh besar itu berbalik meninggalkan Sanji sendiri dengan kesunyian di sana.
Suara tangis memilukan bergema di ruangan gelap itu, kesedihan yang selama ini dia tahan sekarang tumpah dalam air mata.
Seberapa keras dia mencoba dirinya tidak akan pernah diakui oleh Ayahnya, seberapa keras dia membuktikan bahwa dia mampu tidak akan ada pujian yang di berikan, seberapa keras pun dirinya mencoba tidak akan ada tempat untuknya dari sang Ayah.
Reiju menahan tangisan saat dirinya mendengar suara sang adik, menahan keinginan untuk menemui Sanji. Dia tahu sang adik membutuhkan waktu untuk sediri dulu.
•••
Sudah lebih dari tiga bulan sejak Sanji dikurung dipenjara gelap itu, tubuhnya jadi sedikit lebih kurus dari biasanya, rambut pirang yang biasanya terlihat lembut kini jadi kusut tak terawat.Tubuh kurus itu memiliki lebih banyak memar lagi, ulah ketiga saudara kembarnya. Mereka kerap kali sengaja mendatanginya untuk meluapkan kekesalan atau mencoba tinju baru ditubuhnya.
Mata biru yang biasanya memancarkan binar indah senang, kini terlihat redup penuh kehampaan.
Derap langkah terdengar menuruni tangga, Sanji melirik penuh kewaspadaan dirinya takut jika itu saudara kembarnya. Surai pink familiar berhasil tertangkap retina matanya, tubuhnya sedikit jauh lebih tenang.
Reiju datang dengan nampan berisi makanan dan kotak medis untuk merawat lukanya. Dengan telaten membasuh lukanya dengan alkohol, sedikit meringis saat luka di pipinya bersentuhan dengan alkohol.
"Luka di kakimu mungkin akan sedikit lebih lama sembuh, itu perlu dibantu dokter" Suara Reiju memecahkan keheningan di ruangan itu.
"Sekarang makanlah dulu, setidaknya ini membantu menguatkan tubuhmu" Tangannya menggeser kan nampan penuh makanan.
Sanji mulai makan dengan tenang, perutnya lapar. Sanji selama ini hanya diberi satu bungkus roti, dia akan mendapatkan makanan yang layak jika Reiju datang.
"Reiju, terimakasih untuk semuanya" Menahan tangisan, suaranya keluar dengan getaran tertahan.
Reiju mengepalkan tangan, dirinya berusaha menahan tangisan yang dari tadi ingin keluar.
"Dengar Sanji, perang akan segera dimulai kita sudah dekat dengan pulau yang dituju. Kau hanya punya satu kesempatan lari saat orang orang sibuk dengan peperangan" Tangan sibuk Reiju membuka kunci penjara "Jangan mengacau dan larilah"
Pintu penjara itu terbuka membebaskan Sanji dari kurungan, dinding dan tanah mulai bergetar hebat pertanda peperangan dimulai. Kaka beradik itu berlari menjauhi kapal besar germa.
"Berhentilah menangis Sanji dan jadilah lebih kuat. Tak jauh dari sini ada pulau sementara pergilah kesana, mungkin kau akan aman di sana"
Sanji hanya bisa menundukkan kepala menahan tangis. Sebelum tangan Reiju mendorong bahu Sanji, tangan kurus itu lebih dulu membawa tubuhnya kepelukan si pirang.
"Lautan itu luas Sanji, suatu saat nanti kamu pasti akan bertemu orang baik yang menerima mu apa adanya" Bisikan lirih dari Reiju sukses membuat tangisan Sanji semakin deras
Tubuh kurus itu berlari menjauhi kapal kerajaan Germa, meninggalkan semua mimpi buruknya disana, menuju kehidupan baru.
Larilah Sanji, lari!
Jangan pernah berbalik atau kembali.
Maaf untuk semua sakit yang kau dapatkan selama ini.-tbc-
Tiba tiba ga pede sama cerita sendiri wrwrw
Awikwok banget
[mngis]
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sun Will Rise [zosan]
FanfictionBagaimana jika Sanji pertama kali bertemu Zoro di pulau Sabaody setelah perang besar dua tahun yang lalu. ••• zoro x sanji ⚠️Warn! • ooc • slow burn [one piece belong to Eiichiro Oda] [this stories ouryurichii] ©cover @/nori31291404 from twitter