Pt. 4 | Barang bukti

10 1 0
                                    

Lokasi: Apartemen tempat kejadian

Haga mengintrogasi setiap penghuni kamar yang dekat dengan kamar Isabella, namun ternyata tidak ada yang mengetahui tentang kedatangan seseorang pada malam kejadian pembunuhan itu. Hal ini pun yang menjadi kendala Haga dalam menyelidiki kasus ini, bukti yang dia dapatkan tidak menunjukkan tanda-tanda dari pelaku.

Haga POV:

Setelah selesai mengintrogasi setiap tetangga kamar Isabella, dan tidak mendapatkan petunjuk apapun, aku terdiam sejenak, yang kupikirkan adalah bagaimana bisa si bejat itu melancarkan aksinya dengan sangat mulus bahkan tidak meninggalkan jejak sedikit pun.
Aku bersandar pada dinding apartemen, tepat di depan kamar gadis malang itu, dari semua orang yang ku introgasi gadis itu sepertinya memang sangat baik.

Di tengah-tengah lamunanku, telepon ku tiba-tiba berdering, aku melihat nama yang tertera disana adalah ayah Isabella. Aku cukup terkejut, karena aku belum lama pulang dari rumah sakit dan dia mengatakan bahwa mereka akan segera membawa jenazah Isabella kembali ke kampung halamannya. Aku segera menjawab teleponnya.

"Selamat siang, ada apa?" Aku mendengar perkataan pria paruh baya itu dengan seksama, sekitar 10 detik dia berbicara
"Baik, saya akan segera kesana... tunggu sebentar" setelah mengatakan itu, dia kemudian menutup teleponnya. Aku segera berlari menuju mobilku untuk pergi ke rumah sakit.

Lokasi: Rumah sakit

Aku langsung saja menuju ke kamar jenazah, aku begitu terburu-buru hingga menabrak seorang pria yang membawa seember air dan alat pel, sepertinya dia adalah cleaning service rumah sakit.
*BUGHH!!
Dia terjatuh dengan posisi duduk, dan ember air bekas pakai untuk mengepel lantai otomatis isinya tumpah dan membuat lantai rumah sakit itu kembali kotor, aku merasa bersalah karena telah menabrak pria itu.

"Duh maaf mas, saya ngga sengaja...saya buru-buru" aku menolong pria itu, jika diperhatikan ternyata umurnya masih muda, tidak jauh.
"Duh iya mas, ngga papa...lain kali hati-hati aja mas" ucapnya
"Yah jadi tumpah semua mas, perlu saya bantu?" Tanyaku padanya
"Hehe gausah mas, makasih yah...masnya juga lagi buru-buru, gapapa kok mas" balasnya. Dia kemudian memasukkan sebuah bungkusan ke sakunya dan mulai membersihkan tumpahan air bekas pel lantai yang tumpahannya semakin menyebar, pria itu menolak untuk aku bantu, katanya itu sudah menjadi tugasnya, hal itu membuatku sedikit takjub dengan pria ini, masih muda dan benar-benar tekun dalam bekerja. Tidak lama kemudian, terlihat satu orang pria yang berseragam sama seperti dirinya untuk membantunya.

Melihat hal itu aku sedikit lega karena ada yang membatunya, aku pun berlalu pergi dan segera menuju ke kamar jenazah, ternyata di luar ruangan keluarga itu sudah menunggu ku dari tadi.
"Akhirnya kamu sampai juga Haga, dari tadi kami sudah menunggu, ada sesuatu yang ingin kami katakan...ini tentang jenazah Isabella" ucap ayah Isabella yang terlihat serius, dan sedikit cemas
"Memangnya ada apa? Kenapa tiba-tiba kalian memanggil saya kesini?" Tanya ku penasaran
"Saat suster menyerahkan barang-barang Isabella, ternyata ibunya menyadari ada sesuatu yang hilang disana" jawabnya serius
"Benar, kalung yang dipakai Isabella tidak ada, saya ingat betul dia ngga pernah melepaskan kalung itu dari lehernya" ibu Bella kemudian menimpali

Suasana menjadi serius setelah mengetahui ternyata ada barang Bella yang hilang di lokasi kejadian.
"Kami yakin, kalau kalung itu diambil oleh pelaku yang membunuh Isabella" ucap ibu Bella
"Nak Haga, tolong bantu kami untuk menemukan kalung itu...bukan masalah harganya, tapi itu adalah kalung warisan dari neneknya Isabella dan sudah turun temurun, kami takut kalung itu disalahgunakan oleh orang lain" lanjutnya
"Bagaimana ciri-ciri kalungnya?" Tanyaku

Wanita paruh baya itu menyebutkan bahwa kalung itu terbuat dari emas, dan terdapat permata berwarna biru ditengahnya.
"Kalian sudah menghubungi polisi?" Tanyaku pada mereka lagi
"Iya, kami sudah menghubungi mereka, kami pikir itu tersangkut di kantong jenazah, tapi mereka mengatakan tidak ada kalung disana. Tempat kejadiannya juga sudah dibersihkan dan mereka tidak mendapatkan apa-apa disana" jawab ayah Isabella.

Detektif HagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang