Prolog

7 1 2
                                    

Aku ingin mengulur waktu setiap detiknya
Kala ku menutup mataku
Dan kau pun memelukku dari belakang

.

.

.


DUG... Suara penutup pintu bagasi yang ditutup oleh Ibara membuyarkan isi lamunan adik kembarnya, Ibana. "Fyuh, akhirnya semuanya selesai" ujar Ibara sambil bersandar di kaca mobil sedan berwarna merah miliknya.

Sorot mata adik kembarnya itu masih menatap kedua pasangan di hadapannya dengan malas.

"Ibana?" sapa suara lembut milik gadis asal negeri JinLong dengan surai panjang sehitam arang bergaya himecut. Manik secerah ruby berkedip heran menatap adik kekasihnya. "Kuharap kau tak sedih jika kakakmu tak mengajakmu berlibur bersama kami" ia terlihat merasa bersalah.

"Ayolah, nanti ku bawakan kue beras dengan saus keju kesukaanmu itu" bujuk Ibara agar adiknya rela ditinggal olehnya untuk berlibur.

"Oh sungguh? Ayolah, aku bukan anak usia enam tahun lagi!" adiknya kesal, ia hanya bisa menendang batu kerikil di ujung sepatu bootsnya.

"Benarkah? Tapi sikapmu memang tak berubah jika kau tak diajak ikut serta bepergian" sang kakak melipat tangannya di depan dada.

"Bukan itu. Sungguh, masalahku bukan itu. Aku juga tak ada niat mengganggu 'bulan madu' kalian tuh"

"Lalu?"

Kedua adik kakak itu saling menatap dengan tatapan sinis.

"S-sudahlah kalian..." Shuwan, atau kekasih Ibara yang bermarga Liu itu berusaha melerai keduanya.

Ibana mengepal tangannya kemudian menghembuskan nafas "Kalian berhati-hatilah" kemudian ia pergi berjalan cepat begitu saja. Keduanya menatap sosok Ibana hingga menghilang melewati gerbang parkir asrama.

"Tidak apa, ia memang bersumbu pendek seperti itu" ujar Ibara sambil membuka pintu mobil depan untuk Shuwan duduk"

Setelah keduanya berada di dalam mobil, pintu kaca di ketuk, Shuwan membuka jendela kaca di sampingnya. Disitu Ibana yang kembali lagi berkata tanpa memandang mereka "Jika ada sesuatu segera hubungi aku" kemudian ia segera berjalan kembali ke arah asrama.

"kami berangkat" Ibara berpamitan meski adiknya sudah tak ada di sisi mobil tersebut.

Di tengah perjalanan shuwan bertanya "...tadi, kenapa Ibana bersikap aneh?"

"Tiga hari lagi ulang tahun kita juga minggu depan adalah hari kelulusan kita di Akademi, mungkin ia marah karena takut jika aku pulang tak tepat waktu?"

"hmm... seharusnya kita melakukan trip menuju kota setelah kelulusan saja"

"Justru aku khawatir jika setelah kelulusan kita akan sulit bertemu"

Shuwan memandang kekasihnya yang bersurai pendek sehitam obsidian dengan manik kuning tajam yang selalu menatap dengan penuh wibawa. Ia tahu bahwa calon suaminya ini seorang penerus salah satu klan besar bernama Kuro di negeri Yamato sekaligus Executor  berbakat, mungkin sebagian hidupnya akan ia dedikasikan pada pekerjaannya, bukan untuk dirinya.

Namun hal itu tak membuatnya sedih, selagi ia dapat mendampinginya menjadi support system dalam tim tempurnya maka bagi Shuwan itu akan baik-baik saja.

Baginya, berada disisi orang yang membuatnya nyaman adalah hal yang utama. Daripada ia harus diam dibawah aturan ketat keluarganya yang tak masuk akal itu.

Juga trip kali ini adalah perjalanan pertama bagi Shuwan untuk keluar melihat kota Autumnward di Land of Academia yang terkenal dengan keindahan pohon mapplenya, adik kembar sang kekasih juga menyebutkan kalau disana ada sebuah kuil orang Yamato yang menyembah dewa matahari yang di tinggali oleh seorang miko keturunan bangsa kitsune, atau dengan kata lain ia adalah manusia setengah rubah. itu membuat sang putri dari istri ke-4 Ketua Liu menjadi bersemangat untuk mengunjunginya.

"Shuwan'er, kau keberatan jika kelak aku sibuk dan berpisah lama karena pekerjaan?" 

"Aku tahu akan hal itu, menjadi penerus Klan bukanlah hal mudah" jawab Shuwan lembut, kemudian ia meneruskan "Unit Crescent Twins kalian pun sedang dipandang oleh HQ atas kinerja yang sangat baik saat pemurnian roh di atap gedung serbaguna kampus beberapa bulan yang lalu." Shuwan menggenggam tangan Ibara pelan. "Maka dari itu, meski aku hanya tim pendukung, tapi aku senang bisa bertarung bersamamu dan Ibana untuk melindungi penduduk sipil"

"Shuwan... kau tahu, jika sebenarnya Ibana---

"!!!"




to be continued

Dream DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang