EPILOG

32 4 0
                                    

3 Hari kemudian...


" Jeongwoo kamu gak apa- apa?" tanya Jihoon khawatir ketika netranya menangkap adiknya itu diam- diam memegangi perutnya dengan ekspresi sedang menahan rasa sakit.

Dengan cepat Jeongwoo menjauhkan tangannya dan mengubah  ekspresinya menjadi senyum.

Lalu Ia meraih buku di atas meja yang berada di sampingnya dan menuliskan sesuatu.

' Aku gak apa- apa kok, kakak tenang aja' tulisnya seperti itu namun hanyalah dusta.

"Beneran nih? Kalau sakit ngomong aja nanti biar diperiksa dokter."

' Beneran kak, Jeongwoo gak bohong'

" Tapi kakak gak yakin"

' Kak! Jeongwoo ingin pergi ke taman rumah sakit'

" Kenapa tiba- tiba?"

' pingin aja'

" Tapi ini udah malam Jeongwoo, kamu seriusan mau kesana, mendingan tidur aja ya! Biar kamu cepet sembuh, lagian apa gak takut nanti kalau di datengin mbak cantik gimana?"

' Enggak! Jeongwoo mau pergi kesana' sambil menggeleng kukuh.

" Iya deh"


____

" Jeongwoo disini dingin mendingan masuk aja ya!" Bujuk Jihoon pada adiknya yang sedang mendongak menatap langit penuh bintang yang berkelap- kelip.

' Aku mau kakak jawab jujur!' tulis Jeongwoo.

" Apa??"

' Kakak pasti malu ya punya adek cacat kayak aku?'

" Astaga Jeongwoo kamu mikirin apaan sih? Kenapa kakak harus malu coba?"

' ya karena cacat gak bisa ngomong alias bisu'

Melihat itu Jihoon hanya terdiam bingung ingin menjawab apa.

' Aku gak sempurna kak, pasti kakak berharap punya adek yang jauh lebih sempurna dan gak cacat kayak aku.'

" JEONGWOO STOP!!! Berhenti bilang kamu cacat ataupun kamu gak sempurna, kakak gak suka!!" ujar Jihoon agak meninggi.

Jeongwoo hanya manunduk setelah mendengar bentakan kecil Jihoon.

" Huff~ Jeongwoo dengerin kakak! Didunia ini gak ada orang yang sempurna, semuanya punya kekurangan dan kelebihan masing- masing. Ingatlah satu hal! Yang sempurna hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa, kamu mengerti?" ucap Jihoon lembut.

Jeongwoo mengangguk lalu mulai menulis.

' Jika kekuranganku bisu lalu apa kelebihanku kak?'

" Hati, Iya Hati! Hati kamu sangat kuat Jeongwoo begitupun juga dengan raga kamu. Kamu adalah manusia tersabar yang pernah kakak temui, Kamu kuat Jeongwoo melebihi orang lain, kamu harus bangga atas kelebihanmu itu!"

Mendengar itu hati Jeongwoo menghangat, senyum yang lebar tercetak jelas diwajahnya.

' Kak! Boleh peluk?'

" Tentu saja, kenapa harus bertanya? Sini- sini!"

Dengan posisi Jeongwoo berada di kursi roda dan Jihoon yang berdiri, Jeongwoo mendekap kakaknya sangat erat sambil menyenderkan kepalanya pada perut Jihoon. Dan Jihoon mengelus- elus lembut punggung Jeongwoo.

Dekapan itu agak lama hingga akhirnya pelukan tangan Jeongwoo merenggang.

Merasakan hal itu Jihoon mengira bahwa Jeongwoo telah tertidur.

Jihoon tidak sadar saja bahwa Jeongwoo tertidur dalam artian selamanya tidak akan bangun kembali.









Maaf kak tapi nyatanya aku tidak
Sekuat yang kakak kira— Park Jeongwoo.





















END









_______________________________________

Yuhuuuy akhirnya end
Gimana ceritanya?

Ini chapter terakhir loh..
Setidaknya vote!
Hargai author
Gak lama kok..

Yang udah vote makasih ya~
Sampai ketemu lagi di cerita author selanjutnya.

Bye~




be your selfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang