01-Terlambat

3 1 0
                                    


'Katanya dari musibah pasti ada hikmahnya. Tapi kok- aku gak dapet hikmahnya-?'

Ayasha Fahreen_

------------

Seorang wanita tengah menatap bangunan di depannya dengan mata berbinar. Akhirnya setelah bertahun-tahun lamanya ia kembali menginjakkan kaki ke tempat ini. Senyum terus mengembang di sudut bibirnya sesaat matanya menyipit melihat papan besar bertuliskan Perpustakaan Tjeria. Salah satu perpustakaan dengan bangunan tua yang menjadi iconic tersendiri.

Perpustakaan ini sudah berdiri sejak lama. Seperti bangunannya tempat ini hanya menyediakan buku-buku lama bukan novel hits zaman sekarang. Ya, karena zaman sudah modern banyak orang-orang yang memilih untuk membeli novel di gramedia maupun membaca secara online daripada harus berkunjung ke perpustakaan.

Tak ada yang spesial sebenarnya, tapi kenangan yang ada membuat tempat ini menjadi spesial bagi seorang perempuan yang mengenakan kemeja kotak-kotak berwarna hitam tak lupa topi yang selalu menjadi andalannya.

Tak ingin menunggu terlalu lama akhirnya wanita tersebut melangkahkan kakinya ke dalam.

Tring

Pertama masuk bunyi lonceng besi bergema ke seluruh penjuru ruangan. Sepi. Itulah yang ia lihat. Tak ada seorangpun disini. Hanya ada dia dan penjaga yang kini terlihat lebih muda.

Netranya menelisik setiap sudut ruangan. Tak ada perubahan yang signifikan setelah beberapa tahun tak di kunjungi. Semua masih sama. Buku-buku berjejer rapi sesuai dengan genre yang dibawakan.

Kotor sekali. batinnya setelah melihat lantai yang di pijaki.

Hanya debu yang mendominasi. Sepertinya memang tidak ada yang datang ke tempat ini atau sekedar membersihkan buku-buku yang tergeletak tak berdaya di setiap rak. Bahkan banyak buku diantaranya sudah robek ataupun banyak dimakan rayap.

Lagi-lagi dia menghembuskan napas berat menggulung kemeja panjangnya hingga siku. Rambut panjangnya ia gelung menjadi satu dengan beberapa anak rambut dibiarkan terurai. Dengan telaten dia mulai membersihkan area dalam perpustakaan. Menyapu debu yang menebal. Juga tak lupa membersihkan beberapa buku yang masih layak dibaca dan menaruhnya kembali ke rak buku.

Setelah satu jam berlalu akhirnya pekerjaan pun selesai. Ia duduk di kursi kayu dengan ukiran di setiap penyangganya. Sembari merilekskan otot-ototnya yang sudah menegang. Maklum sangat malas berolahraga.

"Cepek juga" keluhnya sesekali menyeka peluh yang tanpa sadar menutupi pandangan mata.

Mengipas-ipasi wajahnya menggunakan tangan. Namun, ia tak sengaja melihat novel yang tergeletak di atas meja. Novel dengan background berwarna putih bergradasi sungguh menarik perhatiannya. Lampu remang-remang berwarna kuning membuat pandangannya menajam mencoba membaca judul buku yang tertera.

"Nona ini sudah malam sebentar lagi perpustakaan tutup." Ucapan seseorang mengalihkan atensi wanita tersebut. Dan terlihat seorang pria bertubuh kurus dengan kemeja berkancing sampai atas menghampiri dirinya.

Dengan cekatan ia memasukkan buku tersebut ke dalam tas. Dan berlalu pergi setelah berpamitan pada pria yang ternyata penjaga perpustakaan.

Mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Melirik mencuri pandang pada handphone yang berkedip beberapa saat tanda notifikasi masuk.

"Jam 8 malam? Cepat sekali" gumamnya saat melihat jam yang tertera di layar handphone.

Tangannya mencoba meraih handphone yang berada di dashboard mobil. Penasaran siapa yang sedari tadi mengirimkan pesan. Pasalnya ponselnya ini sedari tadi berkedip tanpa henti. Dan kini handphone itu mengeluarkan bunyi nyaring tanda seseorang tengah menelepon. Tak ingin mengambil resiko ia pun menepikan mobil ke pinggir jalan. Jarinya menggeser layar hijau berbentuk panggilan dan mendekatkan ke telinga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear, Ayasha? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang