1

13 4 0
                                    

"Kamu telat lagi Yovan!"

Geram guru bimbingan konseling yang sudah sangat malas untuk bertemu dengan anak adam satu ini, siapa lagi kalo bukan Vivian Yovanka yang kerap dipanggil Yovan.

Hari ini adalah hari senin, hari dimana pelajar wajib melaksanakan upacara bendera, yang berarti mereka harus dijemur ditengah lapangan dengan terik matahari yang panas, dan belum lagi harus mendengarkan ceremah dari kepala sekolahnya. Dan lagi lagi Yovan telat lagi dan lagi lagi Yovan masuk bimbingan konseling lagi.

"Jadi?"

"Bersihkan lapangan basket, setelah itu kamu boleh mengikuti pelajaran berikutnya."

"Baiklah," setelah mengatakan itu Yovan pergi dari ruang bimbingan konseling.

"Ogah banget disuruh bersihin lapangan, mending juga mabar."

Saat berbalik ke arah kantin Yovan melihat bocah culun sedang berjalan ke arah lapangan.

Kesempatan yang bagus hahaha - Yovan bersmirk

"Woyyy!!! Bocah culun kemari lo!!"

Teriakan Yovan berhasil membuat bocah culun terjengkit kaget. Dengan jalan menunduk bocah culun berjalan ke arah Yovan. Tidak ada yang berani melawan Yovan sama sekali jika bukan kakak kelasnya.

"Ada apa ya kak?" Tanya bocah culun yang bername tag Baskara putra, ia berusaha payah agar tidak tergagap saat berbicara dengan Yovan, karna Yovan sangat tidak suka dengan orang yang tegagap saat berbicara.

"Bersihin lapangan basket sekarang juga dan..."

"Apa kak?" Tanya Baskara Putra yang biasa dipanggil Kara mengerutkan keningnya penasaran lalu gugup kembali saat Yovan mendekatkan kepalanya ke arahnya.

"Dan.... Nama lu kek perempuan ppfftt."

Setelah mengucapkan kata itu Yovan pergi ke arah kantin dengan diselingi ketawa kecil. Sedangkan kara mencabik kesal dan meratapi nasibnya.

Huwaaa mamahh seharusnya aku tak melewati jalan ini tadi, seharusnya aku melewati jalan lain. Dia bahkan menyuruhku membersihkan lapangan basket yang sebesar dosanya sendirian dan dia malah mengatai namaku seperti perempuan - Baskara Putra

Kara pun berjalan ke arah lapangan basket untuk membersihkannya tapi sebelumnya.

Puk...

Seseorang menepuk bahu Kara membuat Kara kaget kembali. Ia pun menoleh ke belakang untuk melihat siapa pelakunya, setelah mengetahui pelakunya ia ingin marah tapi ia urungkan.

"Lo kenapa?" Tanya Vano Anggara teman sekelas Kara.

"Aku disuruh bersihin lapangan." Jawab Kara dengan nada sendu.

"Dari kakak kelas lagi?" Dan di angguki oleh Kara. "Gue bantu mau?" Tanya Vano main main.

"Mauuu!!! Ayo sekarang aja takut kesiangan." Teriak nyaring Kara tersenyum senang dan diangguki oleh Vano. Mereka pun berjalan ke arah lapangan untuk membersihkan lapangan basket.


ミミミミミミミミミ






"Telat lagi dia."

"Udah tau."

Navisha Aqilla Nauria yang kerap dipanggil Nana mendengus, saat mendengar sahabatnya Davira Fany Anulika yang biasa dipanggil Davi atau Vira atau Fany atau Panci atau Anu.g

Bukan Siapa SiapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang