04.

288 47 3
                                    

// Age Switch!! //
.
.
.
.
.
.
.
.

🕊🕊🕊


Malamnya, setelah semua rangkaian acara pernikahan selesai, juga acara makan malam keluarga besar selesai, Dhika lebih memilih untuk menepi. Memisahkan diri dari kerabat-kerabatnya yang terlihat masih berbincang-bincang.

Berjalan seorang diri memasuki rumah. Tujuannya adalah kamar pribadinya. Dhika ingin segera mengakhiri hari yang melelahkan ini.

Meski hari ini ia lebih banyak diam, tetap tak bisa dipungkiri, badan dan juga pikirannya terasa sangat lelah.

Sesampainya di kamar, Dhika langsung merebahkan tubuh di kasur. Memejamkan mata sejenak sembari memijat pelan kedua pelipisnya.

Rasanya begitu nyaman setelah seharian penuh dibuat lelah oleh serangkaian acara pernikahan. Hingga tanpa disadari, rasa kantuk mulai muncul. Lama-kelamaan, Dhika mulai kehilangan kesadaran.

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Rasanya Dhika baru saja memejamkan mata, namun saat ia membuka mata, melihat jam di dinding, ternyata sudah jam 2 pagi. Itu berarti sudah 4 jam Dhika tertidur.

Dan sekarang, Dhika terbangun gara-gara mendengar suara pintu kamarnya diketuk dari luar.

Dengan sedikit kesal, Dhika bangkit dari ranjang, kemudian berjalan ke arah pintu kamar. Memutar kunci lebih dulu, setelah itu baru membuka pintu tersebut.

Dari yang semula ngantuk, wajah Dhika berubah tegang begitu matanya bersitatap dengan mata Julian yang sedang berdiri didepan pintu.

Terlihat sama tegangnya seperti Dhika.

"Maaf... Aku ganggu.." ucap Julian merasa tidak enak pada Dhika. Apalagi saat melihat wajah bangun tidur Dhika.

"Ada apa?" Dhika bertanya.

Julian tak langsung menjawab, ia diam dulu. Bingung mau jawab bagaimana. Ia kesini mau numpang istirahat sebenarnya, tapi bingung gimana ngomongnya sama Dhika.

Tadi, Aditama yang memaksanya kesini. Niat awal, Julian sudah ingin pulang, mau istirahat di apartemennya saja, karna ia paham, pasti Dhika tidak nyaman kalau harus tidur bareng dengannya.

"Kalo gak ada apa-apa, gue tutup pintunya" ucap Dhika membuyarkan lamunan Julian.

"Ah.. Itu.." Julian semakin gugup, pandangan matanya sudah ke mana-mana, ia masih bingung mau ngomong bagaimana.

Yang akhirnya membuat Dhika tambah jengkel. Ia sudah mau menutup pintu, namun segera ditahan oleh Julian.

"Tunggu... Eum... Aku... boleh masuk?" tanya Julian akhirnya. Entah Dhika paham atau tidak maksudnya.

Kini giliran Dhika yang terdiam. Dilihat dari raut wajahnya, sepertinya dia langsung paham maksud pertanyaan Julian.

"Maaf, tapi gue lagi pengen sendiri..." jawab Dhika pelan.

Mendengar itu, Julian hanya bisa tersenyum kecil. Ia tidak marah ataupun kecewa, karena dari awal ia sudah menduga, Dhika pasti belum bisa menerimanya.

"Oke.. Gak apa-apa kok" Julian kembali tersenyum. "Yaudah, sekarang kamu boleh balik tidur lagi. Maaf ganggu...." ucapnya memberi usapan lembut di rambut Dhika sebelum berbalik, hendak pergi dari sana.

Namun, baru dua langkah, Julian berhenti lagi. Kembali menghadap Dhika.
"Dhika..." panggilnya, berhasil menghentikan gerakan tubuh Dhika yang hendak menutup pintu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang