Part 5 | The Control

1.4K 124 53
                                    

Waktu dengan cepat berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Waktu dengan cepat berlalu. Senin menyapa dengan gembira, hal itu dapat ku lihat dari sinar matahari yang terlihat cerah diluar sana. Langit sangat indah dengan kumpulan kapas putih bersih dan sinar orange dari sang mentari.

Mengingat aku akan kembali bersekolah, cukup membuat frustasi, apalagi dengan sistem pembelajaran berbeda. Aku hanya bersekolah di sekolah swasta dulu, dengan segala macam media belajar seadanya. Bahkan, kelas yang ku tempati sering kali berubah karena keadaan.

Tapi disini, aku yakin tidak akan ada drama pindah kelas karena sekolah ku kali ini lebih dari cukup untuk menampung banyak siswa mengingat gedung sekolahnya luas. Mereka tidak akan kekurangan kelas seperti sekolah ku dulu. Dan mereka tidak memaksakan jumlah siswa-siswi yang mendaftar di sana. Tidak seperti sekolahku, dimana mereka tetap menerima pendaftar meski ruang kelas tidak mencukupi. Aku akan anggap jika sekolahku terlalu serakah untuk membuatnya terlihat seperti banyak peminat.

Tiba disekolah tepat saat halaman dan lapangan parkir tengah dipadati siswa-siswi baru sampai sepertiku. Kebanyakan dari mereka membawa kendaraan sendiri, meski aku tidak yakin apakah mereka telah memegang surat izin mengemudi atau tidak.

Dengan uang, apapun dapat diselesaikan dengan mudah, bahkan jika itu hukum yang telah di sahkan pemerintah sekalipun. Maka, tidak heran jika aku melihat banyak dari mereka mengabaikan peraturan karena memiliki kekuasaan di genggamannya.

Deru motor memecah konsentrasi ku di tengah mengamati lingkungan sekolah. Seolah terhipnotis, para siswa-siswi disekitar ku menatap kearah datangnya motor itu. Pengendara menggunakan helm fullface berwarna hitam dengan seorang gadis di boncengan belakangnya. Mereka terlihat akrab, sekalipun aku tak tahu siapa keduanya hingga mampu membuat kami menoleh kearahnya.

Berbeda dengan kami, kedua orang yang tengah menjadi pusat perhatian tidak sekalipun mengalihkan pandangan. Bisik-bisik ku dengar dari para murid di sekitar.

'Mereka sangat serasi. '

'Ya, aku tidak bisa membayangkan jika aku yang berada di boncengan Hades. '

'Hera begitu cantik dengan gaya ponytails nya. '

'Senyumnya menawan. '

'Mereka sempurna. '

'Aku iri dengannya. '

'Andai aku yang berada di sana. '

Ku pandangi kedua orang yang masih menjadi titik fokus kami. Gadis itu turun dari motor dengan berpegangan pada pundak lelaki yang memboncengnya. Ia menepuk pelan rok bagian belakang, mencoba meluruskan lipatan tidak sesuai karena terjepit lama saat duduk. Senyumnya terbit dengan indah terlihat.

Saat lelaki itu melepas helm, satu persatu dari fitur wajah sempurna miliknya terpampang dengan nyata. Para siswi di sekitar menahan jerit saat pesona lelaki itu tak dapat disangkal mampu membuat jantung mereka menggila.

Save Me, Please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang