1. Terlatih Patah Hati

17 4 2
                                    

"Aku udah gak suka sama kamu, kita temenan aja ya?"

Bocah laki-laki berumur 10 tahun itu berkata sambil menggenggam tangan gadis seumurannya dengan ceria.

Si gadis dengan polos tersenyum hingga menampakkan gigi kelincinya yang lucu.

"Okey!" Katanya sambil mengangguk.

Itu mantan pertama gue, namanya Radit. Iya gue udah pacaran dari umur 10 tahun. Biasa cinta monyet dan gue masih inget itu.

Bel pulang berbunyi, sebagian murid sudah keluar dari kelasnya. Dan ini cerita di kelas 8 waktu itu.

"Heh lo! Ayok putus!" Beberapa murid yang bersiap pulang seketika berhenti untuk melihat keributan tersebut.

Bocah laki-laki urakan yang saat ini menjadi pusat perhatian, dengan santainya menendang kaki kursi pacarnya, lebih tepatnya kepada mantan pacarnya.

"Denger gak lo?!" Tanyanya sengak.

"Biasa aja kali, emang kenapa sih?" Si cewek yang menjadi sasaran bertanya balik.

"Karna nama lo jelek! Gue gak suka jadi putus." Setelah mengucapkan itu si bocah baru puber melengos pergi.

Segera saja si cewek melotot sambil mencopot sepatunya lalu ia lemparkan. NAAS! Tepat sasaran! Mampus lo.

Si cowok berbalik, "Heh kurang ajar lo!"

"SINI LO ANJ*NG! YANG KURANG AJAR ITU ELO!"

Hari itu pertama kalinya gue ngumpat ke seseorang, dan tuh bocah mantan ke-2 gue, mantan terbangsat, bangsat, bangsat, pokoknya paling bangsat! Cuma gara-gara nama aja putus kampret. Mana namanya Gara lagi.

"Emm.. Ndras sori nih keknya kita gak bisa lanjut."

"Kenapa?"

"Sori ya, soalnya gue mau fok-" ucapan si cowok dipotong oleh Endras dengan datar.

"Gak usah jelasin gue udah paham."

Waktu itu gue masih kelas 8, setelah sebulan putus dari Gorong-gorong maksud gue Gara. Gue pacaran sama kakak kelas terganteng namanya Ardias. Niatnya gue mau laporan buat potong rambut ke dia eh malah diputusin, yaudah kan akhirnya nyesel tuh bocah karena gue tambah cantik HAHAHA. Oke tercatat mantan ke-3.

"Lo cantik, tapi gue ngerasa kita udah gak cocok."

"Terus kenapa lo nembak gue dulu?"

"Pliss En... jangan mempersulit gue okei?" Si cowok memohon sambil berekspresi seperti korban.

Gue benci ekspreksi kek gitu, sok merasa paling tersakiti. "Yang mempersulit itu elo bukan gue!"

"Intinya gue udah bilang sama lo, lo mau putus apa enggak itu terserah lo, yang penting lo sama gue udah gak ada hubungan lagi." Setelah itu si cowok langsung pergi, tanpa memperdulikannya.

Nah kalau yang ini mantan ke-4, mantan terprik. Setelah setahun gue gak deket lagi sama cowok gue deket sama dia. Gue umur 15 tahun waktu itu, baru masuk SMA. Btw namanya Julian.

"Jadi pacar gue. Gak ada penolakan." Itu pernyataan. Dan begonya gue malah bales, "Oke."

Setelah 3 hari berlalu gue gak ketemu dia, dan tiba-tiba muncul di depan gue waktu pulang sekolah.

"Kita putus." Itu pernyataan lagi. Dan setelah itu gue benci sama orang kayak dia. Orang paling maksa, orang paling gak jelas, dan begonya gue mau-mau aja.

MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang