jevan

323 93 311
                                    

Kriett

Seorang pria bermata sipit- okey, kita tau namanya adalah Jevano. Pria tampan itu mengendap-endap masuk kedalam rumahnya pada pukul dua dini hari.

Kalian tidak lupa kan? Jevano telah menginap dirumah Renja malam tadi, dan sangat tidak mungkin jika ia pulang ketika matahari sudah terbit karna hal itu hanya akan menimbulkan-

"Bagus.. Tidur dimana kamu selamam?"

-keributan.

Ya, sepertinya Jevano lupa jika ia memiliki kedua orangtua yang overprotective- ah tidak, mereka lebih terjerumus ke obsesi terhadap kesempurnaan.

Jevano yang matanya masih setengah terpejam itu tak dapat melihat dengan jelas siapa yang kini berdiri menghalangi jalannya ini, namun ia tau dari suara sosok itu.

"Perasaan kemarin sore mommy suruh kamu buat belajar deh, kenapa malah sekarang baru pulang? Dari mana kamu?" kata sosok yang merupakan ibunya itu.

Si mata sipit itu menggosok matanya pelan, "mom, Jevan ngantuk. Besok sekolah, Jevan mau tidur," katanya yang sedang enggan terlibat perdebatan itu.

Ia bawa langkah kakinya untuk berjalan melewati sang ibu begitu saja. Namun belum sempat hal itu terjadi, Jevano malah sudah lebih dulu dihadiahi sebuah cibiran yang mampu membuatnya muak.

"Punya anak satu kok kayak berandalan banget.. Beda banget dari yang pertama," cibir wanita paruh baya itu sembari melengos pergi tanpa memikirkan apakah perkataannya menyakiti hati anaknya atau tidak.

Sedangkan itu disisi lain, Jevano yang sudah terlanjur muak pun hanya bisa berdecih pelan dan ikut melengos pergi menuju kamarnya.

Tidak apa, ia sudah terbiasa.

***


Pagi harinya, Jevan berangkat sekolah disaat kedua orangtuanya bahkan belum ada yang membuka mata.

Bagaimana tidak, pria bermata sipit itu berangkat ke sekolahnya pada pukul lima lebih empat puluh lima menit.

Mungkin mereka sudah membuka mata, namun mungkin sedang bersiap dikamar mereka. Yang jelas, ketika Jevano keluar dari kamarnya tidak ada satupun orang disana.

Ngomong-ngomong apakah kalian berpikir bahwa pria itu benar-benar datang kesekolahnya setelah keluar rumah? Kalian salah jika berfikiran begitu.

Nyatanya pria bermata sipit itu kini tenga menunggu temannya keluar dari rumah sederhana yang sering kali ia datangi.

Jevano yang sedang bertengger nyaman diatas motornya itu mengedarkan pandangannya kesekeliling sembari menunggu temannya -Haekal- selesai bersiap.

Saat sedang asik-asiknya memandang sekitar, pria sipit itu tiba-tiba saja dikejutkan dengan sebuah tepukan yang mendarat dipundaknya.

Puk

"Eh, anjir!" latahnya sembari refleks menengok kearah dimana si penepuk berada.

Disampingnya kini terlihat seorang pria yang merupakan kakak kelasnya disekolah tenga tertawa renyah.

"Haha maaf ya, Jev," katanya sambil tertawa melihat wajah melas milik Jevano.

Sedangkan yang ditertawakan kini tenga mengusap dadanya pelan, "ngagetin aja bang!" guraunya yang lalu dibalas cengiran tanpa dosa dari pria yang satu tahun lebih tua darinya itu.

00400Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang