Bab 12

900 92 10
                                    

Sudah seminggu Zee tidak bertemu dengan Nunew, terakhir bertemu saat Nunew mentraktir Zee. Tugas BEM yang mengharuskan dia dan beberapa anggota BEM mengikuti seminar di luar kampus.
Dia tidak tau apa yang saat ini dia rasakan tapi dia ingin bertemu dengan Nunew.
Mungkinkah ini pertanda Zee sudah membuka hatinya untuk Nunew?
Dia harus membuktikannya terlebih dahulu
Jika benar dia memiliki perasaan untuk Nunew dan Nunew juga merasakan hal yang sama, secepatnya dia akan menjadikan Nunew miliknya agar tidak ada orang lain yang mendahuluinya.

*
*
*

Nunew sudah berada di kampus, duduk di kursi panjang dengan meja panjang juga dan terdapat kursi lain di depannya, di bawah pohon yang berada tidak jauh dari fakultasnya. Menikmati es krim dan suasana kampus, beberapa mahasiswa dan mahasiswi juga duduk sembari membaca buku di bawah pohon. Kampus Nunew termasuk kampus yang memiliki banyak pohon yang rindang dan taman untuk mahasiswa atau mahasiswi belajar dan istirahat sembari menunggu jam kuliah masuk.

Nunew menunggu Nat yang belum datang karena ke siangan, beruntung kuliah diundur 30 menit karena dosen lagi ada halangan tidak bisa tepat waktu.

"Boleh duduk di sini?" Nunew menoleh ke asal suara, seseorang berada di sampingnya kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku almamater. Nunew mengerjapkan matanya saat bertumpuk dengan orang yang masih berdiri di sampingnya.
"Boleh" singkat Nunew memalingkan wajahnya, dia tidak sanggup lebih lama menatap mata orang yang akhir-akhir ini membuat jantungnya berdetak kencang.
Zee duduk menghadap Nunew
Nunew diam tidak bergeming begitupula dengan Zee yang masih menatapnya. Zee memandang Nunew lekat, memperhatikan setiap inci wajah Nunew.

"Indah" batin Zee. Satu kata mendeskripsikan orang yang saat ini Zee perhatikan.

Nunew mengehela nafas pelan, dia menyadari Zee sedang memperhatikannya tapi dia bingung harus bagaimana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nunew mengehela nafas pelan, dia menyadari Zee sedang memperhatikannya tapi dia bingung harus bagaimana.
"Nu,"
Nunew berdesir mendengar panggilan yang baru saja terdengar oleh telinganya, suara itu terdengar lembut dan juga membuat Nunew tak karuan. Jantungnya mulai berdetak lebih kencang lagi, wajahnya memerah.
" I, iya phi" gagap Nunew rasanya seluruh badanya tidak memiliki tenaga untuk menjawab.
" Es krim kamu meleleh" ujar Zee melihat es krim yang Nunew pegang meleleh mengenai jarinya.
"Ng..iya"
Nunew segera mengambil tisu di dalam tasnya, membersihkan jari-jarinya yang terkena es krim.
" Nunew bodoh, tuh es krim meleleh kena jari tapi kamu nggak sadar. Ini keliatan banget nggak ya, aku salting di depan phi Zee. Aaaaa....malu"
Nunew menggerutu dalam hati kecilnya, lagi, lagi dia mencoba menenangkan diri. Zee sekarang mengalihkan perhatiannya ke handphone, wajahnya tampak serius.
Zee tiba-tiba beranjak dari tempat duduknya, Nunew yang melihatnya terkejut.
Tanpa pamit Zee langsung pergi dengan langkah cepat, Nunew melihat langkah Zee sampai tubuhnya hilang dari pandangan.
"Ada apa ya?" Gumam Nunew

*
*
*

" Apa yang kamu lakukan di sini!" Teriak Zee suaranya menggelegar dalam ruangan. Dengan cepat Zee menghampiri nyonya Wabvanya yang berada di dekat pria yang sangat Zee benci, menarik tangan nyonya Wabvanya agar menjauh dari pria yang kini tersenyum melihat anaknya menggeram marah.
"Apa kabar anakku?" tanya Kripat
"Ck, aku bukan anakmu, sekarang pergi dari sini!"
"Oh berani sekarang membentak ayahmu" senyum Kripat
" Kripat sebaiknya kamu pergi " ujar nyonya Wabvanya, dia melihat Zee sudah sangat marah.
"Vanya, aku ke sini ingin berbaikan dengan kalian, aku menyesal telah meninggalkan kalian." Nada Kripat dibuat selembut mungkin untuk membujuk Wabvanya dan Zee.
"Menyesal katamu, setelah sekian tahun baru menyesali perbuatanmu. Omong kosong dengan penyesalanmu, aku tidak akan pernah menerimamu." Ketus Zee
"Aku sungguh-sungguh tulus menyesali perbuatanku, aku ingin seperti dulu berkumpul bersama kalian." Kripat melangkah mendekati Zee dan wabvanya.
"Apa karena kebangkrutanmu, kamu baru menyesal. Aku selalu ingat perbuatan kasarmu dan aku tidak akan pernah memaafkanmu"
senyum ketir Zee menghiasi wajahnya.
"Vanya," Kripat berlutut di depan mereka sembari kedua tangannya menelungkup.
Zee memanggil satpam untuk mengusirnya, dia sudah tidak tahan lagi dengan pria yang sudah menyakitinya dan mamanya berada terlalu lama di depannya. Satpam menarik kedua tangan Kripat untuk berdiri dan keluar dari rumah.
"Pergi jangan pernah kembali" ujar Zee

My Universe (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang