✘♚✘
Setelah menyelesaikan hukuman yang di berikan oleh Galaxy, Maya di beritahu oleh Asha sang wakil ketua kelas 11 IPA 2 untuk pergi ke ruang kepala sekolah.
"Apa?" Tanya Maya to the point saat telah tiba di ruang kepsek.
"Duduk dulu Miya," perintah Bu Arini sang kepsek, Maya pun duduk di sebelah Galaxy.
"Jadi begini, ibu liat nilai kamu meningkat akhir-akhir ini, ibu pikir buat nyuruh kamu ikut Olimpiade bareng Galaxy sama murid-murid yang lain,"
"Terus?"
"Ibu mau kamu jadi peserta Olimpiade, jadi kamu mau gak terima tawaran ini?”
"Saya gak minat," tolak Maya.
"Pikirkan baik-baik Miya, kesempatan gak datang dua kali,"
"Mau sampai 10 kali pun saya gak peduli," Maya beranjak dari tempat duduknya, "permisi." pamit nya lalu keluar.
"Aduh, Galaxy coba kamu bujukin si Miya supaya mau, sayang banget soalnya kalo murid jenius kayak dia gak ikut," pinta nya pada Galaxy yang menatap kepala sekolah datar.
"Ya." setelah mengatakan itu Galaxy juga ikut keluar menyusul Maya.
Koridor sangat sepi karena KBM sudah dimulai sejak 45 menit lalu, Maya berjalan santai sebelum kekelas gadis itu ke toilet dahulu.
Saat sudah selesai Maya keluar dari toilet tapi seseorang menarik lengannya dan itu membuat Maya terperanjat kaget.
Galaxy membawa Maya ke taman belakang sekolah, tempat biasa Maya membolos.
"Apa?" Maya menatap dingin Galaxy, tatapan itu sangat asing bagi Galaxy karena Miya yang asli selalu melihat Galaxy dengan tatapan takut, entah apa yang membuat gadis itu takut melihatnya.
"Kenapa gak ikut?" Tanya Galaxy.
"Gak denger? Gue gak minat,"
"Ini kesempatan lo buat ikut, dan buktiin sama semua orang kalo lo bukan cewek bodoh,"
"Denger, gue gak peduli sama pandangan orang lain tentang gue, mau mereka mandang gue buruk atau enggak itu hak mereka, dan gue gak peduli tentang itu,"
Galaxy berdecak, gadis ini sungguh keras kepala sekali.
"Kenapa lo gak peduli?"
"Emang penting buat lo, urus aja urusan lo," balas Maya datar, "ngomong-ngomong gak usah sok akrab sama gue, kita orang asing." Merasa tidak ada yang perlu di bicarakan lagi Maya memilih melengos pergi, sedangkan Galaxy ia menatap Maya dengan tatapan yang sulit di artikan.
Entah sejak kapan pula Galaxy merasa tertarik dengan Miya yang sekarang, ia suka dengan perubahan Miya.
✘♚✘
"Si Miya ke mana Glen?" Tanya Agam seraya melirik sana sini mencari sosok adik angkat Glen.
Glen mengidik bahu tak tau, "mana gue tau," balas nya.
Saat ini inti Phoenix Geng berada di kediaman Harison, sepulang sekolah mereka datang ke sini untuk bermain.
"Laah, lo kan abangnya Glen masa gak tau,"
"Ngapain juga lo nyariin dia," timpal Zayn mengangkat sebelah alisnya.
"Gak papa sih, cuma gue agak penasaran aja selama ini dia kemana aja gitu,"
"Ahelah, bukan urusan lo juga kali, Gam."
"Ini kak, di minum ya jus nya," Lora menaruh gelas berisi jus ke atas meja.
"Eh makasih ya Lora cantik," balas Agam di balas senyuman Lora.
"Sini," suruh Ryan menepuk tempat duduk di sampingnya agar Lora duduk di sana.
"Eh iya, kak Glen Miya belum pulang juga ya?" Glen menganggukan kepalanya, "Miya ke mana ya? Aku khawatir banget, padahal ini udah jam setengah empat loh, nanti kalo dia di marahin mamah sama papah gimana?"
"Ya udah sih gak papa, cuma di marahin juga gak bakal buat dia mati," kata Zayn dengan santai.
Seketika seisi ruangan menjadi hening setelah mendengar lontaran dari Zayn, Galaxy menyorot tajam Zayn, Glen termenung di tempat, ia tau apa yang akan terjadi jika Miya pulang terlambat, sedangkan yang lainnya hanya diam tak menyahut.
Galaxy beranjak dari duduknya kemudian berlalu dengan tangan yang terkepal kuat, ia jadi kesal pada Zayn yang sembarangan bicara.
"Zayn lo kalo ngomong di saring dulu, ucapan adalah doa, sembarangan lo kalo ngomong," tegur Agam agak terganggu dengan ucapan aneh dari sahabatnya itu.
"Emang bener kok, ucapan gue gak ada yang salah,"
"Sadar gak sih lo, kalo ucapan lo itu kayak ngartiin kalo lo mau Miya itu mati,"
"Gue gak bilang gitu ya,"
"Udah-udah, jangan ribut karena hal yang sepele, kayak anak kecil aja lo pada," Ryan melerai saat melihat kondisi mulai tak kondulsif.
Brum! Brum! Brum!
Ducati putih milik Maya masuk ke pekarangan rumah dengan epiknya, tampak keren bila di lihat oleh siapa pun.
"Ngapain lo di sini?" Tanya Maya pada Galaxy yang tengah duduk di atas gundakan anak tangga.
"Main," jawab Galaxy, "lo habis dari mana?"
"Kepo," balas Maya berjalan pergi namun Galaxy menahan lengan Maya membuat Maya terpaksa berhenti.
Gadis itu berbalik menatap Galaxy bertanya, "apa?"
"Ada lebam di muka lo, lo habis jatoh dari motor?" Tanya Galaxy memperhatikan wajah Maya yang lebam.
"Ngga,"
"Terus?"
"Habis berantem," Galaxy melotot mendengar itu, tangan lelaki itu naik menyentuh lebam di wajah Maya.
"Yang bener aja lo,"
"Gak usah kaget, kayak gak pernah berantem aja lo, dan.." Maya menepis tangan Galaxy pelan, "gak usah sentuh-sentuh, gue alergi kuman," lanjutnya.
Lora datang dengan wajah yang terlihat tercengang melihat penampilan Maya yang berantakan.
"Miya kamu dari mana aja? Kenapa lebam-lebam gini," ujar Lora hendak mendekat ke arah Maya.
"Eits!" Maya menghindar, "selain kuman gue juga alergi benalu, jadi jauh-jauh dari gue." setelah mengatakan itu Maya berlalu dari sana meninggalkan tanda tanya di kepala inti Phoenix Geng, tak lama kemudian di susul oleh Glen.
"Miya kenapa Gal?" Tanya Agam.
Galaxy menatap Agam lama kemudian berujar, "habis berantem."
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Revenge
Random⚠️Cerita ini pernah di Unpublish sebelumnya, satu tahun yang lalu karena Author sibuk, kemudian di Publish lagi dan alurnya di ubah di beberapa bab⚠️ [ dibaca sampe selesai terus di vote + komen. Jangan lupa Follow juga ya ] SINOPSIS! Ini bukan ceri...