⚠️ 18+
____________________________________________
Menghabiskan malam bersama alkohol bukan hal yang tabu. Alkohol adalah sahabat terbaik bagi pemuda yang bernama Park Jisung. Membuatnya melayang seperti bintang yang menemani langit malam. Dan dia sepertinya sudah berada diambang batas kesadarannya.
Beranjak pergi meninggalkan bar, tidak lupa untuk membayarnya. Kepalanya benar-benar pusing. Membawa mobil dalam keadaan seperti ini akan menimbulkan masalah bukan? Mengambil ponsel dan menghubungi temannya sepertinya jalan yang terbaik.
Tidak butuh berapa lama, suara dengungan panggilan berubah menjadi suara khas orang yang masih setengah sadar dari mimpi indahnya.
"Hei Park, kau tidak lihat jam? Kau benar-benar bajingan. Bisakah kau tidak mengganguku saat tidur?" Omelan dari ujung telpon, terdengar orang itu sangat marah karena waktu tidurnya terganggu.
"Tidak. Jemput aku di bar. Dan aku tidak menerima penolakan." Ujar Jisung santai dan langsung mematikan panggilan. Jisung tidak peduli bahwa orang yang di telponnya sedang memaki-makinya.
Jisung masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi penumpang. Tubuhnya tidak bisa menahan lagi efek yang alkohol berikan. Tidak bisakah orang itu datang dengan cepat? Menunggu adalah hal yang sangat membosankan.
Sekitar 20 menit kemudian, terlihat pemuda manis dengan mengenakan celana tidur dan hoodie keluar dari taksi. Dan langsung menuju mobil Jisung, lalu mengetuk di kaca jendela. Yang membuat Jisung terpaksa membuka matanya. Dan netranya melihat si cantik dengan memasang wajah yang sedang kesal.
"Park sialan, buka pintunya."
"Mulut manismu tidak cocok untuk berkata kasar seperti itu sayang." Ucap Jisung menggoda Chenle.
Yang digoda hanya menghembuskan napas kesal dan merotasikan matanya jengah. Jika saja Jisung bukan atasannya, mungkin Chenle sudah membuangnya. Dia sudah lelah bekerja dari pagi sampai sore, dan saat istirahat dia harus meladeni atasannya yang suka mabuk lalu menelponnya tengah malam.
Kalau bukan karena gaji yang diberikan oleh Jisung yang sangat menggoda, dia tidak sudi untuk repot-repot seperti ini dan kehilangan waktu istirahatnya. Seperti biasa, Chenle menyetir untuk mengantarkan atasannya yang terhormat agar sampai di rumah dengan selamat.
"Bisakah kau berhenti untuk membuatku dalam keadaan sulit?" Tanya Chenle.
Yang ditanya tidak merespon. Alkohol melumpuhkan kesadaran Jisung sepenuhnya. Membuat Chenle tidak jadi ingin melanjutkan amarahnya. Melihat Jisung tidur seperti anak kecil yang kelelahan setelah bermain seharian. Jadi tidak tega untuk memahami tetapi tetap saja Jisung adalah atasan paling menyebalkan bagi Chenle.
•°-----☆-----°•
Setelah melalui perjalanan sekitar 30 menit lebih, Chenle sampai di kediaman dari atasannya yang sangat mewah lebih tepat disebut mansion dari pada rumah. Tidak perlu kaget, wajar bukan jika orang kaya memiliki hal seperti ini? Apa lagi Jisung merupakan anak tunggal dari keluarga Park, otomatis dia mewarisi semua kekayaan milik keluarga Park.
Dia menoleh ke arah kursi penumpang dan melihat ke arah Jisung yang masih tertidur pulas. Ini Jisung sungguh tidur atau pingsan sih? Biasanya walaupun Jisung mabuk tidak pernah tidur seperti ini.
"Jisung, bangun." Panggil Chenle.
Dan tentu saja tidak ada respon sama sekali. Membuat Chenle menghela napas kasar. Dia harus membopong Jisung untuk ke kamar. Chenle tidak masalah sebenarnya, tetapi Jisung ini lebih berat darinya membuat Chenle selalu mengalami sakit punggung setelah mengantar Jisung ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories [JiChen]
Short StoryOneshot JiChen ⚠️ bxb area! ⚠️ Fiksi! ⚠️ Yang gak suka boleh skip Couple: Jichen JS = Dom CL = Sub