"Senja itu begitu indah, tidak salah jika aku mengaguminya"
🧡
Rasanya lega. Fakta bahwa aku masih bisa merasakan indahnya dunia, melihat indah karya-Nya.Rasanya lega, aku masih berada disini.
Aku, bersyukur.
🧡
Sore itu, aku menghabiskan hari menikmati semilir angin dan deru ombak. Burung yang bebas mengepakkan sayapnya di atas langit jingga, juga matahari yang mulai tenggelam menyisakan cakrawala yang temaram.
Menatap langit menuju senja, membuatku terdiam seribu bahasa.
Sunyinya membawaku kembali menjelajah waktu yang telah lalu, mengingatkanku akan setiap detik yang telah terlewati. Memutar kembali memori yang telah lama tersimpan, hingga terbesit sebuah pertanyaan
Kapan?
mungkin sudah lama, lama sekali. Hingga aku lupa kapan terakhir aku merasakan indahnya langit sore hari. Jika aku dapat meminta, izinkan aku untuk dapat kembali, setiap hari mulai berganti malam, setiap senja mulai datang. Izinkan aku untuk bahagia layaknya hari ini dan untuk hari-hari esok. Karena sejatinya, aku butuh amunisi untuk siap berlayar, mengarungi samudera raya alam semesta.
Dan jika hari itu datang....
"Hey, sudah menunggu lama?" tanyanya membuatku menoleh.
aku rela melepas segalanya.
Aku mengangguk, mengiyakan. "Kau tidak marah kan? bakso mercon itu benar-benar gila, hingga aku tidak sanggup menolak panggilan alam" katanya. Ia melepas alas kakinya lalu duduk tak jauh di belakangku.
Mengapa? Jawabannya singkat, dan aku sudah mengetahuinya sejak lama.
Karena dia tidak terlalu menyukai laut, suka menghanyutkan katanya. Aku sedikit terkekeh. Tingkah lakunya tak pernah berubah, ia masih orang yang sama.
"Tidak ada yang bisa marah kepadamu, tenang saja"
Ia mengangguk, "Tidak bisa marah atau memang tidak ingin marah? aku harap kali ini kau akan marah lantas memukulku karena datang terlambat" ia menghela napasnya, "setidaknya kau bisa luapkan perasaanmu. Jangan kau pendam sendirian, aku pun ingin tahu" tambahnya. Kami pun terdiam, menatap lekat langit yang masih tersisa semburat jingga-nya.
Mengetahui raganya ada disini, membuat kenangan indah itu kembali terlintas, seperti siang malam yang datang dan pergi, silih berganti. Membangun kembali ruang-ruang hati yang telah kosong. Memori itu terus berdatangan, seakan ingin merenggut diriku untuk kedua kalinya.
Aku lagi-lagi menoleh, berharap ini bukan lagi ilusi.
Jantungku berdetak cepat, lamunanku buyar, pikiranku sirna. Ia datang dengan rasa, bukan hampa. Netranya dengan berjuta makna tetiba menatapku lekat. Lantas kami bertemu mata dengan mata.
"Senja itu begitu indah, tidak salah jika aku mengaguminya" katanya.
"Tapi kau terlambat, senja-nya sudah usai" balasku. Kami sama-sama terdiam kembali tenggelam dalam suasana.
"Bagiku, Senja tak akan pernah usai. Senja-ku akan selalu kembali," ia menghela napas, "di sini" tegasnya.
Lagi-lagi aku terdiam, butuh waktu untuk mencerna kata-katanya. Langit benar-benar sudah gelap, jingga pun sudah tak lagi terlihat.
Oh, sudah waktuku untuk pulang.
Aku segera berdiri, mengibaskan rokku sedikit, setidaknya membuat pasir itu turun. "Maaf, aku harus pulang" kataku sembari melangkahkan kaki menjauh dari pandangannya. Entah mengapa ia abai, acuh terhadap diriku. Menoleh pun tidak.
Sepasang kaki ini terus melangkah di atas pasir putih lembut itu, sembari sesekali melihat raganya yang masih terdiam di sana.
Aku memang harus pulang, tetapi, mengapa rasanya enggan?
ku coba menoleh sekali lagi, berharap ia menyadari kepergianku. Aku menatapnya lekat, butuh beberapa waktu untuk menyadarkan diri bahwa aku yang lebih dulu meninggalkannya.
"Terima kasih,
sudah datang berkunjung" ucapku sebagai salam perpisahan, membiarkannya tenggelam dalam lamunan.Lantas di tengah desiran ombak yang beriak, suara itu menghentikan langkahku. Membuatku mengerti mengapa aku belum merelakan diri untuk pergi. Nyatanya, karena rasa itu masih tertahan di sini, di pantai ini, di laut ini.
"aku merindukanmu, Senja"
🧡
Heyoooo apa kabar?kisah ini ku buat gak bakal panjang, krn ku gk bisa buat cerita yg alurnya berat ternyata :( huhuhuu
Semoga suka yaw,silakan kalau mau lanjut bacanya, jgn lupa bintangnya. Makasii ✨
-RevaZoe.
1022
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Selepas Senja
Short StoryMaka dari itu, jangan samakan kisahku dengan kisahmu, atau kisahnya maupun kisah orang lain. Jalan kami berbeda, cara kami memilih dan bertahan hidup pun berbeda. Namun satu yang harus kau tahu (dan aku pun ingin sekali kau tahu) jangan ambil keputu...