"Hei, Chaeryeong!"
Langkahnya terhenti, merasa cengkeraman di lengannya menariknya untuk menjauh dari sesosok gadis tengah menatap mereka dengan datar — sama sekali tidak bersahabat.
Apalagi dirinya terlihat seperti anak berandalan, anak-anak nakal — itu yang sering ia dapatkan.
Meskipun dirinya seorang gadis, tiada siapapun mau berteman dengannya jika statusnya sebagai berandalan.
Bahkan tak ada orang menyukainya, yang ada malah membencinya, ada juga murid memintanya pindah dengan kasar.
Gadis itu berbalik memastikan mereka sudah jauh dari gadis bermasalah itu lalu menghela nafas lega, lalu menajamkan pandangannya ke Chaeryeong yang kebingungan.
"Sudah kubilang, jangan mendekat dia! Dia itu anak nakal! Bahkan satu sekolah sudah tahu tentangnya!"
"Tapi dia tidak terlihat baik-baik—"
"Maka itu sebabnya dia anak nakal, apapun itu jangan pernah berurusan dengannya atau dirimu akan terlibat dalam masalahnya. Aku sungguh tidak mau kau kenapa-kenapa."
Chaeryeong mengulas senyum tipis, sebenarnya dia gelisah, melihat seseorang melompat dari lantai dua dengan keadaan terluka.
Lebih parahnya bagian perutnya terlihat bercak merah membuat Chaeryeong ingin membantunya justeru ditarik oleh sahabatnya sebelum ia membantu gadis itu.
Entah kenapa, dia merasakan gadis itu adalah gadis yang baik-baik tak seperti orang bicarakan namun Chaeryeong yakin dengan katanya, gadis itu bukanlah gadis berandalan.
Ia percaya itu.
"Setelah pulang sekolah, mau kemana?"
Mendengar itu, Chaeryeong sontak tertoleh sesaat, lalu terdiam sejenak, "aku ingin mengunjungi sesuatu tempat dulu kemudian aku akan menyusul mu di sana."
Minju menoleh khawatir, "mau aku temani?"
Bukan apa, hanya saja Chaeryeong tak pernah keluar sendiri yang jauh dari sekolah.
Apalagi gadis itu tak pernah keluar dari rumah. Benar-benar anak penurut.
Minju takut, gadis itu tak sengaja bertemu dengan gadis nakal itu berujung maut.
Melihat raut khawatir Minju membuatnya tersungging senyuman menyakinkan, "tidak apa, lagipula aku sudah dewasa, setidaknya aku ingin bebas untuk melakukan apa yang aku ingin."
Chaeryeong benar, dirinya bukanlah anak kecil harus ditemani setiap saat.
Minju menghela nafas, dengan berat hati ia mengangguk sambil menatap sahabatnya tak rela, mengulum bibirnya saat anak berandalan itu lagi-lagi menjadi topik hangat pembicaraan murid.
Chaeryeong tentunya tidak mengetahui apa-apa tentang gadis itu, ia lebih menyibukkan diri dengan buku-buku tebal di perpustakaan sekolah atau di rumah, tiada waktunya untuk bermain seperti remaja umumnya.
Meskipun orang tuanya telah mengizinkannya untuk berjalan atau bermain bersama teman-temannya, justeru ia memilih untuk pergi perpustakaan umum dan kembali membaca buku tebal tersebut.
"Chaeryeong,"
"Hum,"
"Jika engkau bertemu dengan gadis berandalan itu, jangan pernah berniat mendekatinya untuk membantunya, ingat pesanku."
Chaeryeong memilih mengangguk daripada menanyakan apakah sebabnya karena gadis itu menjawab; "karena dia berandalan."
— s a v e m e —

KAMU SEDANG MEMBACA
save me • yuchae [✔️]
Fanficdia itu anak baik, tapi mengapa semua orang membencinya? © zvywrte, 2O22.