"Hei maba!"
Teriakan begitu keras, Nunew yang sadar teriakan itu ditujukan kepadanya. Berhenti, melihat orang yang dengan cepat melangkah mendekatinya.
Nunew menelan ludah dengan keras, apalagi ini? Bukankah dia tidak berbuat kesalahan tapi kenapa senior Ton berteriak dengan keras dan tatapannya begitu tajam. Maba yang berada di sekitar sana sedang memperhatikan mereka, rasa takut menyelimuti mereka."Kamu tidak mendengarkan perintah seniormu!"
Tunjuk Ton tepat di wajah Nunew, Nunew belum paham apa yang dimaksud. Perintah yang mana? Bukannya dia hanya diperintahkan menemui senior Max dan sekarang dia sedang mencarinya."Perintah yang mana lagi senior?" Tanya Nunew dengan suara yang dilembutkan agar tidak semakin membuat senior yang di depannya bertambah marah.
"Bodoh! Cari senior Max bukan senior Zee!" sinis Ton masih dengan nada tinggi.
"Ta..tapi aku memang mencari senior Max dari tadi " jawab Nunew yang masih ditatap tajam oleh Ton
"Kamu kira aku nggak tau, tadi kamu bersama senior Zee! Oh aku tau, apa kamu menyukainya. Kamu sedang menggodanya! Cari perhatian!" Bentak Ton dengan menunjuk-nunjuk wajah Nunew"Bukan seperti itu senior tadi ....."
"Jangan banyak alasan! Kamu memang dari awal orientasi selalu terlambat dan kamu menganggap ini tidak penting!" Ton semakin marah, air yang dia pegang disiram ke wajah Nunew dan melempar botol ke wajahnya. Mengenai pelipis kirinya, Nunew yang diperlakukan secara tiba-tiba sangat kaget. Maba yang sejak tadi memperhatikan mereka dan beberapa senior juga melihatnya tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena Ton termasuk anggota Bem lama. Mereka hanya bisa mengarahkan Maba yang lain agar tidak memperhatikan Nunew dan Ton."Aku memang mencari senior Max tapi tadi tanpa sengaja krikil yang aku tendang mengenai senior Zee, aku hanya mengobatinya bukan menggodanya!"
Teriak Nunew sudah kehilangan kesabaran atas perlakuan Ton. Ton yang diteriaki dan menganggap itu tanda tidak hormat junior kepada senior, jika Ton hanya diam saja maka Maba yang memperhatikan mereka tidak akan ada rasa hormat lagi kepadanya.
"Dasar tidak sopan berani berteriak kepada senior!" Tangan Ton sudah siap diudara, dia melayangkan satu tamparan kepada Nunew.
Tapi sebelum tamparan itu benar-benar mendarat dipipi putih Nunew, tangan kekar segera menghentikannya. Menghempaskan tangan Ton dengan kuat, membuat Ton kehilangan keseimbangan. Jatuh.
Zee. Dia datang tepat sebelum sebuah tamparan mengenai pipi juniornya. Salah satu anggota BEM melihat perilaku Ton yang sudah diluar batas dan dia segera melaporkan kepada Zee selaku ketua BEM.
Ton terperanjat melihat Zee menghalanginya, tatapan tajam Zee seakan-akan ingin menerkamnya.
"Sudah aku katakan, tidak ada kekerasan dalam orientasi." Perkataan Zee terdengar sangat mengintimidasi Ton
"Tapi dia sudah berani berteriak di depanku" Ton membela dirinya sendiri
"Dia tidak akan berteriak jika kamu tidak keterlaluan ."
Nunew yang berada di samping Zee hanya bisa menunduk, wajah dan sebagian seragamnya basah. Pelipisnya juga sedikit kebiruan akibat lemparan botol yang keras mengenainya.
Zee menarik tangan Nunew menjauh dari Ton dan menatap para Maba agar berhenti memperhatikan mereka, seketika para Maba memalingkan pandangannya. Mereka takut tentu saja melihat tatapan Zee yang begitu tajam dan penuh intimidasi. Ton yang melihat Zee dan Nunew pergi begitu saja, membuat dirinya semakin kesal.*
*
*
"Kamu baik-baik saja?"
Mereka berada di taman samping kampus, jauh dari keramaian Maba dan mahasiswa yang lalu lalang masuk ke gedung fakultas.
"Aku baik-baik saja senior"
"Seragam kamu basah, lebih baik pulang saja. Aku akan mengizinkan mu"
" Nggak, aku akan tetap ikut orientasi hari ini. Aku akan menelepon sopir untuk membawakanku seragam"
"Kalau itu kemauanmu, aku tidak akan memaksamu untuk pulang. Itu sakit?"
Zee melihat pelipis Nunew yang sedikit kebiruan
"Nggak, ini hanya luka kecil." Nyengir Nunew menyentuh pelipisnya.
"Aku minta maaf atas kejadian hari ini" ujar Zee
"Senior nggak perlu minta maaf, senior nggak salah dalam kejadian ini. Aku berterimakasih lagi karena kalau senior nggak datang, pipi ini sudah memiliki bekas tangannya" senyum Nunew
Tentu saja akan memiliki bekas, kulit putih Nunew sangat sensitif. Gigitan nyamuk saja akan terlihat begitu jelas.
"Aku harus kembali" Ujar Zee, beranjak dari duduknya.
"Iya senior" Nunew mengangguk.
Zee pergi meninggalkan Nunew sendiri, dia harus kembali ke area orientasi. Nunew memperhatikan Zee yang berjalan dengan tegap dan tampak berwibawa meskipun melihatnya dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Universe (TAMAT)
Fanfiction"Perasaan bukan untuk dicoba-coba Ma, maaf Ma. Aku tidak bisa dan tidak mau menjalin hubungan dengan siapapun." Kalimat itu terlontar dengan lancar tanpa memikirkan hal yang akan terjadi. Bisakah dia mempertahankan perkataannya? Ayo langsung saja...